Serius Tangani Stunting Melawi, Pj Gubernur Harisson Turun Langsung Berikan Edukasi Gizi 

KalbarOnline, Melawi – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memberikan perhatian serius terhadap penanganan stunting di Kabupaten Melawi. Lantaran berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, stunting Melawi berada pada angka 44,1 persen.

Salah satu komitmen nyata yang dilakukan Pj Gubernur Harisson yakni dengan turun memberikan edukasi gizi yang menyasar kepada ibu hamil, ibu bayi dan balita di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Cempaka, Desa Sidomulyo, Kecamatan Nanga Pinoh, pada Sabtu (14/10/2023).

Tak sendiri, Pj Gubernur Harisson bersama Pembina Posyandu Provinsi Kalbar, Windy Prihastari juga memberikan demo memasak gizi seimbang dan pemberian makanan tambahan bagi anak dengan langsung didampingi oleh dokter spesialis anak dan gizi.

Di Posyandu Melawi itu, Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar turut mendampingi Pj Gubernur Harisson dan Pembina Posyandu Kalbar Windy Prihastari.

Baca Juga :  Kepanitiaan BIMP-EAGA Dibagi Dua, Sekda Kalbar: Daerah Sudah Siap 90 Persen

“Kita akan berupaya keras dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Melawi,” kata Pj Gubernur Harisson.

Dirinya menyebutkan, bahwa pencegahan stunting menjadi sangat penting terutama untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) cerdas dan unggul. Terlebih pada 2045 mendatang, Indonesia diprediksi akan menjadi empat negara terbesar di dunia.

Kemudian pada 2045 Indonesia juga akan memasuki bonus demografi, di mana tenaga kerja lebih banyak dibanding SDM dengan usia 60 tahun keatas. Lalu pada 2045 pula, akan banyak perusahaan besar yang menanamkan investasi di Indonesia termasuk Kalbar.

“Untuk menyambut hal tersebut, maka kita harus mempersiapkan SDM yang cerdas dan unggul. Sehingga pada bursa tenaga kerja mereka akan bisa menduduki posisi penting,” jelas Harisson.

“Jika mereka stunting maka kecerdasan mereka berkurang pada 2045, kita tidak ingin pekerja kita menjadi tenaga kasar,” sambungnya.

Baca Juga :  Inilah Cara Mudah Mengajari Anak Minta Maaf

Harisson mengingatkan, upaya pencegahan stunting bisa dimulai sejak dini terutama pada remaja putri diantaranya dengan memastikan mereka tidak anemia. Lalu ibu hamil juga harus dipastikan agar tidak mengalami kekurangan gizi. Serta bayi harus upayakan gizinya tercukupi dengan baik.

“Kita harus upayakan remaja putri tidak mengalami anemia, ibu hamil tidak mengalami kekurangan gizi serta bayi lahir gizinya tercukupi,” ungkap Harisson.

Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson juga mendorong keterlibatan perusahaan-perusahaan lewat Corporate Social Responsibility (CSR) untuk turun langsung ke posyandu. Misalnya dengan memberikan makanan tambahan dan demo masak gizi seimbang bersama ibu-ibu.

“Kita keroyokan turun ke posyandu untuk mempersiapkan generasi yang sehat dan unggul untuk mencegah stunting,” tutup Harisson. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment