Berurai Air Mata, Ratu Nina Jawab Klarifikasi Sultan Melvin

Nina mengatakan, melalui kuasa hukumnya, ia telah mengajukan banding atas putusan Pengadilan Agama Pontianak. Sehingga menurutnya sangat aneh, jika dirinya disebut sebagai mantan istri. Apalagi yang menggugat cerai adalah Sultan bukan dirinya.

“Perlu diketahui, Sultan menikahi perempuan lain tanpa izin dari saya. Ini perlu saya sampaikan untuk menepis kabar yang beredar bahwa pernikahan Sultan dengan perempuan lain itu atas izin saya,” katanya.

Menurut Ratu Nina, Sultan Melvin telah melanggar sumpahnya atas nama Allah dan Rasul. Bahwa saat itu Sultan Melvin, kata Nina, bersumpah tidak akan menceraikannya, sekalipun menikahi perempuan lain.

Ratu Nina kembali menegaskan bahwa kedatangannya ke Istana Kadriah pada saat acara penobatan bukan untuk membuat keributan. Sebab dirinya merasa masih merupakan istri sah Sultan Melvin secara hukum negara. Sehingga ia mempunyai hak untuk mendampingi sultan dalam acara apapun.

Baca Juga :  Ribut-ribut Soal Jalan Rusak di Medsos, Padahal di Kalbar Tinggal 20-an Persen Lagi

Nina mengaku, saat prosesi ritual adat dilakukan, dirinya mengikuti dengan baik. Walaupun saat itu anak dari Tanaya Ahmad diberi gelar pangeran.

“Setelah pemberian gelar datok dan datin, saya izin masuk kepada panglima untuk mendampingi Sultan. Kemudian ada acara pemberian gelar maha ratu terhadap perempuan lain. Saya bertanya kepada Sultan atas dasar apa perempuan itu dinobatkan sementara dirinya masih istri sah Sultan. Kalau memang pemberian gelar itu hak prerogatif Sultan, kenapa Sultan tidak berpikir bijak untuk menyelesaikan masalah perceraian terlebih dahulu,” kata Nina Widiastuti.

Baca Juga :  Sekda Kalbar Terima Panitia Semarak Khazanah Arab Khatulistiwa

Nina merasa sangat keberatan jika seseorang yang telah merusak dan menghancurkan rumah tangganya dinobatkan menjadi maha ratu. Karena perbuatan perempuan itu sudah merusak marwah Kesultanan Kadriah Pontianak dan perbuatan itu bukanlah contoh akhlak dan adab yang baik bagi masyarakat.

“Silakan masyarakat yang menilainya. Karena kehadiran pelakor dalam rumah tangga saya dan Sultan Pontianak yang awalnya baik-baik saja menjadi hancur,” katanya.

“Saya harap peristiwa yang saya alami ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat. Tidak merasa benar dan bahagia bila kebahagiaan yang kita rasakan itu di atas air mata saudara kita,” Nina Widiastuti sambil terus mengusap air matanya.

Comment