Cuaca Ekstrim di Mekkah, Satu Jamaah Haji Asal Ketapang Sakit

KalbarOnline, Ketapang – Jamaah haji Indonesia banyak mengalami masalah kesehatan karena cuaca panas ekstrim di tanah suci Mekkah. Suhu udara yang tinggi dan kelembaban yang rendah tak pelak mendatangkan masalah kesehatan bagi para jamaah haji. Dehidrasi karena panasnya cuaca di tanah suci menjadi salah satu masalah yang dihadapi jamaah haji Indonesia.

Selain itu, cuaca panas ekstrim di Makkah tidak hanya berdampak pada dehidrasi terhadap jamaah haji Indonesia, tetapi juga tak sedikit jamaah haji Indonesia yang kakinya melepuh karena kepanasan serta mengalami sakit.

Kepala Kantor Kemenag Ketapang, H. Ikhwan Pohan mengatakan, jelang puncak rangkaian kegiatan haji yang jatuh pada tanggal 11 Agustus mendatang, seluruh jamaah haji asal Ketapang tidak mengalami kendala yang berarti. Namun, diakuinya sampai saat ini hanya terdapat satu orang jamaah haji yang mengalami sakit, tetapi masih dapat menjalankan ibadah.

Baca Juga :  Pemkab Gelar Apel dan Ikrar Netralitas ASN di Pilkada Ketapang 2020

“Hanya ada satu orang (jamaah) yang mengalami sakit, itupun bukan berarti tidak bisa mengikuti rangkaian ibadah haji. Namun, masih bisa dibantu rekan – rekan lainnya,” ujarnya saat dikonfirmasi , Senin (29/7/2019).

Lebih lanjut, Ikhwan Pohan menjelaskan, perubahan iklim di tanah suci yang berbeda dengan daerah asal para jamaah haji menjadi penyebab para jamaah mengalami sakit, baik flu, demam dan penurunan stamina.

“Cuaca yang berbeda tentu akan memengaruhi kesehatan tubuh para jamaah. Namun, tim medis kita selalu siap di sana,” ungkapnya.

Baca Juga :  Besok Ketapang Lakukan Vaksinasi Perdana

Ikhwan Pohan menyebut, untuk fasilitas penginapan para jamaah memang cukup jauh dari Masjidil Haram. Namun, dengan berabagai fasilitas di tanah suci, hal tersebut dapat ditangani sehingga para jamaah dapat melaksanakan ibadah tanpa hambatan berarti.

“Untuk penginapan, kebetulan agak jauh dari Masjidil Haram tapi di Mekkah inikan semua fasilitas sudah tersedia. Ada bus salawat namanya yang siap menjemput jamaah ke Masjidil Haram,” jelasnya.

Ia menambahkan, pada tahun 2019  ini, pelayanan terhadap jamaah haji mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti untuk konsumsi yang diberikan selama 25 hari, sehingga hanya beberapa hari saja jamaah haji yang tidak mendapat jatah konsumsi. Hal tersebut disebabkan karena jarak yang menyulitkan petugas untuk mendistribusikan makanan kepada para jamaah haji.

“Konsumsi Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan, karena tahun sebelumnya di Mekkah, jamaah haji tidak diberikan konsumsi,” tandasnya. (Adi LC)

Comment