Masalah yang Umum Terjadi di Hari-hari Pertama Menyusui

Menyusui adalah sebuah proses alami untuk setiap ibu pasca-melahirkan. Sayangnya, menyusui bisa saja tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan karena berbagai faktor. Namun sebagai “pejuang cinta”, masalah ini tentu tak perlu menyurutkan niat mulia Mums untuk menyusui si Kecil, dong. Yuk, ketahui apa saja masalah yang umum terjadi di hari-hari pertama menyusui dan cara mengatasinya. Sssttt, bagi Mums yang sedang hamil, juga perlu tahu nih, informasi ini.

1. “Kok, ASI saya enggak keluar?”

Semua ibu baru umumnya beranggapan bahwa ASI pasti akan keluar segera setelah melahirkan. Namun nyatanya, ASI bisa saja mulai keluar di hari kedua atau ketiga pasca-persalinan. Bahkan pada beberapa ibu, ASI mulai keluar di hari kelima setelah bersalin.

Hal pertama yang harus Mums lakukan ketika berada dalam kondisi ini adalah tenang. Tak perlu panik dan stres. Percayalah bahwa setiap wanita dipastikan bisa memproduksi air susu yang cukup untuk bayinya, terlepas dari besar-kecilnya ukuran payudara. Dan perlu diingat, produksi ASI sangat tergantung pada konsep “permintaan dan penawaran”. Jadi, perbanyaklah dan perbaiki pelekatan menyusui, agar produksi ASI terus bertambah mengikuti kebutuhan si Kecil.

Selanjutnya, ketahui cara menyusui yang benar, yaitu memastikan pelekatan bayi sudah benar:

  • Dagu si Kecil menyentuh payudara.

  • Bibir bawah si Kecil terbuka keluar.

  • Mulut bayi terbuka lebar.

  • Areola masuk ke dalam mulut si Kecil.

  • Terdengar suara menelan, bukan berdecak.

  • Pipi bayi terlihat menggelembung.

  • Mums tidak merasa sakit.

Baca juga: Konsumsi Antibiotik Saat Menyusui, Amankah?

2. “Duh, payudara saya bengkak dan sakit banget!”

Kebalikan dari kondisi pertama, Mums baru juga bisa mengalami masalah payudara bengkak. Kondisi ini dirasakan dengan gejala payudara terasa sangat penuh, kencang, dan bayi menjadi sulit untuk menyusu.

Hal ini terjadi akibat ASI yang diproduksi tidak diimbangi dengan proses pengeluaran yang baik. Selain itu, adanya perubahan hormon dan darah ekstra yang mengalir ke payudara membuat payudara kian membengkak.

Untuk mengatasinya, pastikan posisi menyusu dan pelekatan si Kecil sudah tepat dan Mums tahu waktu si Kecil menyusu agar ASI tidak keburu mengumpul.

Baca Juga :  Mau Produksi ASI Lancar? Jangan Stres dan Selalu Bahagia ya, Mums!

Selain itu, beberapa cara lain yang bisa Mums lakukan untuk meringankan pembengkakan payudara, di antaranya:

  • Perah ASI

Banyak ibu yang beranggapan bahwa memerah ASI dapat memperparah pembengkakan karena semakin meningkatkan produksi ASI. Padahal, pembengkakan payudara terjadi karena ASI menumpuk di payudara dan pelekatan yang belum benar, sehingga hanya sedikit ASI yang diisap oleh bayi.

Itulah kenapa, pengosongan payudara tetap penting, terutama ketika mengalami pembengkakan. Karena jika kondisi ini terus dibiarkan, pembengkakan tersebut dapat menekan kelenjar air susu dan menurunkan produksi ASI.

Memerah ASI baik dilakukan setelah menyusui atau di antara jam menyusui. Mums juga bisa melakukannya sebelum si Kecil menyusu agar ia lebih mudah untuk mengisap dan payudara tidak terlampau kencang.

  • Mengompres payudara

Suhu hangat dapat memperbaiki aliran darah dan ASI. Beberapa saat sebelum jam menyusui si Kecil, cobalah letakkan kompres atau handuk hangat di atas payudara. Setelah itu, redakan bengkak dengan mengompres dingin payudara. Mums bisa menggunakan kompres dingin, handuk yang dibasahi air dingin, atau kubis dingin yang kabarnya banyak dilakukan para ibu dan efektif untuk meringankan pembengkakan.

Baca juga: RUU Ketahanan Keluarga: Cuti Melahirkan Menjadi 6 Bulan, Mums!

3. “Tolong, si Kecil menangis terus. Apa karena dia belum kenyang?

Lapar menjadi alasan paling umum mengapa bayi baru lahir menangis. Inilah mengapa Mums perlu mengetahui tanda-tanda umum si Kecil mendapatkan cukup ASI, seperti:

  • Terjadi pertambahan berat badan. Bayi umumnya akan kehilangan berat badan 7-10% dalam 5-7 hari pertama setelah dilahirkan. Bobotnya akan kembali bahkan lebih banyak setelah 2 minggu pasca-kelahiran. Maka, timbang si Kecil secara berkala dan pantau pertambahan berat badannya sekitar 140 sampai 200 gram dalam seminggu, sesuai kurva pertumbuhan.

  • Si Kecil buang air kecil sebanyak 6–8 kali dan pup sebanyak 3-5 kali dalam sehari ketika usianya 3-5 hari. Perhatikan pula konsistensi kotorannya. Idealnya, pup si Kecil berwarna kuning, cenderung cair, dan berukuran seperti 1 koin kecil. Menginjak usia 6 minggu ke atas, frekuensi buang air bisa saja berkurang, tetapi dengan kuantitas yang meningkat.

  • Tidur nyenyak setelah disusui dengan kepalan tangan terbuka, melepaskan isapan dari puting, mengalihkan kepala dari payudara, tubuhnya terasa melemas, dan kembali minta disusui setelah 2-3 jam.

Baca Juga :  Merawat Bayi dengan Berat Lahir Rendah

Bagaimana jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda belum cukup ASI? Tak perlu panik Mums karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengejar pertumbuhan si Kecil. Beberapa di antaranya adalah:

  • Perbaiki pelekatan menyusui dengan berkonsultasi kepada konselor laktasi atau dokter.

  • Susui si Kecil lebih sering dan sesuai permintaannya.

  • Kosongkan satu sisi payudara terlebih dulu, lalu tawarkan si Kecil sisi payudara lainnya.

  • Praktikkan metode power pumping, yakni perah ASI selama 20 menit, istirahat 10 menit, lalu perah kembali selama 10 menit, dan istirahat 10 menit. Lakukan metode ini selama satu jam setiap hari dan lihat perkembangan hasilnya dalam seminggu.

  • Cukupi istirahat dengan ikut tidur di saat si Kecil tidur. Agar kondisi ini bisa terlaksana dengan baik, komunikasikan kebutuhan Mums kepada suami dan bekerja samalah untuk pengaturan tugas rumah.

  • Penuhi asupan cairan minimal 3 liter atau 16 gelas per hari.

Jika diperlukan, Mums bisa saja meningkatkan kuantitas serta kualitas ASI dengan mengonsumsi suplemen pelancar ASI. Di antara sekian banyak pilihan, Herba ASIMOR memiliki beberapa keunggulan yang menguntungkan, lho.

Masalah yang Umum Terjadi di Hari-hari Pertama Menyusui 1

Herba ASIMOR mengandung kombinasi 2 tanaman herbal asli Indonesia, yaitu daun katuk dan daun torbangun, untuk meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam produksi ASI. Selain itu, ASIMOR mengandung fraksi bioaktif ikan gabus untuk menambah nutrisi ASI, mempercepat proses penyembuhan pasca-melahirkan, serta membuat bayi lebih kenyang karena ASI lebih kental.

Hasil uji konsumen pada Mums yang mengonsumsi Herba ASIMOR selama dua minggu menunjukkan hasil yang positif. Data menunjukkan, terjadi peningkatan berat badan bayi, peningkatan frekuensi berkemih, yaitu lebih dari 6 kali sehari, serta membaiknya kualitas tidur si Kecil sebanyak 21%. Wah, sebuah solusi yang lengkap untuk Pejuang Awal Kasih seperti Mums, nih! (AS)

Baca juga: Si Kecil Menyusu Terus-Menerus? Mari Berkenalan dengan Cluster Feeding

Sumber:

What to Expect. Common Breastfeeding Problems.

Baby Center. Reasons Baby Cries.

Comment