Liburan Berpotensi Picu Kenaikan 1,5 Persen Kasus Baru, Tetap Taat 3M

KalbarOnline.com – Musim liburan tak luput dari pergerakan atau perpindahan orang dari satu daerah ke daerah lain. Otomatis virus Korona pundibawa atau ditransmisikan oleh orang ke orang melalui mobilitas, seperti musim liburan kali ini. Maka, penting untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 3M yakni wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun.

Dalam talkshow bersama BNPB baru-baru ini, Epidemiolog Universitas Padjajaran dr. Dwi Agustian menegaskan fenomena Covid-19 menginfeksi dari orang ke orang. Infeksi identik dengan populasi perpindahan orang yang bisa menaikkan angka kasus baru.

Baca Juga :  Negara di Asia Diingatkan Akan Ancaman Pangan saat Pandemi Covid-19

“Peneliti di luar negeri menghitung, setiap kenaikan 1 persen dari pergerakan populasi bisa menaikkan potensi kasus baru sampai 1,5 persen,” kata dr. Dwi Agustian.

Menurutnya liburan tentu saja bisa berpotensi menaikkan angka kasus baru. Maka untuk mencegahnya semua tergantung pada perilaku masyarakat.

  • Baca Juga: Hati-Hati, Covid-19 Berpotensi Menular Saat Masyarakat Demo

“Pergerakan orang ya bisa memicu infeksi. Kalau orang liburan itu ke mana biasanya? Jika berkumpul dengan kerumunan lain, atau aktivitasnya bersama-sama bisa meningkatkan potensi,” katanya.

“Maka selain protokol 3M, lebih baik datang ke lokasi wisata yang sepi dan aman. Berwisata dengan aman di mana sepi pengunjung,” paparnya.

Baca Juga :  Soal Protokol Kesehatan 3M, Tokoh dan Pejabat Wajib Beri Contoh Baik

Tapi, kata dia, jika tetap ingin mendatangi lokasi dengan mobilitas yang tinggi, tentu disiplin mematuhi protokol 3M harus lebih kuat lagi. Apalagi edukasi yang disampaikan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

“Jadi setiap kelompok ada kebijakan berbeda. Bicara dengan akademisi itu lain dengan kelompok pedagang misalnya. Yang penting messagenya sama tapi harus efektif. Sentuh perasaan masyarakat, misalnya salah satunya dengan kampanye Ingat Pesan Ibu,” tandasnya.

Comment