Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Menag: Akhir Minggu Ini Aturan Penyelenggaraan Natal Terbit

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Beda dengan UN, Asesmen Nasional Bakal Diikuti Kelas 5, 8, dan 11

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Perangi Terorisme, Ini yang Harus Dilakukan Gus Yaqut Sebagai Menag

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Malam Pergantian Tahun Berjalan Lancar, Kapolri Apresiasi Masyarakat

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Pencairan BSU Guru Madrasah Non PNS Tunggu Notifikasi Bank

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  26 Ribu Jemaah Umrah Siap Berangkat, Tapi Masih Tunggu Kebijakan Arab

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Terima Kunjungan Badan Pembina Ideologi Pancasila

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Jika Hasilnya Valid, Indonesia Negara Pertama yang Punya Obat Covid-19

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Revisi UU MK Dinilai Tidak Memiliki Manfaat Secara Institusi

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Relawan IDRT, Rela Hadapi Risiko Kematian demi Misi Kemanusiaan

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Orang Terkaya di RI Tokal PSBB DKI, Surati Presiden Jokowi

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment

Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

KalbarOnline.com, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengingatkan para guru madrasah untuk tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan di masa pandemi dunia pendidikan mengalami perubahan signifikan.

Pesan tersebut dia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di kantor Kemenag Rabu (12/8). ’’Di masa pandemi ini, dunia pendidikan alamai perubahan signifikan. Menuntut guru berinovasi,’’ tuturnya.

Dia mencontohkan dalam kondisi normal, guru mudah untuk memantau pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi di tengah pandemi seperti sekarang ini, guru tidak bisa melakukan pemantauan kegiatan belajar siswa. Sebab para siswa melakukan kegiatan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Meski Belajar di Rumah, Kemenag Pastikan Guru Madrasah Tetap Dibayar

’’Sekarang guru dituntut memanfaatkan teknologi informasi,’’ jelasnya. Fachrul mengatakan madrasah saat ini diberi kesempatan untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi dia mengatakan harus tetap memenuhi atau menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Selain itu madrasah juga tetap bisa melanjutkan pembelajaran atau modifikasi antara tatap muka dan online.

Terkait dengan program Garda Kagum, Fachrul mengatakan sebuah program untuk mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas. ’’Dalam kondisi pandemi, pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Menag Sebut Kepergian Malik Fadjar Kehilangan Besar Dunia Pendidikan

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul, para di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kemenag. Sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan berbasis komunitas itu.

Fachrul berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Baca Juga :  Luncurkan Garda Kagum, Menag Minta Guru Madrasah Terus Berinovasi

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. ’’Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti,’’ Katanya. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment