Kasus Positif Corona di Indonesia Capai 1,046 Jiwa, Yurianto Ungkap Penyebabnya

KalbarOnline.com – Kasus positif Covid-19 bertambah cukup signifikan dalam 24 jam terakhir. Pemerintah mengumumkan ada 153 kasus baru sejak Kamis (26/3) hingga Jumat (27/3) ini. Kini, sudah ada 1.046 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu, sebanyak 46 orang sembuh dan 87 orang meninggal dunia. Pasien yang sembuh bertambah 11 kasus, sementara yang meninggal bertambah sembilan kasus. Sebelumnya pada Kamis (26/3), tercatat 893 kasus positif COVID-19, 78 orang meninggal dan 35 orang sembuh.

Data tersebut merupakan pembaruan yang dilakukan sejak Kamis (26/3/2020) pukul 12.00 WIB, hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00 WIB. Gugus Tugas merincikan data positif COVID-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh menjadi empat kasus, Bali sembilan kasus, Banten 84 kasus, Yogyakarta 22 kasus, DKI Jakarta 598 kasus.

Selanjutnya di Jambi satu kasus, Jawa Barat 98 kasus, Jawa Tengah 43 kasus, Jawa Timur 66 kasus, Kalimantan Barat tiga kasus, Kalimantan Timur 11 kasus, Kalimantan Tengah enam kasus dan Kalimantan Selatan satu kasus.

Baca Juga :  Tenggat Waktu 11 September, Begini Syarat Dapat Subsidi Pulsa untuk Siswa, Guru, Mahasiswa, dan Dosen

Kemudian di Kepulauan Riau lima kasus, NTB dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Sumatera Barat lima kasus, Sulawesi Utara dua kasus, Sumatera Utara delapan kasus, Sulawesi Tenggara tiga kasus.

Selain itu tercatat 29 kasus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah satu kasus, Lampung empat kasus, Riau satu kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing satu kasus, Papua Barat dua kasus serta tujuh kasus positif di Papua.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto pada konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Jumat sore menekankan bahwa beberapa faktor penyebab masih tingginya kasus ini membuktikan bahwa masih ada kontak yang terjadi ditengah masyarakat. “Ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 153 kasus baru. Sekali lagi masih ada penularan di tengah masyarakat,” kata Yuri pada kesempatan tersebut.  

Dengan banyaknya kasus positif yang ada di tengah masyarakat membuat potensi kontak langsung juga masih sangat besar. Bila kontak dengan orang yang sakit tentu jumlah orang yang tertular semakin tinggi. Di sisi lain, masih ada warga yang tidak menjalankan anjuran atau seruan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya, rajin cuci tangan hingga tidak keluar rumah.

Baca Juga :  Habib Rizieq Tiba di Tanah Air, Pemprov DKI Minta Taati Protokol Kesehatan

“Berarti ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini, sehingga terjadi penularan dan memunculkan angka yang jadi sakit. Ini yang kemudian jadi faktor utama penambahan kasus dari hari ke hari,” tegasnya.

Karena itu, Yurianto mengimbau masyarakat agar tetap menjalankan jaga jarak saat berkomunikasi, minimal dua meter antarorang. Hal ini diyakini bisa menekan risiko penularan yang berasal dari droplet atau cairan ludah yang keluar saat seseorang bersin maupun batuk. Selain itu, pemerintah akan terus menelusuri warga yang positif COVID-19.

“Kita akan lakukan rapid test untuk screening di kelompok-kelompok yang punya risiko tertular dari pasien positif di rumah sakit. Ini kita laksanakan bersama masyarakat sehingga bisa cepat temukan dan isolasi, baik secara mandiri di rumah atau di rumah sakit,” tutupnya.[asa]

Comment