Manuver Donald Trump Dinilai Konyol, Elite Partai Republik Mulai Gerah

KalbarOnline.com – Dukungan Partai Republik untuk Presiden AS Donald Trump memang masih kuat. Namun, tak ada yang tahu apa jadinya pada masa depan. Manuver pria 74 tahun itu membuat sokongan erat dari partai gajah terkikis.

Mantan Gubernur New Jersey Chris Christie ikut angkat bicara pada Minggu (22/11). Dia meminta Trump menghentikan upaya hukumnya di beberapa negara bagian jika tidak dapat membawa bukti kuat ke pengadilan. Menurut dia, langkah tim kuasa hukum Trump sudah buntu dan terlalu konyol.

”Jujur saja, tingkah laku mereka (tim pengacara Trump, Red) sangat memalukan bagi negara ini,” ujarnya kepada ABC News.

  • Baca juga: Jelang Trump Lengser, Militer AS Picu Kemarahan Tiongkok Soal Taiwan

Tak ada yang meragukan loyalitas Christie kepada Trump. Dia masuk dalam tim persiapan debat presiden untuk Trump. Namun, dia benar-benar muak. Bukan kepada sang konglomerat. Melainkan kepada Rudy Giuliani dan kawan-kawan.

Dia menyebut tudingan dari Sydney Powell, salah seorang anggota tim hukum Trump, terlalu ngawur. Powell menuduh Gubernur Georgia Brian Kemp bekerja sama dengan negara komunis demi menjegal Trump. Padahal, Kemp adalah politikus Republik yang dikenal dekat dengan Trump.

Baca Juga :  Jemaah Haji Kalbar Dijadwalkan Pulang ke Tanah Air Mulai Tanggal 26 Juli

”Saya sudah dua kali memilih Presiden (Trump, Red). Tapi, kita tak bisa terus berpura-pura ada sesuatu yang terjadi ketika kenyataan berkata sebaliknya.”

Imajinasi Powell boleh dibilang melebihi Giuliani. Dia juga kerap mengumbar konspirasi bahwa mesin hitung pemilu didesain mendiang Hugo Chavez, mantan penguasa Venezuela, dan negara komunis lain untuk mengubah perolehan suara. Powell menegaskan bahwa dirinya sudah memiliki saksi kredibel dan barang bukti. Namun, klaim itu tak pernah ditunjukkan ke publik.

Saking liarnya, Giuliani pun ikut gerah. Dia memutuskan untuk memutus hubungan Powell dengan tim hukum lainnya. Dalam pernyataan resmi terbaru, Giuliani menyebut Powell hanyalah seorang advokat yang ingin membela Trump atas inisiatif sendiri. ”Dia melakukan praktik hukum secara mandiri. Dia bukan bagian dari tim legal Trump,” ungkap Giuliani menurut Agence France-Presse.

Baca Juga :  Hubungan Tiongkok-AS Memburuk, Perusahaan Makin Terjepit Sanksi

Mayoritas politikus Republik memang masih memihak Trump. Setidaknya mereka memilih diam dan membiarkan sang petahana melawan hasil pemilu dengan caranya sendiri. Namun, sebagian kecil tak tahan lagi.

Senator Pat Toomey menyatakan, jalan Trump untuk membalik keadaaan di Pennsylvania sudah habis. Dia pun memberikan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris. ”Hakim (Matthew) Brann adalah sosok konservatif Republik yang termasyhur,” katanya.

Di sisi lain, presiden terpilih Joe Biden terus melakukan transisi tanpa bantuan dari Gedung Putih. Ron Klain, sosok yang dipilih sebagai kepala staf kepresidenan Biden, menuturkan bahwa Biden siap mengumumkan beberapa pejabat kabinet hari ini (24/11). Nama Antony Blinken pun mencuat.

Dia pernah menjabat wakil menteri luar negeri AS pada era Barack Obama. Sumber internal tim transisi mengungkapkan bahwa Biden ingin menjadikan Blinken sebagai menteri luar negeri.

Comment