Pengalaman Membekas Harisson Saat Bekerja Membantu Sutarmidji dan Ria Norsan Bangun Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson menceritakan sejumlah suka dan duka selama bekerja di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji dan Ria Norsan.

Ia bahkan mengungkapkan beberapa kenangan paling membekas yang seumur hidup tak mungkin ia lupakan. Mulai dari kejadian lucu saat menangani Covid-19 dan momen lainnya.

“(Selama pandemi Covid-19) subuh-subuh itu saya sudah harus bangun. Jam 4 subuh itu saya sudah harus bangun, lalu saya pergi ke Soedarso. Di Soedarso itu saya harus menatap seluruh kamera CCTV yang ada di ruang kontrol perawat,” buka Harisson dalam acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar periode 2018 – 2023, di Pendopo Gubernur Kalbar, Rabu (06/09/2023) malam lalu.

Pada saat selama pandemi, Harisson yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar memang mendapat tugas khusus dari Gubernur Sutarmidji, selain tugas-tugas lainnya, yakni melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di RSUD dr. Soedarso terkait covid. Apapun kejadiannya.

“Di situ saya videokan satu-satu, saya rekam dengan HP saya, lalu saya kirimkan kepada Bapak Gubernur sebagai laporan terhadap pasien-pasien yang ada di Soedarso. Ini bentuk kepedulian beliau dengan rakyatnya, dengan masyarakatnya di Kalimantan Barat yang pada masa itu sedang terserang Covid-19,” ujar Harisson.

Pj Gubernur Kalbar Harisson didampingi Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari memberikan sambutan dalam acara ramah tamah dan pisah sambut dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018-2023 Sutarmidji-Ria Norsan
Pj Gubernur Kalbar Harisson didampingi Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari memberikan sambutan dalam acara ramah tamah dan pisah sambut dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018-2023 Sutarmidji-Ria Norsan (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Kebetulan, suatu hari, Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo terserang Covid-19 dan harus menjadi salah satu pasien rawat inap di RSUD dr. Soedarso. Mengingat amanat yang diberikan oleh Sutarmidji, dirinya wajib memberikan laporan perkembangan apapun yang terjadi, lebih-lebih perkembangan pasien, apakah kondisinya membaik, memburuk dan atau seterusnya.

“Saya pun degil juga. Jadi saat Pak Jiwo ganti dalaman pun, saya videokan, lalu saya kirimkan kepada Pak Sutarmidji. Jadi Pak Sutarmidji juga mengirim WA ke Pak Jiwo pada saat itu. Pak Sutarmidji bilang (ke Jiwo) ‘saya tahu, awak tuh pakai dalaman warna apa’,” ucap Harisson berkelakar.

Harisson menyiratkan, bahwa tantangan menghadapi Covid-19 sangat berbeda dan tidak mudah, kadang di satu sisi ia harus bertindak cepat dan di satu sisi ia harus terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, terutama Sutarmidji selaku pimpinannya.

“Nah ini masa covid. Sampai nanti tengah malam. Tengah malam itu saya harus kembali ke Soedarso. Biasanya ada pasien yang meninggal, keluarganya tidak mau dikuburkan dengan protokol Covid-19. ribut. Jadi saya harus ke Soedarso, harus mendamaikan, dan saya juga laporkan ke Pak Gubernur, apa yang harus saya lakukan,” katanya.

Instruksi yang diterima oleh Sutarmidji kepada Harisson kemudian sangat jelas, di mana Sutarmidji memerintahkan secara tegas, bahwa setiap jenazah yang meninggal karena covid, harus disemayamkan mengikuti protokol Covid-19.

“Ini untuk menjaga supaya covid itu tidak semakin meluas di daerah ini,” ujarnya.

Tidak jarang, lanjut Harisson, ia harus pulang lewat tengah malam guna memantau kondisi rumah sakit dan pasien di dalamnya selama covid berlangsung. Di samping ia juga harus melaksanakan kerja-kerjanya di pemerintahan sebagai Kadis Kesehatan Kalbar.

“Sampai biasanya pada masa covid sampai jam 2 malam baru Pak Gubernur memerintahkan ‘ya sudahlah besok lagi kita bahas covid, sekarang kita tidur’, sampai jam 2 malam,” kenang Harisson.

Harisson menilai, bahwa Sutarmidji merupakan orang yang sangat detail, ia sangat teliti terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Prinsipnya, Sutarmidji hanya ingin, kalau setiap program atau kebijakan yang ia buat harus benar-benar sampai kepada masyarakat sebagai target penerima manfaat.

“Sampai di satu titik, di masa covid itu, saya sering kena marah, setiap hari pasti saya kena marah. Karena ada juga kegiatan-kegiatan saya yang kurang beres. Tetapi yang sangat membahagiakan hati saya itu, Pak Gubernur itu sangat memikirkan saya,” tuturnya.

Masih dalam masa-masa pandemi Covid-19, kendati Harisson merasa ia sering dimarahi Sutarmidji, namun di sisi lain ia merasa Sutarmidji lah orang yang juga paling memperhatikannya. Hal itu ai rasakan ketika Sutarmidji mengungkapkan kekhawatirannya kalau-kalau Harisson sakit, maka tidak akan ada “orang dekat” yang dapat merawatnya.

“Jadi yang terpikir oleh beliau (Sutarmidji), ini zaman covid, ‘Harisson ini setiap hari ketemu dengan pasien covid, kalau dia sakit, siapa yang ngurus dia’,” ungkap Harisson.

Hingga suatu hari, Harisson mendadak dipanggil oleh Sutarmidji ke ruang kerja Gubernur Kalbar. Masih tidak jelas instruksinya apa, Harisson hanya berpikir kemungkinan ia akan diberi tugas baru atau paling tidak ia hanya akan dimarahi Sutarmidji lagi seperti biasa.

Namun tak disangka-sangka, Sutarmidji malah meminta Harrison untuk mencoba mendekati Windy Prihastari, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalbar. Mana tau keduanya “berjodoh”.

“Coba dekati Windy beliau bilang,” kata Harisson menirukan Sutarmidji.

Mendengar ucapan Sutarmidji, sekali-kalinya itu Harisson langsung membantah Sutarmidji. “Saya bilang, jangan Pak, (Windy) masih muda,” hujjah Harisson.

Jawaban Harisson itu lalu disergah balik oleh Sutarmidji. “Beliau (Sutarmidji) bilang memangnya mau yang tua? Saya bilang tidak mau,” jawab Harisson cepat.

Pertemuan singkat itu pun berakhir. Hari-hari berikutnya Harisson mencoba menjalankan “instruksi baru” dari bosnya itu dengan segenap hati. Hingga akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba.

“Akhirnya saya dekati Bu Windy, Alhamdulillah gayung bersambut,” ujar Harisson.

“Pak Gubernur yang melamarkan untuk saya, dan Pak Gubernur sekalian yang menjadi saksi (pernikahan), dan Pak Wakil Gubernur waktu itu juga hadir,” katanya.

Lantaran masih dalam suasana pandemi covid, acara pernikahan Harisson dan Windy pun digelar tertutup dan terbatas, di Hotel Mercure Pontianak, Kamis (29/04/2021) malam. Acara sakral itu hanya dihadiri oleh pihak keluarga dan kerabat terdekat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Adapun Gubernur Sutarmidji kala itu menjadi saksi dalam pernikahan keduanya. Sementara mantan Bupati Kapuas Hulu dua periode, AM Nasir menjadi wali nikah Harisson.

“Akhirnya sekarang saya kalau sakit ada yang menemani dan mengurus. Tapi saya sampai sekarang tidak pernah sakit,” ungkap Harisson.

Baca Juga :  Ria Norsan Aktifkan Posko Siaga Bencana Asap Akibat Karhutla

Komitmen Meneruskan Agenda Pemerintahan Sutarmidji-Ria Norsan

Seperti diketahui, Harisson dilantik sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, pada Selasa (05/09/2023) pagi oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Harisson dilantik bersama delapan Pj Gubernur se-Indonesia lainnya di Sasana Bhakti Praja (SBP) Lantai 3 Gedung C, Kemendagri, Jakarta Pusat.

“Saya dipesankan oleh mendagri bahwa apapun program yang bagus yang sudah dilaksanakan oleh gubernur dan wakil gubernur itu harus terus dilaksanakan. Saya dalam satu tahun ini akan tetap melaksanakan program-program yang telah dijalankan oleh Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur masa jabatan 2018 – 2023 ini,” kata Harisson dalam pidstonya.

Mendagri juga berpesan kepada Harisson sebagai Pj Gubernur untuk selalu mengawal program-program strategis, seperti menjaga atau mengendalikan inflasi, stunting, penanggulangan kemiskinan ekstrem, termasuk peningkatan IPM.

“Itu yang dipesankan. Dan saya diminta hadir di setiap bencana. Jadi kalau ada bencana harus hadir, gubernurnya harus hadir. Itu pesan khusus Bapak Mendagri,” katanya.

Harisson pun turut meminta dukungan kepada para hadirin dan semua pihak atau stakeholder terkait dapat membantunya bersama-sama menjalankan pemerintahan transisi ini dengan baik.

“Ini semua tidak dapat saya lakukan, kalau tidak dibantu bapak dan ibu sekalian. Jadi saya sangat mengharapkan bapak dan ibu sekalian, tanpa bantuan bapak dan ibu sekalian, saya tidak bisa apa-apa,” ucapnya.

“Saya mohon bapak dan ibu bupati dan wali kota dan seluruh yang hadir untuk dapat membantu saya,” sambung Harisson.

Selanjutnya, Harisson menyatakan, atas nama Pemprov Kalbar dan pribadi serta mengajak semua pihak yang hadir, untuk mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Sutarmidji dan Ria Norsan beserta istri yang telah membangun Kalbar selama 5 tahun ini.

“Banyak prestasi yang diukir Pak Sutarmidji dan Pak Ria Norsan, ada yang bilang prestasinya itu prestasi abal-abal dan beli. Itu tidak benar. Prestasi-prestasi yang ada selama ini berasal dari kementerian dan lembaga pemerintah,” tegas Harisson.

“Jadi itu dijamin memang benar-benar melalui penilaian yang objektif. Pak Jokowi juga tidak mau macam-macam kalau soal penilaian-penilaian itu,” timpalnya.

Harisson meminta semua pihak tak menampik, bahwa memang selama kepemimpinan Sutarmidji dan Ria Norsan, pembangunan Kalbar telah bergerak ke arah yang lebih baik.

“Kita semua menyadari, kita rasakan, pembangunan di Kalbar ini terus laju dan melaju untuk kesejahteraan masyarakat Kalbar,” ujarnya.

“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur Kalimantan Barat masa jabatan 2018 – 2023 yang telah membimbing kami semua di jajaran Pemerintah Provinsi Kalbar,” tutup Harisson.

Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023, Sutarmidji-Ria Norsan beserta istri saat memberikan sambutannya pada acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)
Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji-Ria Norsan beserta istri saat memberikan sambutannya pada acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Sutarmidji: Selamat Menempuh Tugas Baru

Mengawali sambutannya, Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji mengucapkan selamat kepada Harison dan Windy Prihastari sebagai Pj Gubernur Kalbar dan Pj Ketua PKK Provinsi Kalbar. Ia berharap keduanya dapat saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau amanah yang telah dipercayakan.

“Selamat bertugas kepada Pak Harisson dan Bu Windy sebagai pendampingnya, terus jaga Pak Harisson supaya beliau bisa mudah dan fleksibel dalam menjalankan program-program yang beliau susun,” ujarnya.

Sutarmidji menggarisbawahi, bahwa sejak tanggal 5 September kemarin dirinya tak lagi menjabat, ia sudah tak lagi mengurus hal-hal yang terkait pemerintahan. Karena sejak Pj dilantik, maka secara otomatis kekuasaan dan kewenangan kepala daerah juga beralih.

“Saya tidak mengganggu APBD 2024 penyusunannya, silakan Pak Harisson. Perubahan anggaran (2023) juga silakan Pak Pj, kami (bersama Ria Norsan) tidak ada kepentingan apapun. Saya tidak mencampuri, makanya saya tidak mau membahas (dengan DPRD),” jelasnya.

Sutarmidji menyampaikan rasa optimismenya terhadap kinerja-kinerja pemerintahan di bawah Harisson ke depan. Terlebih kata dia, sejak selama 6 bulan terakhir dirinya hendak pensiun, banyak tugas-tugas pemerintahan yang ia delegasikan kepada Harisson.

“Kemudian beliau juga selama ini sudah saya biasakan, 6 bulan terakhir ini banyak kegiatan-kegiatan itu saya wakilkan kepada Pak Harisson, termasuk misalnya terkait pengendalian inflasi, saya minta supaya beliau bisa mengikutinya. Saya dan Pak Ria Norsan memberikan keleluasan pada beliau (Harisson),” katanya.

“Termasuk dengan DPRD, mohon maaf Pak Kebing, bukan saya tak mau datang, tapi saya memang membiasakan Pak Harisson dengan hiruk pikuknya, supaya beliau tetap bisa berkomunikasi dengan baik,” sambung Sutarmidji.

Sutarmidji menyampaikan, bahwa gaya kepemimpinan setiap orang berbeda-beda. Jika Kemudian ada yang kurang cocok dengan gaya kepemimpinan atau gaya komunikasinya selama ini, Sutarmidji pun tidak mempermasalahkannya.

“Tapi itulah saya, tidak bisa dibuat basa basi, itulah apa adanya. Apa yang mau keluar dari mulut, keluar saja,” katanya.

Namun begitu, Sutarmidji mengaku tak pernah menutup-nutupi persoalan. Memang kadang agak terdengar kurang enak, namun setelah itu ia tak pernah mengambil hati.

“Tapi tak ada yang menjadi dan melekat dalam otak saya, ketika sudah lepas, ya sudah selesai. Prinsip saya satu, yang pertama itu takdir tak pernah salah menemui pemiliknya, kemudian jangan semakkan otak kita dengan hal-hal yang tak perlu. Otak kita itu jangan dibikin semak. Dibikin kusut untuk hal-hal yang tak perlu,” jelasnya.

Karena menurut dia, memori otak manusia itu terbatas, terlebih kata dia, ketika seseorang umumnya sudah berumur di atas 60, maka kemampuan otaknya akan cenderung berkurang.

“Jadi jangan buat semak, sehingga memori otak kita masih terus terjaga. Yang buat kita berpikir semakin lemah, karena kita bikin semak otak kita untuk hal-hal yang tak perlu,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama pula, Sutarmidji turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya selama ini dengan Ria Norsan dalam mewujudkan pembangunan Provinsi Kalbar. Mulai dari Forkopimda, para kepala OPD, bupati/wali kota, para tokoh dan seterusnya.

“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, sinergitas dan dedikasi bapak dan ibu, dalam membangun Kalbar selama saya dan Pak Ria Norsan memimpin Kalbar lima tahun ini,” katanya.

Tak Sepusing Ratu Elizabeth Ketika Meyakinkan Pangeran Charles

Masih dalam pidato sambutannya, Sutarmidji berpendapat bahwa mengurus pemerintahan sebenarnya tidak lah sejelimet atau sepusing yang dibayangkan orang. Atau bahkan sepusing Lady Ratu Elizabeth ketika meyakinkan Pangeran Charles bahwa Lady Day (Putri Dian) itu lebih cantik dari Permaisuri Camilla.

Baca Juga :  Wagub Ria Norsan Kenakan Batik Biru di Acara Peresmian Kantor DPD Demokrat Kalbar

“Sepusing-pusing seperti itu tidak ada yang kita hadapi. Tapi keteguhan Pangeran Charles itu juga jadi inspirasi kita untuk bagaimana menerapkan sesuatu hal yang ketika sudah mengkajinya dengan benar, itulah yang harus kita jalankan, bagaimanapun tantangannya,” ujar Sutarmidji.

“Kita kan hanya membaca berita saja, tapi tidak mengambil hikmahnya. Itulah yang saya alami. Tak tahu nih Pak Wakil apa pengalamannya, tapi kalau saya merasakan itu,” tambahnya.

Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023, Sutarmidji-Ria Norsan beserta istri foto bersama Pj Gubermur Kalbar, Harisson dan istri dalam acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)
Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji-Ria Norsan beserta istri foto bersama Pj Gubermur Kalbar, Harisson dan istri dalam acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Sosok Harisson di Mata Sutarmidji

Sutarmidji mengaku telah mengenal sosok Harisson jauh sebelum dia menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar atau Sekda Provinsi Kalbar. Sutarmidji telah mengenalnya saat masih menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu.

“Kemudian menjadi Kepala Dinas Provinsi Kalbar, kemudian menjadi Sekda dan takdirnya sekarang menjadi Pj Gubernur Kalimantan Barat. Saya selalu yakin bahwa takdir itu tak pernah salah menemui pemiliknya,” camnya.

Artinya, apapun yang mau dibuat orang, apapun yang dilakukan orang, itu bagian hanyalah dari upaya. Tapi takdir sudah menurut dia sudah ada yang menentukan, dan tugas manusia hanya bisa menerima dan menjalankannya.

“Apapun dan siapapun dia. Jadi dari kepala dinas kesehatan kabupaten, kepala dinas kesehatan provinsi, sekda, dan sekarang Pj Gubernur, plus dapat istri,” kata Sutarmidji.

“Jadi saya sudah sangat kenal Pak Harisson, Bu Windy juga. Jadi saya yakin beliau mampu meneruskan program-program yang sudah kita jalankan selama ini,” timpalnya.

Adapun program-program yang harus diemban oleh Pj Gubernur diantaranya mensukseskan pemilu serentak tahun 2024 dan pilkada 2024. Kemudian pengendalian inflasi.

“Yang berat itu pengendalian inflasi, kalau pilkada, pileg dan pilpres kita hanya memfasilitasi. Kemudian bagaimana menggali dan meningkatkan pendapatan daerah untuk pembiayaan pembangunan, sinergitas dengan Forkopimda sangat penting, kolaborasi dengan bupati dan wali kota se-Kalbar ini tak kalah pentingnya,” kata Sutarmidji sembari menambahkan, bahwa koordinasi dan kolaborasi itu sangat penting demi kelancaran pembangunan di Kalbar.

Selanjutnya, Sutarmidji juga menyinggung soal capaian-capaian yang sudah diraih Pemprov Kalbar selama ini. Ia tidak peduli apapun yang dikatakan orang, selain fakta-fakta yang ada saat ini.

“Kami tak pernah minta penghargaan itu, apalagi berupaya untuk mendapatkan penghargaan itu. Sebagai contoh misalnya, MCP dari KPK, yang menilai KPK, kalau masih ada yang meragukan, silakan tanyakan ke KPK. Kita urutan 3 dari 38 provinsi dan urutan 8 dari 540 kabupaten/kota,” sebutnya.

Kemudian penghargaan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) dari kemenpan RB, di mana Kalbar menempati urutan kedua setelah DKI Jakarta. Begitupun pada penilaian Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan, Kalbar berada di urutan kedua nasional setelah Yogyakarta.

“Kemudian banyak lagi parameter ukur (kinerja) yang membuat kita ini (mendapat penghargaan). Kita penyerap anggaran terbaik keempat seluruh Indonesia. Kemudian pemerintah yang terbaik keempat se-Indonesia urusan realisasi pendapatan. Ini semuanya by data bukan by omongan,” tegasnya.

Sutarmidji mengingatkan, bahwa sebuah data itu tak bisa dibuat bicara secara real kalau data itu tidak diperoleh dengan benar. Menggunakan data yang tidak real atau tidak benar, maka tidak akan bisa menciptakan satu parameter ukur yang benar.

“Kita semua berdasarkan data. Banyak lagi yang kita capai,” katanya.

Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023, Sutarmidji sedang berdialog dengan Pj Gubernur Kalbar, Harisson dalam acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 - 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)
Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji sedang berdialog dengan Pj Gubernur Kalbar, Harisson dalam acara malam ramah tamah dan pisah sambut Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023 di Pendopo Gubernur Kalbar. (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Semua Keputusan Sudah Dianalisa Secara Hukum

Sebelum menutup pidatonya, Sutarmidji menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, yang mungkin dalam kepemimpinannya bersama Ria Norsan terdapat hal-hal yang tak berkenan.

“Kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Kalau ada kehendak atau keinginan yang tak pernah kami wujudkan, terkadang bukan karena tidak ada keinginan untuk mewujudkannya. Tapi kendala ketika mewujudkan itu ada, atau ketika kita wujudkan itu menimbulkan masalah baru,” katanya.

Sutarmidji pun memastikan, bahwa setiap program atau kebijakan yang ia keluarkan selama menjadi Gubernur Kalbar, semuanya telah melalui pertimbangan dan analisa hukum terlebih dahulu.

“Saya sebagai pengajar di fakultas hukum dan latar belakang pendidikan hukum, semuanya saya pakai berdasarkan aturan. Setiap keputusan yang saya buat tentu sudah saya analisa secara hukum, sehingga ketika ada masalah hukum saya sudah tahu bagaimana mengatasinya,” jelasnya.

“Itulah yang saya lakukan selama jadi gubernur, dan mudah-mudahan bapak dan ibu bisa memakluminya,” kata Sutarmidji.

Kepada para ASN jajaran Pemprov Kalbar, dirinya turut mengingatkan agar selalu memberikan kontribusi yang terbaik untuk pembangunan Kalbar secara umum dan organisasi tempat pegawai itu berbaung.

“Bukan satu hal mustahil ke depan, jabatan-jabatan pimpinan tinggi seperti kepala dinas atau kepala badan hanya dijabat oleh ASN karir. Bisa saja dari swasta lompat jadi kepala dinas. Dan aturan itu memungkinkan,” sampainya.

Oleh karenanya, Sutarmidji sangat berharap agar jajaran pemprov Kalbar, termasuk Pj Gubernur Harisson, harus terus mengorbitkan para ASN yang memang berkinerja baik. Jangan paksakan yang berkinerja tidak baik untuk tampil, karena itu akan membuka ruang bagi orang yang bukan ASN tadi untuk masuk di jajaran pemprov dan memegang jabatan.

“Berprestasilah di manapun saudara memimpin, karena ketika saudara tidak berprestasi, maka negara akan melakukan upaya-upaya bagaimana mengisi jabatan dengan orang-orang yang bisa menjalankan visi dan misi yang ada,” cam Sutarmidji.

Akhir kata, kepada rekan-rekan Forkopimda, TNI-Polri, Sutarmidji juga mengucapkan terima kasih atas kerja samanya dalam melahirkan desa mandiri. Karena Tanpa kerja sama itu, sulit mencapai keberhasilan dari yang awalnya hanya 1 menjadi 877 desa mandiri.

Begitupun dari 677 desa sangat tertinggal, yang sekarang sudah tidak ada. Bahkan untuk desa tertinggal, dari yang tadinya 928 desa, sekarang hanya tersisa 16 desa saja.

“Mudah-mudahan tahun depan bisa selesai di bawah kepemimpinan Pak Harisson. Saya yakin beliau bisa menyelesaikan itu. Target 2024 itu Kalbar sudah tidak ada desa sangat tertinggal dan tertinggal, asal kerja dengan parameter ukur yang ada,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment