AS Catat Rekor Tertinggi Penularan Harian Covid-19

KalbarOnline.com – Amerika Serikat (AS) memecahkan rekor. Berdasar data yang dirilis Johns Hopkins University, negara yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut pada Kamis (29/10) mencatat 91.295 penularan baru dalam 24 jam. Itu adalah kasus harian tertinggi sejak pandemi Covid-19 menghampiri Negeri Paman Sam. Di rentang waktu yang sama, terdapat 1.021 kematian karena penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut.

Sejak pertengahan Oktober terjadi lonjakan penularan di AS. Per Sabtu (31/10) total kasus di negara adidaya itu mencapai 9.341.490. AS duduk di posisi pertama sebagai negara dengan angka penularan dan kematian tertinggi secara global. Total penduduk yang kehilangan nyawa akibat Covid-19 mencapai 235.483 orang.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Dr Anthony Fauci menegaskan bahwa langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19 tetap harus diterapkan meski nanti vaksin sudah diproduksi masal. Sebab, proses vaksinasi butuh waktu panjang, mungkin berbulan-bulan. Vaksin juga tidak seutuhnya sempurna untuk melindungi tubuh.

Baca Juga :  Anggap Sepele Gejala, Muncul 7 Kasus Covid-19 di Kepolisian Singapura

Langkah-langkah pencegahan akan dikurangi secara berkala. Termasuk kerumunan publik. Namun, Fauci menuturkan bahwa anak-anak harus kembali ke sekolah secepatnya, lebih cepat daripada bioskop dibuka dengan kapasitas penuh. ”Saya tidak ragu akan hal itu,” ujar anggota Satgas Covid-19 Gedung Putih tersebut seperti dikutip Fox News.

Sementara itu, gelombang penularan Covid-19 secara global terus meroket. Rabu (28/10) angka penularan global juga mencatat rekor tertinggi. Dalam sehari ada lebih dari 500 ribu kasus baru. Dalam dua pekan ada kenaikan kasus harian hingga 25 persen.

Baca Juga :  Kunjungi Tunangan di Singapura, Pria Prancis Ternyata Positif Covid-19

Belakangan ini beberapa negara Barat dan sebagian wilayah Amerika Latin melaporkan adanya rekor angka penularan harian. Mereka langsung mengambil langkah-langkah untuk menekan laju penularan. Namun, hal serupa tidak dilakukan di AS.

Di sisi lain, lonjakan kasus membawa ”berkah” bagi perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19. Perdagangan saham Moderna dan BioNtech pada Kamis lalu naik setelah mereka memaparkan kemajuan perkembangan vaksin yang mereka teliti. Moderna naik 13 persen dan BioNtech 11 persen. Fokus para investor meningkat pada vaksin-vaksin yang potensial karena terjadi kenaikan kasus di AS dan Eropa.

Moderna mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah aktif menyiapkan peluncuran vaksinnya. Sedangkan Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Jerman mungkin akan melakukan vaksinasi tahun ini menggunakan vaksin milik BioNtech.

Comment