Lapor! Inflasi Kalbar Terendah Nomor 4 Nasional

KalbarOnline, Pontianak – Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil mempertahankan posisi dalam 10 provinsi dengan angka inflasi terendah se-Indonesia. Di mana untuk bulan Desember 2023, Kalbar menduduki peringkat 4 inflasi terendah setelah Provinsi Aceh, Papua dan Sulawesi Barat (Sulbar) dengan nilai 2,02 (y-o-y).

Bahkan angka inflasi Kalbar masih berada di bawah angka inflasi nasional yang sebesar 2,61.

Hal tersebut diketahui dari Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi yang diikuti Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual, dari Ruang Analisis Data (DAR), Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (03/01/2023).

“Bulan Desember inflasi (yoy) Kalbar sebesar 2,02, naik dari bulan sebelumnya (November) yang sebesar 2,01. Untuk bulan Desember 2023 ini, Kalbar menduduki peringkat empat provinsi dengan tingkat inflasi terendah nasional,” ungkap Harisson.

Baca Juga :  Sekda Kalbar Pastikan Sanksi Pejabat dan ASN yang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran

Lebih lanjut dijelaskan Harisson, komoditas pendorong inflasi Kalbar pada Desember 2023 (MtM) yaitu daging ayam ras, angkutan udara, kangkung, bayam dan minyak goreng. Sementara komoditas penahan inflasi Kalbar di Desember 2023 (MtM), antara lain ikan tongkol, cabai rawit, cabai merah, obat dengan resep dan udang basah.

“Inflasi kita (Kalbar) 2,02 itu penjumlahan dari banyak komoditas (pendorong). Yang paling tinggi daging ayam ras sebesar 0,1375 persen, angkutan udara 0,0912 persen, kangkung 0,0641 persen, bayam 0,0621 persen, dan minyak goreng 0,0500 persen,” ujarnya.

Harisson pun memaklumi jika daging ayam ras yang menjadi pendorong inflasi tertinggi. Sebab dari pantauannya terakhir di Kota Singkawang, pada 31 Desember 2023 lalu, harga daging ayam bersih mencapai Rp 55 ribu per kilogram.

Baca Juga :  Vokalis Band Sore dan Politisi Nasdem Firza Paloh Tutup Usia

“Itu karena hukum pasar, permintaan meningkat menjelang Natal, dan tahun baru. Sementara suplai atau stoknya tetap. Jadi stok atau suplai ayam tetap atau stabil, tapi permintaan yang meningkat,” katanya.

Harisson melihat, pada perayaan hari-hari besar keagamaan maupun hari libur nasional, permintaan akan bahan pangan pasti meningkat. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan harga naik, dan meningkatkan angka inflasi.

“Namun bersyukur Kalbar inflasi (masih) terkendali, hanya naik 0,01 dari bulan (November) lalu (MtM). Dan secara nasional inflasi Kalbar masuk dalam 4 provinsi dengan inflasi terendah,” pungkasnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment