Pemprov Kalbar Fasilitasi SMK Cetak Murid Siap Kerja

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) berupaya meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kalbar. Salah satunya dengan melakukan link and match atau keterkaitan dan kesepadanan antara satuan pendidikan dengan berbagai perusahaan yang ada di provinsi ini.

Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita mengungkapkan, di tahun 2023 ini ada sebanyak 118 SMK yang diarahkan untuk melakukan link and match dengan berbagai perusahaan.

“Di tahun ini 118 SMK itu MoU (kerjasama) dengan 870 perusahaan dari berbagai bidang. Mulai dari perhotelan, perkebunan, pertambangan, ritel, pabrik, perbankan, dan berbagai bidang usaha,” kata Rita, Senin (11/12/2023).

“Kami kerjasamakan dalam rangka yang utama untuk mempersiapkan anak-anak siap kerja,” tambahnya.

Program link and match tersebut lanjut Rita juga menyusun kurikulum bersama dengan perusahaan. Sehingga kurikulum yang ada di SMK, sama dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Agar nantinya pada saat lulus dari SMK, para pelajar siap langsung bekerja.

“Atau mereka juga bisa menjadi ownernya (buka usaha sendiri), pemilik pekerjaan, bisa juga jadi karyawan, atau mereka bisa menciptakan lapangan kerja,” katanya.

Adapun keuntungan dari program tersebut dijelaskan Rita, pertama dapat menciptakan lulusan SMK yang siap kerja. Lalu yang kedua selama proses belajar mengajar, juga didukung oleh seluruh stakeholder yang ikut bekerjasama.

Baca Juga :  Kadisdikbud Kalbar Minta 378 Kepsek SMA Sederajat Penuhi Tugas Ini

“Jadi kita mendapat mentor atau guru pendamping, ada yang sifatnya terus sampai beberapa tahun tanpa berhenti, ada yang pakai jadwal per semester. Ada juga yang pertemuan beberapa kali,” jelasnya.

Selain itu, para pelajar juga diberikan proyek-proyek oleh pihak perusahaan dalam rangka melatih mereka. Seperti misalnya di jurusan otomotif ada proyek untuk merakit kendaraan. Di mana semua sarana prasarananya langsung didukung pihak perusahaan. Sesuai dengan jurusan, dan perusahaan yang bekerjasama.

“Kemudian kita (SMK) juga diberikan bantuan bangunan oleh perusahaan, ruang praktik, ruang kelas, diberikan peralatan praktik, jadi macam-macam. Ada yang terakhir itu kami diberikan laboratorium kultur jaringan, juga diberikan peralatan bengkel,” tambahnya.

Ditambah lagi, para pelajar diberikan pendampingan untuk melaksanakan praktik di perusahaan langsung. Lewat mekanisme magang, para pelajar SMK tersebut, bekerja atau praktik selama enam bulan.

“Itu difasilitasi, kemudian juga ada diberikan bantuan peralatan-peralatan untuk kemudahan anak-anak melakukan kegiatan belajar mengajar, gurunya juga dilatih oleh perusahaan,” paparnya.

Contoh lainnya, untuk jurusan pertanian dan perkebunan, Rita menyebutkan, pihak perusahaan juga ada yang meminjamkan lahan untuk praktik. Termasuk menyediakan mentor, dan bibit.

Baca Juga :  Luncurkan Sepeda Listrik Buatan Siswa SMK 2 Kapuas Hulu, Rita: Potensi Jadi Produk Unggulan

“Kemudian nanti sama-sama pihak perusahaan menanam, yang terakhir kita ada (bibit) pisang cavendish itu hampir 1.000 pohon pisang. Itu kerjasama perusahaan dengan sekolah,” katanya.

Selain perusahaan, ada juga yang bekerjasama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan). Seperti misalnya yang sudah berjalan, penanaman semangka.

“Itu (semangka) satu kali panen itu kita bisa sampai dua ton. Itu lahan dari gapoktan, pekerjaannya dari pelaksana pekerjaan itu, dari pelajar,” ucapnya.

Lanjut di sektor perikanan dan kelautan, Rita mengatakan, ada SMK yang bekerjasama dengan salah satu perusahaan. Dimana perusahaan menyewa lahan sekolah, kemudian diberikan bibit udang vaname untuk dibudidayakan oleh pelajar di SMK tersebut.

“Satu kali panen (udang vaname) bisa 15 ton dalam waktu empat bulan. Itu kami sistemnya sewa dan bagi hasil, sekarang sudah banyak perusahaan yang menggunakan atau bekerjasama dengan kita (SMK), sehingga tadi tercipta ekosistem di dalam proses belajar mengajar lebih baik,” katanya.

“Jadi anak-anak lebih banyak praktiknya, sehingga siap bekerja, setelah keluar dari sistem pendidikan kita,” tutup Rita. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment