Ratusan Siswa SMAN 1 Tumbang Titi Sambut Kehadiran Pj Gubernur Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Dalam kunjungan kerja (kunker)-nya ke Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson turut menyempatkan diri menyambangi SMA Negeri 1 Tumbang Titi, Rabu (25/10/2023).

Kehadiran Harisson bersama rombongan kala itu disambut antusias ratusan siswa-siswi dan para guru SMAN 1 Tumbang Titi.

Dalam kesempatan itu, Harisson mengecek langsung sarana dan prasarana sekolah tersebut. Ia juga menerima beberapa keluhan para guru, terutama terkait guru yang tidak bisa mengikuti seleksi PPPK, karena namanya belum terdata di dapodik.

Terkait dengan sarana dan prasarana, Harisson memandang fasilitas di SMAN 1 Tumbang Titi saat ini sudah cukup memadai. “Hanya saja memang kita ini, dimana-mana berkaitan dengan masalah tenaga guru,” katanya.

Baca Juga :  Kasus Konfirmasi Covid-19 di Kalbar Genap 500, Daerah Tingkat II Diminta Tak Kendor

Harisson menyampaikan, total tenaga guru di SMAN 1 Tumbang Titi hanya sebanyak 35 orang, dan baru 14 orang yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan tambahan 12 guru kontrak.

“Sementara ini kita masih melakukan seleksi untuk PPPK, sebab di sini ada tenaga kontrak yakni sebanyak 12 orang,” tuturnya.

Terkait dengan keluhan beberapa guru yang sudah lama mengabdi di sekolah tersebut namun datanya tidak masuk ke dalam data dapodik, Harisson berkomitmen, akan mengupayakan jalan keluarnya.

“Kalau tidak masuk dalam dapodik, dia tidak bisa ikut seleksi PPPK, hal inilah yang sedang kita upayakan bagaimana bisa masuk dapodik,” terangnya.

Baca Juga :  Gubernur Sudah Terima Kabar, Harisson Fix Jadi Pj Gubernur Kalbar

Di tempat yang sama, Kepala SMAN 1 Tumbang Titi, Thomas mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pj Gubernur Kalbar. Di hadapan Harisson, Thomas menjelaskan terkait kondisi sekolahnya saat ini, termasuk soal beberapa guru yang tidak mendaftar PPPK karena tidak masuk dapodik.

“Total siswa kita ada 505 siswa, dengan jumlah guru sebanyak 35 orang. Tadi disampaikan ada yang tidak bisa ikut PPPK karena tidak masuk dapodik. Guru tersebut ada yang sudah mengajar 5 sampai 7 tahun,” ujarnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment