UAS Hadiri Dialog Kebangsaan di Pendopo Bupati Sintang

KalbarOnline, Sintang – Penceramah kondang, Ustadz Abdul Somad (UAS) berkesempatan menghadiri acara Dialog Kebangsaan Pasca Pemilu di Pendopo Bupati Sintang, Sabtu (02/03/2024). Dialog ini dihadiri sejumlah ormas lintas agama yang ada di Kabupaten Sintang.

UAS yang kala itu merupakan salah satu pembicara menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan negara terunik di dunia karena mampu menjalankan demokrasi dengan baik, di tengah perbedaan suku dan agama yang ada.

“Indonesia ini Negara terunik di dunia, bahkan, Inggris, Belanda hingga negara bagian Afrika harusnya belajar ke Indonesia. Bahkan, negara yang pernah menjajah Indonesia seperti Belanda saja seharusnya belajar demokrasi di Indonesia, ” katanya.

Baca Juga :  Bupati Jarot Tegaskan Pembinaan Olahraga Perlu Keseriusan: Lahirkan Atlet Berprestasi

Menurut UAS, salah satu mengapa Indonesia bisa bersatu hingga hari ini lantaran dijembatani oleh keberadaan satu bahasa yang sama. Ia juga mencontohkan seperti Afrika Selatan yang didominasi daratan, terpecah menjadi 50 negara bagian, karena bahasa.

“Kita bisa bertahan sampai hari ini, sejak 1945, sebelum itu kita kerajaan. Tidak perlu belajar di negara lain, kita jaga saja kerukunan dan kebersamaan ini, Insya Allah kita kita jadi bangsa yang besar,” kata UAS.

Pembicara lainnya, Sopian selaku Ketua Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional menyatakan, kalau suku Dayak memiliki kearifan lokal yang patut dipertahankan, yakni saling menghormati tamu dari manapun, baik yang berbeda agama maupun yang berbeda suku.

Baca Juga :  Dialog Kebangsaan Mahasiswa se-Kalbar, Wujudkan Pemilu Damai

“Nama-nama orang Dayak pun kadang diambil untuk menghormati tamu, seperti nama Sopian ini adalah nama orang Islam yang diberikan pada saya,” katanya.

Selain itu, Kepala Badan Kesatuan dan Politik (kesbangpol) Kabupaten Sintang, Kusnidar mengatakan, kalau nilai-nilai Pancasila seyogyanya harus terus dipedomani oleh masyarakat, dengan menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, menghormati hak dan kewajiban orang lain.

“Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan, kita dapat  bersatu karena perbedaan,” tandasnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment