Cerita Bripka Budi Arie Tjahyadi, Personel Polres Ketapang yang Jadi Pasukan Perdamaian PBB

“Di sana kita disambut oleh anak anak yang berteriak ‘give me yam yam, Indonesian tamam’,” ungkap Budi.

Setelah bertugas di Golo, Budi bersama pasukan berpindah ke Kota El Fasher, Sudan.

Perjalanan tersebut tersana sangat berat dan berkesan, karena melewati pegunungan dengan medan yang ekstrem.

Padang pasir yang luas dan jalan yang dilewati merupakan daerah kekuasaan milisi Janjawied yang sangat berbahaya.

“Setelah enam hari, Alhamdulillah seluruh pasukan Satgas Garbha II FPU 12 Indonesia tiba dengan selamat di Super Camp Elfasher,” ucap Budi.

Tugasnya di Super Camp El Fasher, tidak jauh beda dengan tugas di Golo.

Namun lebih fokus kepada pengamanan aset dan staf PBB, karena sejak 31 Desember 2020, misi penjaga perdamaian UNAMID di wilayah Darfur, Sudan, telah berakhir.

Baca Juga :  Penanganan Kasus Dugaan Korupsi oleh Polres Ketapang Terkesan Mandek

Saat ini, pasukan militer dan personel polisi hanya fokus memberikan keamanan untuk kegiatan penarikan, personel, dan aset misi dalam rangka penutupan misi dan likuiditas.

Di mana pasukan militer dan polisi dipulangkan dari wilayah Sudan yang ditutup menjelang batas waktu penarikan 30 Juni lalu, dan hampir semua staf sipil dipisahkan dari misi tersebut.

Namun, karena UN meminta pasukan polisi terbaik untuk pengamanan masa likuiditas, sehingga hanya 360 personel Polisi Guard Unit yang tersisa di UNAMID.

“Alhamdulillah, saat ini pasukan Indonesia terpilih menjadi Guard Unit sebanyak 140 personel, bersama Pakistan 140 personel, dan Nepal 80 personel,” ungkap Budi.

Mereka bertugas untuk melindungi staf PBB yang masih bekerja, dan aset PBB yang tersisa sampai masa likuiditas berakhir selambat-lambatnya pertengahan tahun depan.

Baca Juga :  Kondisi Wali Kota Pontianak Dipastikan Stabil

Meski tanggung jawab utama untuk keamanan berada di tangan Pemerintah Sudan. Budi merasa senang dan bangga dan terkadang sedih saat menjalankan misi.

Senang karena mendapatkan pengalaman berdinas di luar negeri. Bangga karena bisa mengharumkan nama bangsa, institusi dan keluarga di dunia internasional.

“Sedih karena harus terpisah dengan keluarga dengan fasilitas komunikasi yang sangat terbatas,” ucap Budi.

Budi bertugas di Darfur sejak 5 September 2020. Dia berangkat bersama tiga personel Polda Kalbar lainnya, yaitu Iptu Priyono, Brigadir Intan Septiana dan Brigadir Muhammad Riszki Alamsyah.

Sebelumnya, mereka telah melalui seleksi ketat yang diselenggarakan oleh Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Mabes Polri.

“Setiap tahun, Polda Kalbar mengirimkan personel untuk mengikuti seleksi,” kata Budi.

Comment