Posisi Sulit Pebulu Tangkis Indonesia di Turnamen Puncak Akhir Tahun

KalbarOnline.com-Dampak absen dari Denmark Open 2020 membuat waswas. Ranking World Tour Finals (WTF) beberapa pemain Indonesia melorot. Makin jauh dari posisi aman. Yaitu, 8 besar.

Saat ini, yang masih berada di posisi tiga besar hanya Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Untuk Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, posisinya cukup rawan. Mereka berada di posisi ketujuh.

Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti mengakui hal itu cukup berat. Kemungkinan bagi mereka yang terlempar dari 8 besar memang sulit. Meski, masih ada kesempatan mendongkrak ranking dalam leg Asia Open 2020 mendatang. ’’Kami tidak tahu (Asia Open) ini dikirim atau tidak. Kalau tidak dikirim, pasti tidak mungkin bisa masuk (WTF),’’ ungkap Susy.

  • Baca Juga: Ranking Melorot, Anthony Ginting-Jonatan Christie Buru Poin di Bangkok
Baca Juga :  Nyaris Kalah di Game 2, Unggulan No 2 dari Indonesia Menang Dramatis

Memang ranking WTF dan Olimpiade beda. Namun, WTF masuk turnamen yang seeded-nya di turnamen Race to Olympic. Ini sejalan dengan misi PBSI yang menargetkan seeded bagus di Tokyo tahun depan.

Susy melihat, bagi pemain di luar 8 besar, itu memang sulit. Posisi 7 atau 8 masih memungkinkan. Beda halnya jika ranking-nya terlempar terlalu jauh. Seperti yang terjadi pada Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Sementara ini, Jonatan terdampar di posisi ke-19 dan Ginting di posisi ke-17 peringkat world tour.

Dia melihat faktor kondisi tahun ini yang sulit mengikuti pertandingan. Bukan karena performa atlet yang buruk. ’’Jadi, saat awal tahun sampai Maret, yang lebih banyak mengikuti pertandingan otomatis poinnya lebih banyak. Sudah gitu, dilihat hasil kejuaraannya,’’ jelas perempuan 49 tahun itu.

Baca Juga :  Segrup dengan Pemain Muda, Minions Punya Tantangan Berat Jadi Juara

Marcus/Kevin berada di posisi ketiga karena mereka mengikuti Indonesia Masters 2020 dan All England 2020. Susy melihat itu terjadi karena keadaan yang tidak memungkinkan.

’’Ini bukan acuan peta kekuatan atau ranking yang sesungguhnya. Kalau yang banyak ikut turnamen dan hasil bagus, pasti dapat ranking yang lebih tinggi,’’ imbuhnya.

Comment