Kekurangan dan Kelebihan Vaksin Covid-19 Sinovac yang Dibeli Indonesia

KalbarOnline.com – Saat ini perlombaan ilmiah oleh para peneliti dari negara Barat dan Tiongkok sedang terjadi terkait vaksin Covid-19. Bahkan negara Barat yakni melalui vaksin Pfizer-BioNTech telah memulai vaksinasi di Inggris. Sejumlah vaksin dari negara Barat juga sudah mengumumkan tingkat kemanjurannya. Sementara vaksin dari Tiongkok masih menjadi pertanyaan.

Baca juga: Tiba di Indonesia, 1,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tunggu Izin BPOM

Inggris bukan satu-satunya negara yang meluncurkan kandidat vaksin minggu ini. Kanada juga sudah menyetujui vaksin Pfizer. Bagaimana dengan vaksin dari Tiongkok?

Sinopharm

Pada Rabu, (9/12) Uni Emirat Arab menyetujui vaksin oleh pembuat obat milik negara Tiongkok, Sinopharm untuk distribusi domestik yang luas dan mengklaim bahwa vaksin Sinopharm 86 persen efektif dalam mencegah infeksi Covid-19 setelah menganalisis data dari uji coba fase III. Langkah tersebut merupakan sinyal bahwa pembuat vaksin Tiongkok tidak jauh dari negara Barat, yakni Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca.

Namun, di antara para ilmuwan, pengumuman UEA telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang vaksin Sinopharm. UEA tidak mengungkapkan data uji coba fase III kepada publik.

Baca Juga :  Ternyata Joe Biden Mengetahui Dirinya Menang Pilpres AS dari Cucunya

Sangat berbeda dengan pembuat vaksin Barat, Sinopharm bahkan tidak mengakui secara terbuka bahwa vaksinnya telah disetujui. Seorang juru bicara afiliasi Sinopharm di Hongkong menolak permintaan komentar pada Fortune dan seorang juru bicara di Beijing menutup telepon seperti dilansir New York Times ketika dikonfirmasi. Pada bulan Oktober 2020, pimpinan Sinopharm Liu Jingzhen menyatakan bahwa perusahaan telah mendistribusikan vaksinnya kepada hampir 1 juta orang di Tiongkok sebelum kesimpulan uji klinis.

Sinovac

Salah satu mitra Sinopharm di Tiongkok, pembuat vaksin swasta Sinovac, lebih transparan, tetapi mungkin memiliki serangkaian masalah di masa lalu. Sinovac saat ini sedang menguji kandidatnya dalam uji coba fase III di Brasil, Indonesia, dan Turki, dan telah berjanji untuk mematuhi protokol ilmiah.

Perusahaan juga menerbitkan hasil uji coba fase II dalam jurnal medis peer-review, sesuatu yang belum dilakukan Sinopharm. Tapi saham Sinovac telah ditangguhkan di Nasdaq selama lebih dari setahun sebagai bagian dari pertarungan tata kelola perusahaan yang berlarut-larut.

Dilansir dari Fortune, Jumat (11/12), Sinovac sempat tersandung skandal suap tahun 2016, terkait aplikasi persetujuan aplikasi obat. Ketika itu pemimpinnya, Yin Hongzhang dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara karena korupsi, tetapi Sinovac tidak didakwa atas perannya dalam kasus suap.

Baca Juga :  Kembali dari Indonesia, Pria Singapura Tak Akui Tertular Covid-19

Kelebihan Vaksin Tiongkok

Akan tetapi, di balik kekurangan Sinopharm dan Sinovac, mereka punya keunggulan dibanding pembuat vaksin Barat. Vaksin Sinovac dan Sinopharm semuanya didasarkan pada bentuk virus yang tidak aktif. Vaksin dapat disimpan kira-kira pada suhu lemari es rumah (2 hingga 8 derajat Celcius) dan lebih mudah diakses oleh negara-negara berpenghasilan rendah.

Sinovac dan Sinopharm sama seperti vaksin dari raksasa farmasi Inggris, AstraZeneca, juga tidak memerlukan jaringan rantai dingin untuk distribusi. Bedanya, AstraZeneca sudah menerbitkan data sementara fase III dalam jurnal medis yang ditinjau oleh sejawat minggu ini.

Pada November, Nikkei Asian Review menerbitkan peta yang menunjukkan 26 negara yang telah mencapai kesepakatan dengan vaksin Tiongkok atau telah setuju untuk melakukan uji coba fase III. Misalnya negara di Asia, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment