Popti Kalbar Ajak Puluhan Anak Thalasemia Nobar Aquaman And The Lost Kingdom di XXI

KalbarOnline, Kubu Raya – Momen libur akhir tahun, Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (Popti) Kalimantan Barat (Kalbar) berbagi kebahagiaan dengan mengajak anak-anak penyandang thalasemia nonton bareng (nobar) di bioskop.

Sebanyak 85 anak thalasemia, dengan didampingi orang tua masing-masing, tampak begitu senang menonton film Aquaman And The Lost Kingdom di XXI, Transmart, Kabupaten Kubu Raya, Jumat (29/12/2023).

Dalam kesempatan itu, hadir langsung Ketua Popti Provinsi Kalbar yang juga Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalbar, Windy Prihastari yang berbaur menonton bersama anak-anak.

“Nonton bareng anak-anak thalasemia ini memang sudah sering kami laksanakan, dari dulu sudah rutin, kami mengajak mereka, selain nonton bareng juga pergi ke destinasi-destinasi wisata dalam rangka menghibur mereka,” ungkap Windy usai menyaksikan film besutan sutradara James Wan itu.

Windy menjelaskan, thalasemia merupakan salah satu penyakit kelainan darah yang tidak bisa disembuhkan. Dan para pengidap thalasemia ini harus seumur hidup melakukan transfusi secara rutin, agar bisa melanjutkan kehidupan.

“Jadi bisa dibayangkan anak-anak talasemia, dan orang tua mereka melakukan (transfusi) itu dengan penuh perjuangan, setiap bulan harus ke rumah sakit, juga setiap bulan belum tentu hanya satu kali mereka transfusi,” jelasnya.

Baca Juga :  Dana Influencer dan Dana Riset Covid-19 Tak Bisa Dibandingkan

Lebih lanjut dikatakan Windy, transfusi bagi penyandang talasemia dilakukan sesuai dengan umur. Seperti misalnya anak yang usianya di bawah lima tahun, hanya butuh satu kantong darah, setiap satu bulan sekali. Sementara yang sudah remaja hingga dewasa, rata-rata butuh tiga atau empat kantong darah untuk waktu satu bulan, yang artinya mereka harus tiga sampai empat kali pula datang ke RS untuk melakukan transfusi darah.

Ketua Popri Kalbar, Windy Prihastri foto bersama para anak dan orang tua penyandang thalasemia usai nobar di XXI. (Foto: Jauhari)
Ketua Popri Kalbar, Windy Prihastri foto bersama para anak dan orang tua penyandang thalasemia usai nobar di XXI. (Foto: Jauhari)

“Belum lagi sebelum datang ke RS, mereka juga harus memeriksakan hemoglobinnya, kemudian ada pemeriksaan khusus seperti feritin, MRI jantung itu mereka harus bolak-balik ke RS. Pastinya itu sudah membuat mereka penat dengan segala macam aktivitas transfusi mereka,” ungkapnya.

Karena itu, di momen libur sekolah akhir tahun ini, Popti Kalbar berusaha untuk mengajak anak-anak penyandang thalasemia bersenang-senang. Sebab untuk pelaksanaan transfusi sendiri, tak pernah ada kata libur.

Baca Juga :  Kemenag Minta Jamaah Umrah yang Tertunda pada 1441 H Diprioritaskan

“Untuk anak-anak thalasemia transfusi tidak pernah ada liburnya, justru di hari libur ini dimanfaatkan mereka untuk lebih rutin transfusi, dan membuang klasi besi, dengan dua cara yakni minum obat oral maupun injeksi. Di saat membuang klasi besi itu mereka harus lebih lama di RS untuk diinfus, dan dikeluarkan zat besinya yang sudah kelebihan, karena seringnya transfusi,” paparnya.

Dengan acara nonton bareng tersebut, Windy berharap dapat membahagiakan anak-anak penyandang thalasemia, sekaligus memotivasi mereka agar terus bersemangat, dan berjuang untuk melanjutkan kehidupan. Para penyandang thalasemia, harus juga bisa merasa bahwa dirinya sama seperti anak-anak lainnya.

“Tadi juga ada anak-anak leukumia yang ikut nonton bareng bersama kita. Ini jumlahnya ada sekitar 85 anak thalasemia, dan beberapa anak leukumia. Kami juga mengajak orang tua mereka, lalu perawat dan dokter yang merawat mereka,” terang Windy.

“Memang setiap kali nonton bareng kami menyewa satu studio (XXI), agar mereka lebih bebas, dan tidak bergabung dengan lainnya,” pungkasnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment