Diserang Rasisme, Natalius Pigai Singgung Pemerintahan Jokowi dan Menhan Amerika Lloyd Austin

KalbarOnline.com – Natalius Pigai disandingkan dengan Gorila oleh pengguna Facebook dengan akun Ambroncius Nababan. Dia baru-baru ini menulis sebuah pernyataan rasis tertuju pada Natalius Pigai.

Ambroncius Nababan membagikan narasi yang membandingkan Natalius Pigai dengan gorilla dan kadal gurun. Dia mengunggah foto tersebut usai Natalius Pigai mengatakan bahwa menolak vaksin Covid-19 adalah hak asasi rakyat.

“Mohon maaf yang sebesar-besarnya, vaksin Sinovac itu dibuat untuk manusia bukan untuk gorila apalagi kadal gurun. Karena menurut UU gorila dan kadal gurun tidak perlu divaksin,” tulis akun tersebut.

Merespon rasisme terhadap dirinya, Pigai menyebut, selama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), orang Papua kerap menjadi sasaran rasisme. Dia juga menyebut, pembantaian, pembunuhan, dan kejahatan HAM di Papua cenderung didasari rasisme.

Baca Juga :  Kemenag: 205 Hafiz Daftar Seleksi Calon Imam Luar Negeri

Pigai mengaku, tidak masalah jika pribadinya yang menjadi korban rasisme. Namun, ia menyebut, seluruh kejahatan di Papua didasari oleh kebencian rasial. Menurut dia, orang Papua tidak pernah bisa hidup nyaman dengan bangsa rasialis.

“Seluruh kejahatan di Papua didasari oleh kebencian rasial. Orang Papua tidak akan pernah bisa hidup nyaman dengan bangsa rasialis. Jakarta harus buka kran demokrasi dengan Rakyat Papua. Kalau tidak maka saya khawatir instabilitas bisa terjadi karena konflik rasial di Papua. Saya orang pembela kemanusiaan berkewajiban moral untuk ingatkan,” kata Pigai, Senin (25/1/2021).

Pigai juga berkomentar di akunnya tersebut bahwa saat ini orang Papua tengah berjuang melawan rasisme yang dilakukan selama lebih dari 50 tahun. Dia juga menyinggung orang kulit hitam Afrika-Amerika, Lloyd Austin, yang kini menjadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat.

Baca Juga :  Dikabarkan Jadi Tersangka KPK, Berikut Profil Menteri Syahrul Yasin Limpo

“Aku bangga padamu, mr @Lloydah orang kulit hitam Afrika-Amerika paling kuat di dunia. Kami telah melawan rasisme kolektif (negara) Indonesia terhadap orang kulit hitam Melanesia Afrika (Papua) lebih dari 50 tahun. Penyiksaan, pembunuhan & genosida perlahan. Kami butuh perhatian,” cuit Natalius.

Sebelum ini, Pigai juga menjadi saran rasisme seorang profesor Universitas Sumateri Utara (USU) dan Permadi Arya alias Abu Janda. Keduanya menyerang Pigai yang menjurus rasisme. [ind]

Comment