Tak Punya Anak Buah yang Mengerti Hal Teknis Soal Corona, Jokowi Disarankan Pecat Staf Ahli

KalbarOnline.com – Presiden telah menunjuk juru bicara untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang wabah virus covid-19, dan juga telah membentuk Gugus Tugas yang dipimpin Kepala PNPB Doni Monardo. Meski demikian, penanganan wabah virus corona di Indonesia dinilai menemui titik krisis, terlebih angka kematian akibat corona lebih tinggi dari pada angka yang sembuh dari virus itu.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Presiden kebingungan dalam memahami situasi. Hal ini karena Presiden telanjur percaya dengan laporan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menyatakan Indonesia bebas penyebaran wabah.

“Menkes hanya menyampaikan informasi yang membuat Presiden senang, sementara Presiden tidak memiliki penasihat sains kredibel penunjang, ini kesalahan Presiden, staf ahli di Istana itu terlalu banyak omong kosong, sementara saat negara seperti sekarang ini, siapa di antara staf ahli itu yang punya pengetahuan sains? Kita belum dengar satu pun yang bicara dan masuk akal,” ujar Dedi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/3/2020).

Baca Juga :  Cek RS Darurat Corona, Jokowi Berharap Wisma Atlet Kemayoran Tak Digunakan

Seharusnya, menurut Dedi, ada staf ahli bidang sains di Istana, sementara yang ada saat ini di dominasi staf ahli bidang sosial politik.

“Dengan kejadian ini, Presiden lebih baik mengganti semua staf ahli yang tidak terlalu mengerti hal-hal teknis, termasuk Menkes rasanya sangat layak mengundurkan diri atau sekurang-kurangnya diberhentikan,” jelasnya.

Baca Juga :  Perpres Warga Tolak Vaksin Covid Terancam Tak Dapat Bansos Dinilai Menyakiti Rakyat

Dedi juga mengkritik keras atas kebijakan Presiden yang justru mengundang wisatawan saat banyak negara telah terpapar wabah.

“Inilah buah dari kebijakan tersebut, bahkan warga asing terutama dari China tetap masuk meskipun kita sedang krisis penanganan, jelas ini membahayakan warga negara,” katanya.

Dedi berharap, Presiden segera mengambil kebijakan dengan lebih dulu mendengar ahli bidang relevan, tidak sekadar percaya pada Menkes yang telah terbukti menjerumuskan Indonesia ke kondisi krisis.

“Presiden harus punya pengetahuan langsung dari bidang relevan, sangat disayangkan jika hari-hari ke depan Presiden kembali mengambil langkah salah.” pungkasnya. [rif]

Comment