Butuh Kerja Keras Bersama Turunkan Stunting, Tak Bisa Hanya Lip Servis

KalbarOnline, Pontianak, – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson menekankan pentingnya keterlibatan semua stakeholder dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalimantan Barat.

Termasuk sampai pada tingkat camat, hingga lurah, dan kepala desa yang juga harus menunjukkan keseriusan mereka dalam upaya nyata menekan angka stunting di Kalbar.

Maka dari itu, Harisson meminta kepada camat, hingga lurah dan kepala desa harus tahu intervensi apa yang sedang dilakukan dalam menangani stunting di wilayah kerja masing-masing.

“Jadi para camat, lurah dan kepala desa harus berkoordinasi dengan puskesmas, puskesdes, maupun puskesmas pembantu terkait penanganan stunting ini di wilayah masing-masing,” ujar Harisson.

Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Harisson, saat turun langsung memberikan edukasi gizi kepada ibu-ibu di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Shinta, di Desa Rasau, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Minggu (28/01/2024).

Maka dari itu, Harisson menekankan para lurah dan camat harus hafal anak-anak yang mengalami stunting di wilayah mereka masing-masing. Dengan demikian akan mudah untuk melakukan intervensi.

Dirinya pun menyebut para camat dan lurah juga harus memaksimalkan upaya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengentaskan stunting di wilayah mereka. Sehingga upaya untuk mencapai target penurunan stunting secara nasional bisa semakin maksimal.

Baca Juga :  Kunjungi Pasien DBD di RSUD Sanggau, Pj Gubernur Kalbar Minta Bupati Serius

“Para camat dan lurah harus memastikan ada langkah nyata intervensi yang dilakukan terhadap anak stunting,” tegasnya.

Harisson menekankan urgensi percepatan penurunan stunting di Indonesia. Menyambung pesan Presiden Joko Widodo, untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang, dengan memenuhi gizi anak sejak balita.

“Dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan, anak-anak kita harus mencapai top management level di dunia kerja. Tidak ada lagi buruh kasar,” jelasnya.

Harisson berharap adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang.

Lalu akibat stunting, kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti, hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan di sekolah.

Maka stunting harus dicegah sejak dini, mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun.

“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” ujar Harisson.

Ditekankan Harisson lagi, dalam penanganan stunting tidak hanya sekadar berakhir diomongan belaka atau lip servis. Misalnya usai dirinya turun langsung ke posyandu-posyandu, lantas setelah itu tidak ada tindak lanjut lagi dari pemerintah kabupaten kota.

Baca Juga :  Soal Deportasi PMI yang Positif Covid, Kadiskes Kalbar Sebut KJRI Hanya Jadi Kaki Tangan Pemerintah Malaysia

Menurutnya pasca ia turun ke posyandu, harus dibarengi upaya lanjutan dengan berbagai program yang harus dilakukan, terutama dalam memasifkan edukasi gizi yang tepat dengan menyasar langsung para ibu-ibu.

“Penanganan stunting kita harus benar-benar melakukan aksi nyata, tidak hanya sekadar lip servis,” tegas Harisson.

Lebih lanjut, Harisson menegaskan, apabila anggaran di pemerintah kabupaten kota masih kurang untuk pemberian PMT ke posyandu-posyandu, maka perusahaan di wilayah sekitar bisa menyalurkan bantuan CSR untuk menekan angka stunting.

Dalam penanganan stunting di Kalbar, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson juga telah mengirimkan surat kepada perusahaan untuk menggunakan dana CSR di tiap perusahaan untuk dapat disalurkan ke posyandu-posyandu di sekitar kawasan tempat perusahaan tersebut beroperasi.

“Jadi anak stunting ini diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) atau MPASI yang diberikan setiap 3 kali sehari, selama tiga bulan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson turut didampingi Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar Windy Prihastari, Lalu Direktur Utama Bank Kalbar Rokidi serta pejabat lainnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Mempawah, Erlina Ria Norsan beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Mempawah. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment