Corona “Memaksa” Umat Muslim di Penjuru Dunia Sementara Waktu “Menjauhi” Masjid

KalbarOnline.com – Wabah Corona kini tersebar di lebih dari 100 negara di dunia. Begitu juga dengan tingkat kematian dan infeksi yang terus meningkat setiap waktu. Sementara vaksin untuk virus ini, belum juga ditemukan. Di Iran dan Italia, kasus kematian di dua negara tersebut tercatat menjadi yang tertinggi sejauh ini dibanding dengan negara lainya.

Iran misalnya, pada Sabtu, (21/3/2020), Menteri Kesehatan setempat melaporkan sudah ada 1,556 kematian dengan dan warga terinfeksi mencapai 20,610 orang. Sementara di Italia, rekor kematian warga di negara ini bahkan sudah melebihi Cina. Sementara di Indonesia, jumlah positif terinfeksi corona sebanyak 450 kasus, 38 meninggal dan 20 orang dinyatakan sembuh.

Mengutip Reuters, ketika pandemi Corona menyebar, beberapa negara mengeluarkan instruksi menghentikan shalat bersama atau menutup masjid, membuat lebih dari 1,6 miliar Muslim di dunia berdoa di rumah, di tempat kerja, di taman atau di jalan.

Baca Juga :  Herman Deru Center Merapat, Dukungan untuk Enos-Yudha Kian Kuat

Tak ayal, kondisi masjid-masjid yang ada kosong. Corona seperti memaksa umat Muslim “menjauhi” masjid sementara waktu. Masjid kosong tidak hanya terlihat di Indonesia, tapi hampir di seluruh masjid negara Muslim. Bahkan masjid yang selama 1000 tahun tidak pernah ditutup, kini harus ditutup sementara waktu.

Shalat di halaman Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah, pun sementara dilarang, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Halaman dua masjid paling suci bagi umat Islam itu ditutup sejak, Jumat (20/3).

“Otoritas, badan keamanan dan kesehatan memutuskan untuk menghentikan kehadiran orang-orang dan shalat di halaman luar Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, mulai 20 Maret,” kata juru bicara Presidensi Umum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Hani Haider, dinukil dari laman Alarabiya, Jumat (20/3).

“Langkah itu sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus corona,” lanjutnya. Haider meminta masyarakat untuk mengikuti instruksi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah dan peziarah. Dia menambahkan, pihaknya tengah bekerja dengan otoritas keamanan dan kesehatan untuk mempersiapkan masjid-masjid agar shalat bisa dilaksanakan di tempat yang aman dan sehat.

Baca Juga :  Beredar Unggahan Medsos “Al-Quran Salah Cetak”, Kemenag Langsung Jawab Begini

Begitu juga di masjid al-Rajhi Riyadh yang besar, hanya imam, muazin yang melafalkan doa dan adzan untuk Shalat. Beberapa staf lainnya berdoa di dalam, bukan ribuan seperti yang biasanya hadir. “Perasaan ini tak terlukiskan, ‘menara’ (kubah masjid) menangis. Masjid-masjid itu dulu penuh dengan jamaah,” kata muazin Nasser Mohammed, menitikan air mata.

Masjid Biru Istanbul yang dihiasi menara-menara pensilnya dan kubah-kubah berjuntai juga terlihat kosong. Kubah Batu di Yerusalem di bawah atapnya yang berwarna emas, dan Masjid Hassan II besar di Casablanca dengan menara perseginya, kini semuanya ditutup. Tak ada lagi kegiatan berjamaah terlihat.

Comment