Sutarmidji: Kalau Guru Tak Lagi Diharapkan Murid Hadir di Kelas, Sebaiknya Berhenti Jadi Guru

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menghadiri wisuda ke 21 periode Agustus 2023 Universitas Terbuka Pontianak, di Auditorium Untan Pontianak, pada Kamis (31/08/2023).

Di hadapan 798 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan dan keilmuan kala itu, Sutarmidji mengajak mereka untuk mengambil peran pengabdian terbaik bagi kemajuan negeri.

“Dengan gelar yang telah disandang saat ini, selayaknya saudara dapat berkontribusi aktif dalam mengembangkan ilmunya, tidak saja bagi kemajuan daerah, tapi juga nasional, bahkan internasional,” kata dia.

Sutarmidji berharap, agar para tenaga pengajar baik guru maupun dosen mampu menjadi sosok yang dinantikan di depan kelas oleh mahasiswanya.

“Kalau muridnya sudah tak berharap guru itu hadir di depan kelas, berhenti jadi guru, karena bapak ibu melakukan kekerasan psikologis terhadap anak,” katanya.

“Kenapa? Ada pernah lihat iklan di TV? Ketika ketua kelas pergi ke ruang guru, dia lihat gurunya sedang pegang perutnya kan? Nah begitu dia masuk di dalam kelas kasih tahu dengan teman-teman, semuanya bersorak. (Satu kelas) senang. Artinya guru itu tak diharapkan hadir di depan kelas,” timpal Sutarmidji.

Oleh karenanya, ia juga mengingatkan kepada semua yang hadir tentang pentingnya seseorang melakukan inovasi, kemudian menguasai IT dalam menatap modernisasi dengan mantap.

“Kalau menurut saya mohon maaf pengajar yang memberi PR pada anak kelas 1, kelas 2, kelas 3 sampai kelas 6 itu guru yang tidak inovatif. Ketika saya menjadi dosen, saya mengajar materi ini, saya menggunakan literatur ini. Kalian pelajari kita diskusi. Iya itu begitu masuk langsung diskusi. Jadi mereka harus baca  kalau nggak baca nggak tau dia mau belajar di situ,” ujarnya.

“(Ketika) ujian nih, saya tidak jadi soal, saya suruh dia buat soal sendiri. Kau jawab sendiri tapi tak boleh sama. Sehingga dia harus baca buku untuk buat soal, dia harus baca buku untuk jawab, dia harus punya daya imajinasi yang baik serta memperoleh banyak literasi dengan memanfaatkan teknologi untuk menjawab pertanyaan tersebut,” jelas Sutarmidji.

Baca Juga :  Wamen ATR Harap Sutarmidji Jadi Panglima Reforma Agraria di Kalbar

Selain itu, dirinya juga menitipkan 4 kunci kesuksesan kepada wisudawan yang hadir di auditorium tersebut. Adapun kunci kesuksesan tersebut adalah jujur, disiplin, adanya dukungan orang terdekat dan kemampuan (skill).

“Banyak sekali indikator kesuksesan, saya gunakan biasanya cukup 1 sampai 4 saja, itu sudah cukup. Yang lainnya itu hanya persepsi aja,” ucapnya.

Lebih jauh Sutarmidji memberikan contoh, bahwa orang sebagian menganggap bahwa lulus dari perguruan tinggi hebat itu sebagai indikator untuk sukses. Ternyata indikator itu berada di urutan di atas 30. Kemudian ada juga yang bilang kalau indeks prestasi (IPK) 4 yang paling tinggi.

“Mohon maaf (IPK) itu urutan di atas 20, kalau nggak salah 23 atau 24. (Artinya IPK) bukan merupakan indikator pertama dan utama. Tapi indikator penunjang aja. Nah sehingga bapak ibu, adik-adik, yang tamatan universitas terbuka, tadi disampaikan Pak Direktur, Pak Rektor, tergantung kalian mau gimana, itu prestasi tergantung kita. Kalau saya kuncinya ada 4, kejujuran, disiplin, dukungan orang terdekat barulah kemampuan,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fisip, M Husni Arifin saat memberikan sambutan sekaligus mewakili Rektor Universitas Terbuka menyampaikan, bahwa keberhasilan yang  diraih hari ini bukan merupakan akhir dari perjuangan, namun awal untuk menapak ke jenjang yang lebih tinggi.

“Kami berharap, ke depan saudara mengamalkan ilmu dalam profesi saudara dengan baik dan penuh tanggung jawab. Semoga proses pembelajaran yang diperoleh selama mengikuti kuliah di Universitas Terbuka dapat menguatkan nilai-nilai luhur kebenaran, sehingga mendapat keberkahan dan kebahagiaan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Menuju Kota Layak Anak Diperlukan Sinergitas Semua Pihak, Ini Pejelasan KPAID Kalbar

Lebih lanjut Husni mengatakan, semakin membaiknya layanan pembelajaran dan manajemen di Universitas Terbuka telah membawa UT naik kelas. Per tanggal 20 Oktober 2022, telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2022 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Terbuka, dari 4500 lebih jumlah perguruan tinggi di Indonesia, hanya 21 perguruan tinggi berstatus PTN-BH, termasuk Universitas Terbuka.

“Dengan berubahnya status dari PTN PK BLU menjadi PTN-BH maka UT dapat lebih mandiri dan juga lebih leluasa untuk mengembangkan dengan kebutuhan masyarakat dan Industri, serta mempersiapkan dan membekali mahasiswa agar menguasai keterampilan yang dibutuhkan melalui kebijakan internal,” ujar Husni.

Selain itu, kemudahan basis pembelajaran di Universitas Terbuka juga telah melakukan berbagai inovasi guna memudahkan seluruh mahasiswa diantaranya Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ) kepada mahasiswa baru, latihan keterampilan jarak jauh, workshop tugas, dan klinik ujian. Tak hanya itu, UT juga menyediakan layanan berbasis TIK, sistem registrasi dan administrasi akademik, online billing system dan banyak lagi model lainnya.

“Kami selalu berkomitmen dan berusaha memberikan yang terbaik dalam segi metode pembelajaran hingga layanan administrasi kepada mahasiswa, mudah-mudahan ini dapat memudahkan bagi alumni dan mahasiswa mendapatkan layanan lebih mudah dan efisien,” timpalnya.

Turut hadir dalam acara wisuda tersebut, pimpinan perguruan tinggi di Kalimantan Barat, para mitra Universitas Terbuka, Pengurus IKA-UT Pontianak serta para pengurus Pok Ar UT Pontianak. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment