Klaim Temukan Obat Herbal Covid-19, Gelar Profesor dan Ahli Mikrobiologi Hadi Pranoto Palsu?

KalbarOnline.com – Nama Hadi Pranoto tiba-tiba menghebohkan publik setelah mengklaim menemukan obat herbal antibodi Covid-19. Klaim tersebut ia sampaikan saat berbincang dengan Anji di kanal YouTube.

Dalam video Youtube wawancara dengan musisi Anji yang bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto, Hadi Prananto disebut bergelar profesor bidang mikrobiologi.

Wawancara berlangsung sekitar 30 menit dalam video yang diambil di Lampung dan diunggah pada kanal Youtube Dunia Manji pada 31 Juli lalu dengan judul provokatif ‘Bisa Kembali Normal? Obat COVID-19 Sudah Ditemukan’.

Bantahan klaim itu pun bermunculan, Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan, Hadi bukan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan juga bukan kelompok ahli mikrobiologi. Sehingga, risetnya tersebut dinilai meragukan.

Baca Juga :  Kemenag Berencana Kembangkan Pola Pendidikan Keagamaan Khas Papua

“Sampai saat ini kami telusuri datanya belum kami dapatkan,” kata Adib di Jakarta, Senin (3/8/2020).

Lebih jauh, Adib menyatakan, klaim Hadi Pranoto telah menemukan obat herbal antibodi Covid-19 memunculkan tanda tanya besar. Pasalnya, tempat penelitian obat itu tidak jelas, dan belum melewati uji klinis.

“Harus ditelusuri oleh aparat, bukan tidak mungkin kebohongan publik yang dilakukan,” terang Adib.

Sementara itu, soal gelar profesor yang dimiliki Hadi Pranoto juga dipertanyakan oleh anggota Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof Supriadi Rustad.

Baca Juga :  Achmad Yurianto Kini Tak Jadi Dirjen Lagi, Ini Posisi Barunya

“Di pangkalan data Dikti, tidak ada Hadi Pranoto di dalam video itu bergelar profesor. Dia profesor dari kampus mana, laboratoriumnya di mana dan tim peneliti obat COVID-19 siapa saja, itu tidak jelas. Jadi klaim gelar profesornya sangat diragukan,” kata Supriadi dikutip dari Tirto, Senin (3/8/2020).

Menurut dia, dengan gelar yang diragukan, pernyataannya mengenai obat Corona patut dipertanyakan kesahihannya. Secara keilmuan, katanya, seseorang harus bicara sesuai dengan bidangnya.

“Kalau dia profesor minimal ada penelitiannya dan mudah dicari di sumber terbuka seperti mesin pencari. Ini harus diidentifikasi dulu. Secara keilmuan pernyataannya meragukan,” ujarnya. [rif]

Comment