Paris Hilton Ungkap Masa Lalu Kelamnya Lewat Dokumenter

KalbarOnline.com – Paris Hilton dulu dikenal sebagai bintang reality show sebelum kemudian menjadi pebisnis dan aktivis. Namun, siapa yang sangka Paris pernah melewati masa kelam sebelum menikmati gemerlap dunia.

Dalam dokumenter berjudul This is Paris, ia mengaku mengalami kekerasan mental dan fisik di asrama kala remaja di Provo Canyon School, Utah. Dia kini sedang mengusahakan agar sekolah itu ditutup.

Dikutip dari Reuters, Kamis (8/10), dalam dokumenter yang ditayangkan perdana di YouTube bulan ini, Paris mengklaim dia mengalami kekerasan mental dan fisik. Ia juga ditempatkan di sel isolasi berjam-jam dan dipaksa minum obat.

Reuters tidak bisa mengonfirmasi klaim tersebut.

Paris mengatakan, dia dikirim ke Provo dan beberapa sekolah lain untuk remaja bermasalah setelah beberapa tahun memberontak. Hal ini membuat ia tidak mau bicara lagi dengan orang tuanya.

Baca Juga :  Mandiri Capital dan Openspace Ventures Suntik Startup iSeller

Merespons tuduhan Paris Hilton, Provo Canyon School mengirim pernyataan bertuilis, “Kami menyadari media yang menyebut Provo Canyon School. Mohon dicatata PCS dijual oleh pemilik sebelumnya pada Agustus 2000. Maka kami tidak bisa berkomentar mengenai pengelolaan atau pengalaman pasien sebelum itu,” ujar pihak Provo.

Sekolah itu juga mengatakan, perawatan kesehatan mental telah berkembang dari landasan berbasis perilaku menjadi pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan informasi mengenai trauma yang diketahui.

“Kami bekerja dengan individu rumit yang sering menimbulkan bahaya untuk dirinya dan orang lain. Provo Canyon School berkomitmen untuk keselamatan pasien dan staf kami,” lanjutnya.

Premis dari dokumenter itu adalah status Hilton sebagai pengusaha dan meluruskan pandangan orang-orang yang salah mengenainya. Selama syuting, dia juga membuka diri kepada sutradara.

Baca Juga :  Data Pasien Covid-19 di Singapura Terintegrasi dengan Kepolisian

“Saya merasa nyaman dengannya dan mengungkapkan mimpi buruk serta sedikit kisah itu,” ujar Paris.

Meski dia awalnya tidak mau ada isu kekerasan dalam dokumenter itu, sutradara terus mendorongnya untuk bicara. “Saya sadar bahwa ini bisa menolong banyak orang dan membuat orang lain berdaya.”

Paris Hilton senang bisa menggunakan suara aslinya, bukan suara melengking palsu yang membuatnya terkenal, untuk membuat perbedaan.

“Melelahkan untuk berpura-pura jadi, seakan kau tak punya otak dan tak tahu apa yang terjadi. Saya sudah melakukannya terlalu lama. Saya bukannya perempuan pirang yang dungu. Saya hanya pintar berpura-pura,” katanya.

Comment