Alasan Grup Djarum Tak Lagi Menjadi Sponsor Turnamen PBSI pada 2021

KalbarOnline.com-Yoppy Rosimin kesulitan mengingat, kapan awal mula Djarum dan seluruh grup usahanya terlibat dan berpartisipasi dalam memberikan dukungan dana kepada PP PBSI.

Setelah berpikir sejenak, Yoppy yang merupakan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation tersebut mengatakan Djarum sudah intens menyokong PP PBSI sejak era kepengurusan Try Soetrisno. Tepatnya mulai periode 1985 sampai 1993.

Sejak saat itu hingga kini, Djarum selalu terlibat membantu dalam pendanaan induk olahraga bulu tangkis nasional itu. Hal yang paling jelas terlihat adalah, Grup Djarum konsisten menjadi sponsor kejuaraan nasional dan internasional yang berlangsung di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, Djarum memang aktif sebagai sponsor utama atau bahkan menggelar ajang-ajang penting seperti Indonesia Open, Indonesia Masters, Superliga, Kejuaraan Nasional PP PBSI, sampai Sirkuit Nasional.

Unit usaha yang berada di bawah Grup Djarum mulai dari BCA, Blibli.com, Tiket.com, Yuzu Isotonic, Fox’s, Polytron, sampai Djarum Foundation, dan yang terbaru Kopi Caffino konsisten menjadi sponsor turnamen-turnamen nasional dan internasional.

Namun, dukungan itu akan selesai tahun ini dan tak berlanjut pada 2021. Menurut Yoppy, kontrak dengan PP PBSI akan berakhir pada 31 Desember 2020. Dan hingga tengah Desember ini, belum ada pembicaraan bagaimana nasib kerjasama PP PBSI dan Grup Djarum. “Sekarang, saya tidak bisa menjawab dilanjut atau tidak,” ucap Yoppy kepada KalbarOnline.com.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) dan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin saat berbincang dengan peserta Audisi Umum Bulu Tangkis PB Djarum 2019 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah. (Donny Setyawan/Jawa Pos Radar Kudus)

Yoppy yang juga Ketua Umum PB Djarum tersebut mengatakan faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah adanya pandemi Covid-19. Inilah yang mengubah semua rencana yang sudah disusun. “Belum pernah terjadi sebelumnya (Djarum tak jadi sponsor, Red),” kata Yoppy.

Tetapi sebetulnya, penarikan diri Djarum tidak sesederhana itu.

Sumber KalbarOnline.com yang merupakan pengurus PP PBSI periode 2016-2020 mengatakan bahwa Djarum sempat kesal terhadap kritik, isu, dan desas-desus yang berkembang jelang Musyawarah Nasional PP PBSI 2020, 5 sampai 6 November lalu.

Saat itu, muncul omongan miring bahwa Djarum ingin terus menjadi sponsor karena punya kepentingan terselubung. Kedua, Djarum dituding ingin menguasai dan tampil dominan dalam bulu tangkis Indonesia.

Baca Juga :  Lakukan Pembantaian, Pemain 19 Tahun No 54 Dunia ke Final Grand Slam

Sedangkan yang ketiga, beberapa orang calon pengurus baru mengatakan sangat yakin PP PBSI akan survive tanpa dukungan Djarum. Sebab, mereka bakal mendapatkan dukungan dana dari empat konglomerat di Indonesia dan juga sejumlah BUMN. Pendek kata, PP PBSI tidak terlalu bergantung pada aliran dana dari Djarum.

Ketika isu tersebut dikonfirmasikan kepada Yoppy, dia tidak membenarkan atau membantah. “Iya saya sempat dengar. Kalau ada tuduhan seperti itu ya kami marah. Karena faktanya tidak seperti itu. Saya bisa tunjukkan bahwa hal itu sama sekali tidak benar,” ucap Yoppy.

“Jika nantinya ada banyak perusahaan yang masuk ke PBSI ya semakin bagus. Kami gembira. Bukan berarti tidak happy ya,” tambahnya.

Djarum sendiri mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menjadi sponsor bulu tangkis Indonesia.

Sumber KalbarOnline.com lainnya membisikkan bahwa untuk memasang logo Blibli.com di kaus pemain tim nasional saja, Djarum diperkirakan mengeluarkan uang segar antara Rp 30 sampai 40 miliar pertahun. “Kalau hitung-hitungan dagang jelas tidak mungkin. Itu cuma karena Pak Victor (Hartono, Red) yang mau bantu saja,” kata sumber KalbarOnline.com.

Victor Rachmat Hartono adalah putra sulung pemilik Djarum, Robert Budi Hartono. Saat ini, Victor merupakan Direktur Operasi PT Djarum dan Presiden Direktur Djarum Foundation.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat berlaga di final All England 2020 melawan pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Baju Marcus/Kevin disponsori oleh Blibli.com. (Oli Scarff/AFP)

Salah satu pos anggaran terbesar Djarum yang rutin keluar setiap tahun adalah menjadi sponsor utama dan penyelenggara sirkuit nasional. Pertahun, Djarum diperkirakan mengeluarkan dana mencapai Rp 400 sampai Rp 500 juta untuk setiap seri Sirkuit Nasional.

Mantan pemain nasional Dinar Dyah Ayustine tampil membela Pertamina Fastron pada ajang Djarum Sirkuit Nasional 2019. (Angger Bondan/Jawa Pos).

Pada 2019 lalu, PP PBSI menggelar delapan kali sirnas. Artinya Djarum yang memakai nama Djarum Foundation, ‘menyumbang’ Rp 3,2 miliar hingga Rp 4 miliar sebagai sponsor utama.

Selain Djarum Foundation, tahun lalu Sirnas juga disponsori oleh perusahaan apparel olahraga asal Tiongkok Li-Ning dan perusahaan peralatan bulu tangkis nasional Flypower. Selain uang tunai, Li-Ning dan Flypower memberikan bantuan berupa karpet dan shuttlecock.

Li-Ning, menurut sumber KalbarOnline.com mengeluarkan uang tunai sponsorship mencapai Rp 1,2 miliar untuk Sirnas 2019 (Rp 150 juta perseri). Sementara itu Flypower membantu dana Rp 600 juta (Rp 75 juta perseri). Nama-nama merek milik Djarum antara lain Blibli.com, Caffino, Fox’s, dan Tiket.com juga nongol sebagai sponsor di banyak sudut lapangan.

Baca Juga :  Pemerintah Siapkan 426 juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat

Pada 2020, Sirnas batal digelar karena pandemi Covid-19. Padahal rencananya, ajang itu dihelat di delapan kota. Djarum Foundation, Li-Ning, Flypower, dan Polytron menjadi sponsor ajang tersebut. Polytron sendiri adalah perusahaan elektronik milik Djarum.

Lewat nama BCA, Djarum juga mengeluarkan dana yang sangat besar, mencapai miliaran rupiah sebagai sponsor utama turnamen raksasa Indonesia Open. Anggaran terbesar, salah satunya adalah promosi di televisi dan media massa.

Dikonfirmasi soal kebenaran angka-angka tersebut, Yoppy hanya tertawa lebar. “Jangan tanya ke saya, silakan tanya ke PBSI. Tetapi, jangan dibicarakan lah Mas, nanti saya dikira sombong,” ucap Yoppy. Tawanya kembali berderai.

Walau tanpa dukungan Djarum, Yoppy yakin Sirkuit Nasional dan Kejuaraan Nasional akan tetap terselenggara. Sebab, menggelar dua ajang tersebut adalah salah satu amanat musyawarah nasional.

Selain menarik diri sebagai sponsor, Yoppy juga memastikan diri mundur sebagai pengurus. Pada kepengurusan 2016-2020, Yoppy duduk sebagai koordinator bidang dana dan usaha PP PBSI. Peran Yoppy sangat krusial. Tugas utamanya adalah mencari sponsor. Termasuk memberikan standar dan aturan main soal perusahaan-perusahaan yang akan masuk dan mensponsori pemain nasional secara mandiri.

“Delapan tahun rasanya sudah cukup. Saya tetap ingin membantu dari luar kepengurusan terutama bidang-bidang bisnisnya. Saya memang mundur, tetapi saya tidak tahu bagaimana sikap teman-teman (Djarum) yang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepengurusan PP PBSI 2020-2024 belum terbentuk. Sebelumnya, Ketua Umum PP PBSI Firman Agung Sampurna berjanji akan mengumumkan susunan pengurus baru satu bulan setelah dia terpilih secara aklamasi pada 6 November. Namun, ternyata janji itu meleset.

Saat ditanya soal alasan mengapa pengumuman pengurus baru sampai molor, Agung menjawab bahwa pihaknya tidak mengalami masalah apapun. “Tidak ada kendala,” ucap Agung seperti dikutip dari Antara.

Comment