Strategi di Balik Kemenangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan di Pilkada Kota Tangsel 2020

KalbarOnline.com — Pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Benyamin davnie-Pilar Saga Ichsan dinyatakan menang dalam  Pilkada 2020 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kemenangannya itu didapat dari hasil rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil perhitungan surat suara di tingkat kota Pilkada 2020 Kota Tangsel pada 17 Desember 2020.

Paslon Nomor urut tiga itu mendapatkan total keseluruhan suara sebanyak 235.734, disusul paslon nomor urut 1 Muhamad-Rahayu Saraswati sebanyak 205.309 suara, dan paslon nomor urut 2, Siti Nur Azizah-Ruhamaben sebanyak 134.682 suara.

Dibalik kemenangan paslon nomor urut 3 itu, terdapat sebuah lembaga konsultan politik bernama Konsep Indonesia atau biasa disebut Konsepindo Research and Consulting.

Lembaga tersebut dipimpin oleh Veri Muhlis Arifuzzaman dengan konsen pemenangan bagi setiap calon yang menggunakan jasanya.

Terlebih, lembaga pimpinan Veri itu telah berkali-kali digandeng Airin Rachmi Diany dalam bertarung di dua Pilkada Kota Tangsel yakni tahun 2010 dan 2015.

Ditambah, perhelatan Pilkada 2020 Kota Tangsel lembaga turut mendampingi perjalanan paslon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan hingga dinyatakan menang dalam rapat pleno rekapitulasi dan penetapan perhitungan surat suara tingkat kota.

Artinya lembaga yang dipimpin oleh Veri itu telah menjulang kemenangan sebanyak tiga kali atau hattrick memenangi perhelatan Pilkada Kota Tangsel.

Namun, Veri mengakui kemenangannya pada pilkada ini dibutuhkan tenaga ekstra dalam beradu taktik dengan lawan politiknya.

Baca Juga :  Pidato di KTT ASEAN, Jokowi Sambut Baik Kerangka Kerja Sama ASEAN TCA  

Sebab, kandidat yang digaetnya kali ini masih terbilang minim popularitas dibanding kandidat sebelumnya yakni Airin Rachmi Diany.

“Kami memprediksi Pak Benyamin ini kalau untuk mencapai angka 50 (elektabilitas-red) itu berat. Nah kemenangan Pak Ben ini karena Pak Ben ini orang lama sudah 10 tahun jadi wakil gitu. 10 tahun jadi wakil saja popularitas lambat naik sampai di 95 itu kan baru di dua bulan terkahir, dari awal baru 40 sampai 70 persen segitu,” kata Veri di kantornya.

Veri mengatakan imbas minimnya elektabilitas sosok Benyamin sebagai calon Wali Kota Tangsel memaksa dirinya bersama tim merombak strategi politik dalam memenangi Pilkada 2020 Kota Tangsel.

Melalui berbagai survei yang dilakoni lembaganya, ia bersama tim terus mencari cara agar popularitas sang kandidat Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan dapat terus meningkat elektabilitasnya.

Bahkan, dengan cara memecah suara pemilih menjadi pilihan akhir kubunya guna memenangi kontestasi politik lima tahunan itu.

Veri menuturkan, sosok Benyamin terlebih dahulu dibiarkan kubunya untuk mengikuti penjaringan bakal calon Wali Kota Tangsel yang dibuka oleh setiap partai politik pemilik kursi parlemen.

Sementara, sosok Pilar Saga Ichsan telah disiapkan sebagai calon Wakil Wali Kota Tangsel yang diusung Partai Golkar dengan ancang-ancang diduetkan oleh Benyamin.

Baca Juga :  Diserang Rasisme, Natalius Pigai Singgung Pemerintahan Jokowi dan Menhan Amerika Lloyd Austin

Pembiaran kandidat Benyamin mencalonkan dirinya untuk digaet parpol pengusung dikatakan Veri sebagai strategi kubunya.

Sebab, ia mengaku saat itu kubunya dapat menilai minat popularitas dari lawan politiknya sebelum menetapkan kandidat yang bakal bertarung di Pilkada 2020 Kota Tangsel.

Benar saja, para parpol pemilik kursi parlemen pun enggan berkoalisi dengan Benyamin yang berstatus sebagai petahana.

Melainkan masing-masing parpol pengusul justru memilih poros baru untuk dijadikan kandidat di Pilkada 2020 Kota Tangsel.

Bahkan, para parpol tersebut membuat dua poros baru hingga menghasilkan tiga paslon yang bertarung pada Pilkada 2020 Kota Tangsel.

“Dinamika pengusungan menjelang pendaftaran itu luar biasa, Pak Ben juga daftar kok di partai-partai itu kan, intinya Pak Ben itu daftar ke berbagai partai secara pribadi, lalu ikut penjaringan fit and proper test itu sudah dilakukan semuanya gitu,” jelas Veri.

“Tetapi memang dari awal kami sudah punya modal Golkar saja sendiri mengusung sudah lebih dari cukup. Memang menjadi bagian dari strategi bagaimana caranya yang bertarung jangan dua pasangan, jangan head to head. Karena itu kami tahan ini supaya sudah biarkan yang lain dulu. Jadi apakah itu bagian dari strategi, iya. Kenapa, karena tadi itu kekuatan Pak Ben tak sekuat kekuatan Ibu Airin dulu,” pungkasnya. (ind)

Comment