Google-YouTube Bakal Larang Tampilkan Iklan Junk Food di Inggris Raya

KalbarOnline.com – Google dilaporkan bakal melarang iklan junk food yang ditampilkan kepada anak-anak pada platformnya, termasuk YouTube. Rencananya aturan ini berlaku di wilayah Uni Eropa dan Inggris Raya dalam upaya memerangi angka obesitas di negara tersebut.

Tindakan keras terhadap makanan cepat saji Google wilayah tersebut berlaku mulai Oktober. Iklan makanan yang akan dicegah natara lain produk yang tinggi lemak, garam, atau gula (HFSS) khusus anak di bawah 18 tahun.

Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan gerakan anti-obesitas baru di Inggris. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock juga mengatakan bahwa jika semua orang dewasa menurunkan berat badan hanya lima pon, itu dapat menghemat fasilitas layanan kesehatan negara hingga GBP 100 juta atau berkisar Rp 1,9 triliun.

Strategi melawan obesitas nasional oleh pemerintah Inggris ini juga melibatkan pelarangan semua iklan TV untuk makanan tinggi lemak, gula dan garam sebelum jam 9 malam di Inggris Raya. Google pun menggunakan kecakapan teknologinya untuk memberlakukan larangan menyeluruh pada produk apa pun yang ditampilkan kepada anak-anak, yang dianggap tidak sehat. Termasuk kue, hot dog, dan minuman energi.

Baca Juga :  Karyawan Facebook Dizinkan WFH Sampai Tahun Depan, Plus Dapat Bonus

Dilansir dari DailyMail, Selasa (11/8), pelarangan ini secara otomatis diberi tag dan algoritma khusus dari Google dan tidak akan menampilkannya untuk anak yang berusia di bawah 18 tahun.
Usia pengguna akan ditentukan berdasarkan usia yang mereka berikan saat membuat akun YouTube atau Google.

Seorang juru bicara Google memberi tahu MailOnline, pihaknya memiliki kebijakan periklanan yang ketat. “Minggu ini, kami memperkenalkan kebijakan baru untuk melarang promosi produk makanan dan minuman Gula Garam Tinggi Lemak kepada anak di bawah umur di UE dan Inggris,” ungkap juru bicara Google.

Baca Juga :  Covid-19 Terkendali, Warga Brisbane Tak Wajib Pakai Masker di Ruangan

Public Health England baru-baru ini melaporkan bahwa kelebihan berat badan membuat seseorang tiga kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19. Orang yang memiliki berat badan ekstra juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk membutuhkan ventilator.

Boris Johnson menggunakan dirinya sebagai contoh epidemi obesitas di Inggris, dengan mengatakan dia terlalu gemuk ketika dirawat di rumah sakit karena virus Korona. Sejak sembuh dia mengaku pergi pagi hari dengan anjingnya untuk berolahraga.

Perlu diektahui, Inggris sendiri dilaporkan sebagai negara dengan penduduk paling gemuk kedua di Eropa. Dengan dua pertiga orang dewasa di atas berat badan sehat, menurut data Pemerintah. Bahkan satu dari tiga anak berusia 10 sampai 11 tahun kelebihan berat badan atau obesitas.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment