Protokol Kesehatan di Istana, Tamu Presiden Wajib Rapid dan Swab Test

KalbarOnline.com – Selain pembahasan khusus, istana kepresidenan kemarin mengumumkan protokol kesehatan bagi setiap orang yang hendak bertemu Jokowi. Khususnya bagi para tamu presiden. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pada prinsipnya sejak awal pandemi, penerapan protokol kesehatan di istana sudah ketat. Hanya, kali ini perlu disampaikan ke publik.

Misalnya, terkait orang-orang yang hendak bertemu presiden. ’’Siapa pun yang ingin bertemu, menghadap Bapak Presiden, kami akan lakukan swab,’’ terangnya. Kemudian, meskipun sudah swab, pada hari H tamu tersebut tetap harus menjalani rapid test. Saat pertemuan, dia tetap harus mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan presiden.

Uji Klinis Imunomodulator Hampir Rampung

Uji klinis kandidat imunomodulator yang digarap Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hampir menyentuh garis finis. LIPI kemarin mengumumkan bahwa mereka berhasil merekrut subjek uji klinis ke-90 alias yang terakhir. Sebanyak 72 subjek sebelumnya telah selesai menjalani uji klinis kandidat imunomodulator atau obat Covid-19 yang berbahan dasar tanaman herbal asli Nusantara itu.

Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Masteria Yunolvisa Putra mengatakan, metode uji klinis dilakukan secara acak terkontrol tersamar ganda dengan plasebo. Metode itu dipilih untuk menjaga terjadinya bias dalam penelitian.

Baca Juga :  Dekranasda Kalbar Sabet Tiga Penghargaan di Kriyanusa 2022

Masteria mengungkapkan, terdapat dua produk uji dan satu plasebo yang diberikan secara acak dan merata kepada seluruh subjek uji klinis. Terdapat 30 subjek uji untuk setiap kelompok. Dengan metode tersebut, subjek uji klinis dan peneliti tidak mengetahui apa yang diberikan kepada subjek tersebut. Apakah itu produk uji atau plasebo.

Tahap uji klinis selanjutnya adalah sistem blinding yang akan membuka keseluruhan uji klinis. Rencananya, sistem blinding itu dibuka pada 16 Agustus. Tujuannya, mengetahui data pasien yang sudah mendapatkan kontrol.

Dua produk imunomodulator yang diuji klinis itu adalah Cordyceps militaris dan kombinasi herbal yang terdiri atas rimpang jahe, meniran, sambiloto, dan daun sembung. Kombinasi herbal itu sudah memiliki prototipe dan data awal serta memiliki izin edar dari BPOM. ’’Seluruh tim peneliti mohon dukungan dari masyarakat,’’ kata Masteria.

Kasus Korona di Jatim

Persentase pasien sembuh di Jawa Timur juga meningkat. Pencapaian terakhir adalah 66,97 persen. Meski begitu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan Jawa Timur belum aman. Dia memerinci, pasien sembuh sudah lebih dari 15 ribu orang. Lebih tinggi daripada pasien positif yang dirawat. Yakni, 5.717 orang. Angka tersebut berdasar data yang dikeluarkan pada Minggu (2/8). ’’Ini hasil kerja keras banyak pihak, terutama tenaga kesehatan,’’ katanya.

Baca Juga :  Cornelis: Jangan Anggap Negatif Pertemuan Politik

Namun, dia meminta masyarakat tidak berpuas diri. Sebab, dunia belum aman dari Covid-19. Masyarakat tidak boleh menyepelekan virus yang belum ditemukan obatnya itu. ”Tetap waspada karena penularan masih bisa terjadi kapan saja,” ucapnya.

Pernyataan belum aman itu terbukti pada peta zona yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Status peta itu diumumkan setiap Selasa. Zona merah di Jawa Timur kembali bertambah. ’’Itu yang menentukan pusat, provinsi hanya menerima hasil pantauan itu,’’ ungkapnya. Meski begitu, Khofifah tetap bersyukur karena persentase pasien sembuh melebihi nasional. Saat ini persentase pasien sembuh nasional hanya 61,9 persen. Dia berharap jumlah pasien sembuh di Jawa Timur terus meningkat. ”Selama 20 kali, Jatim selalu mencatatkan angka kesembuhan tertinggi nasional,” ucapnya.

Comment