Bantah Statement Anies, Pj Gubernur Harisson Pastikan Harga Bapok Stabil Cenderung Turun

KalbarOnline, Pontianak, – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memastikan harga sejumlah bahan pokok (bapok) stabil menjelang tahun baru. Bahkan rata-rata harga bapok di pasar tradisional justru turun. Termasuk salah satunya di Pasar Flamboyan Kota Pontianak.

Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Kalbar Harisson saat dimintai keterangan perihal statement salah satu calon presiden (capres) yang menyebut harga bapok di Pasar Tradisional Flamboyan Kota Pontianak tinggi.

“Rata-rata harga bahan pokok cenderung turun dan stabil dari harga sebelumnya, kami rutin setiap hari melakukan pemantauan di pasar-pasar tradisional,” kata Harisson, Selasa (26/12/2023).

Harisson mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) dan Dinas Ketahanan Pangan, secara rutin hampir setiap hari selalu melakukan pemantauan harga bapok.

Harisson pun selalu rutin turun langsung melakukan pengecekan harga bapok di 14 kabupaten kota. Dalam setiap kunjungan kerja (kunker), turun langsung ke pasar tradisional menjadi agenda wajib Pj Gubernur Harisson. Di pasar tradisional ia berbincang langsung dengan para pedagang untuk mengetahui perkembangan harga.

Harga bapok yang terkendali di Provinsi Kalbar juga bukan hanya sekadar isapan jempol belaka, hal itu dibuktikan dengan data perkembangan inflasi per November 2023. Provinsi Kalbar menduduki peringkat ketiga inflasi terendah se Indonesia dengan nilai 2,01 (y-o-y).

“Jadi untuk inflasi di Kalbar pada November, kita (Kalbar) di angka 2,01 persen. Ini berarti kita tiga provinsi dengan inflasi terendah setelah Aceh dan Papua,” kata Harisson.

Harisson mengungkapkan, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemprov terkait penurunan angka inflasi sudah cukup berhasil, seperti operasi pasar dan gelar pangan murah yang rutin dilaksanakan di sejumlah daerah se-Kalbar yang juga melibatkan Bulog Kalbar.

“Karena kita (pemprov) sering melaksanakan pengendalian harga di pasar, di beberapa kabupaten kota kita melakukan operasi pasar, gelar pangan murah, lalu kita juga melakukan pembagian-pembagian secara gratis bahan kebutuhan pokok (bapok) kepada masyarakat yang kurang mampu,” jelasnya.

Baca Juga :  Kapolda Kalbar Tegaskan Tidak Akan Tolerir Pelaku Street Crime

Salah satu langkah nyata Pemprov Kalbar untuk mengendalikan harga bapok diantaranya dengan menggencarkan operasi pasar. Seperti menjelang Natal beberapa waktu lalu, operasi pasar gencar digelar hampir di seluruh kabupaten kota.

Dalam operasi pasar tersebut Pemprov Kalbar menjual berbagai bapok dengan harga lebih murah dari pasaran. Di Kabupaten Sanggau misalnya, dalam operasi pasar di sana, Pemprov Kalbar menjual beras Rp 60 ribu per lima kilogram, gula pasir Rp 14 ribu per kilogram, dan minyak goreng Rp 15 ribu per kilogram.

“Jadi hari ini kami menjual beras premium itu Rp 60 ribu per lima kilogram, biasanya di pasar itu harganya sekitar Rp 16 – Rp17 ribu per kilogram, kalau ini Rp 12 ribu per kilogram,” kata Harisson.

“Jelang Natal dan Tahun Baru, perayaan hari besar agama ini, kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok pasti meningkat,” sambungnya.

Selain itu, dijelaskan Harisson, dalam operasi pasar tersebut juga dijual gula pasir seharga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara jika dilihat dari harga normalnya saat ini, gula pasir di pasaran dijual Rp 17 ribuan per kilogram. Termasuk juga minyak goreng dijual Rp 15 ribu per kilogram, lebih murah dari harga normal di pasaran seharga Rp 17 ribu per kilogram.

“Jadi selisih harganya kami (pemprov) subsidi. Ini untuk meringankan beban masyarakat seperti yang diperintahkan Pak Presiden, Pak Jokowi, agar pemerintah daerah terus meringankan beban masyarakat,” ujarnya.

Ia pun mengimbau pemerintah kabupaten/kota rutin melaksanakan operasi pasar, dan gelar pangan murah. Kemudian juga memberikan bantuan sosial (bansos) bapok kepada masyarakat kurang mampu.

“Saya harap Bulog juga terus membanjiri pasar dengan beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan), untuk mengontrol harga beras premium di pasaran,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kalbar, Syarif Kamaruzaman juga memastikan, kalau harga harga bahan pokok penting (bapokting) di pasar tradisional stabil bahkan cenderung turun.

Baca Juga :  Pj Gubernur Harisson Dukung Cap Go Meh Kota Pontianak Jadi Event Nasional

Pihaknya secara rutin setiap hari melakukan pemantauan harga bapokting lewat Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP). Dari pemantauan itu diketahui harga komoditas pangan stabil dan cenderung turun dari beberapa waktu sebelumnya.

“Harga bahan pokok stabil dan cenderung turun seperti bawang dan cabai rawit, termasuk juga di Pasar Flamboyan,” kata Syarif.

Dirinya menyebut, di Kota Pontianak terdapat lima pasar tradisional yang menjadi titik pemantauan dan evaluasi setiap hari. Diantaranya Pasar Flamboyan, Pasar Kemuning, Pasar Dahlia, Pasar Teratai dan Pasar Mawar.

Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut pun menurutnya harus dilaporkan ke Kementerian Perdagangan  (Kemendag) setiap harinya.

“Kami memantau rutin setiap hari dari hari Senin sampai Kamis, kami lakukan pemantauan karena setiap jam 10 pagi kami harus melaporkan ke Kemendag,” jelasnya.

Dirinya mencontohkan, seperti komoditas telur menurutnya sekarang paling mahal sudah berada pada harga 1.900 rupiah per butir. Selanjutnya cabai rawit sekarang sudah berada pada kisaran harga 40 hingga 60 ribu rupiah per kilogram.

Sehingga ditegaskan Syarif, memang harga rata-rata bahan pokok penting disaat sekarang stabil dan cenderung mengalami penurunan.

“Harga bahan pokok sekarang stabil dan beberapa komoditas turun,” ungkapnya.

Dalam upaya pengendalian harga bahan pokok, Pemprov Kalbar menurutnya terus menggempur dengan berbagai cara, salah satunya operasi pasar. Langkah tersebut diakuinya ampuh menekan harga bahan pokok. Diantaranya beras yang di pasaran kembali stabil pada kisaran 14 hingga 15 ribu rupiah per kilogram.

“Terlebih dengan beras program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) yang telah ditentukan HET-nya,” kata dia.

Diungkapkan Syarif, sepanjang 2023, Pemprov Kalbar sendiri telah menggelar 160 kali operasi pasar di 14 kabupaten kota. Lalu dalam satu minggu rutin digelar dua kali operasi pasar pada daerah-daerah yang menjadi perhitungan inflasi.

“Sepanjang 2023 kami (Pemprov Kalbar) sudah menggelar 160 kali operasi pasar di 14 kabupaten kota,” pungkasnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment