Letakkan Batu Pertama SMAN 5 Simpang Hilir, Sutarmidji Sebut KKU Butuh 5 SMA/SMK Lagi

KalbarOnline, Kayong Utara – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji meletakkan batu pertama pembangunan unit sekolah baru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin siang (24/7/2023). Kegiatan yang diadakan di Desa Batu Barat itu, turut dihadiri Bupati Kayong Utara Citra Duani.

“Lahan ini sudah lama disiapkan pihak perangkat desa dan juga kecamatan. Terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah membangun sekolah baru di Kayong Utara ini,” ungkap Bupati Kayong Utara Citra Duani dalam sambutannya.

Menurutnya untuk tahun ini, tidak hanya satu sekolah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) membangun dua SMA sekaligus di kabupaten tersebut. Di mana satu SMA lagi di Desa Padang, Kepulauan Karimata.

“Tentu dengan dibangunnya dua SMA ini, sangat membantu putra putri dan orang tua, sehingga sekolah bisa lebih dekat,” katanya.

Baca Juga :  Safari Dialogis di Kembayan, Sutarmidji Berikan Pesan Khusus Kepada Pemuda

Citra juga merasa bersyukur, dari sejak kabupaten tersebut dimekarkan selama 16 tahun, baru tahun ini kembali ada sekolah baru yang dibangun.

“Jadi saya sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih untuk dua sekolah yang dibangun. Sesuai arahan dari Pak Gubernur pelajar untuk dua sekolah tersebut juga sudah mulai diterima tahun ini, dan sementara menumpang di SMP terdekat,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Kalbar Sutarmidji mengungkapkan, dalam lima tahun pemerintahannya bersama Wakil Gubernur (Wagub) Ria Norsan total ada 54 sekolah baru dibangun baik Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibangun Pemprov. Meski awalnya ditargetkan bisa lebih banyak mencapai 100 sekolah baru.

“Sejak menjabat gubernur saya berencana membangun 100 SMA/SMK se-Kalbar, tetapi hingga tahun ajaran 2023 hanya terwujud 54, dan penambahan ruang belajar baru,” ujarnya.

Baca Juga :  Menatap Kalbar 2018, Sutarmidji: Insha Allah, Saya Akan Jajaki Independen Dulu

Tidak tercapainya target pembangunan 100 sekolah baru, menurut Midji-sapaan karibnya bukan karena Pemprov tidak memiliki anggaran. Hal itu kata dia, karena terhambat kurangnya tenaga guru atau pengajar, dan pengelola sekolah yang akan dibangun.

“Ada yang bilang lulusan FKIP banyak, tapi sekarang syarat menjadi guru tidak bisa langsung mengajar, itu juga yang jadi masalah,” terangnya.

Khusus di Kayong Utara, ia menyebut tahun ini ada dua sekolah yang dibangun. Dan direncanakan bakal terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Bahkan orang nomor satu di Kalbar itu memperkirakan, Kabupaten Kayong Utara masih membutuhkan sekitar lima SMA/SMK lagi.

“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Kayong Utara,” pungkasnya.

Comment