Program Berkelanjutan Cargill Berbuah Sukses untuk Petani Kelapa Sawit

KalbarOnline, Nasional – Cargill telah melatih para petani plasmanya di Indonesia untuk menjalankan praktik bertani yang berkelanjutan selama bertahun-tahun. Baru-baru ini salah satu petani plasma tersebut, Suparji memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berkat Tandan Buah Segar (TBS) seberat 95 kg yang dipanennya. Piagam penghargaan dan sejumlah uang pun diterima Suparji sebagai bentuk apresiasi, Rabu (5/12/2018).

Ini adalah kedua kalinya Suparji, Ketua Koperasi Barokah Jaya di Tegal Mulyo Sumatra Selatan menerima penghargaan atas hasil panen yang luar biasa dari perkebunan yang sudah cukup berumur milik koperasinya.

TBS Suparji jauh lebih berat dibanding berat rata-rata TBS yaitu 25-35kg. Suparji menjelaskan keberhasilan tersebut tak lepas dari pengembangan kapasitas yang rutin diberikan Cargill kepada para petani plasma sebagai bagian dari program keberlanjutannya.

 “Berkat pelatihan praktik pertanian yang berkelanjutan dari Cargill, kami pun jadi belajar peduli terhadap tanah sekaligus menjaga produktivitasnya secara jangka panjang, memastikan kelestariannya demi generasi setelah kami. Kami mengerti betapa pentingnya keterlibatan semua pihak yang terlibat di rantai pasok minyak sawit mulai dari perkebunan hingga ritel untuk senantiasa menjaga keberlangsungan lingkungan serta tanggung jawab sosialnya. Sertifikasi RSPO menjadi bukti kepatuhan kami atas praktik tersebut,” tukasnya.

Baca Juga :  Cargill Gelar Football Festival 2017 di Ketapang

Ketika sebuah perkebunan mendekati akhir siklus hidupnya, hasil panen pun biasanya akan menurun. Namun dengan praktik pertanian yang berkelanjutan, produktivitas dan kualitas TBS pun tetap terjaga dengan penanganan yang ramah lingkungan. Cargill berkomitmen untuk melakukan penanaman sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dimana Cargill berada.

Koperasi Barokah Jaya merupakan satu dari 20 koperasi bagian dari 21.000 hektar lahan perkebunan sawit PT Hindoli milik Cargill di Sumatera Selatan. Dengan pendampingan dari Cargill, koperasi ini menjadi salah satu kelompok petani plasma di dunia yang memperoleh sertifikasi sesuai prinsip dan kriteria RSPO (Round Table for Sustainable Palm Oil) di akhir 2010.

Baca Juga :  Lestari Capital Luncurkan Mekanisme Pembiayaan Inovatif Untuk Perlindungan dan Restorasi Hutan

Ong Kee Chau, President Director PT Hindoli, menjelaskan petani plasma menyumbang sekitar 40 persen dari pasokan minyak kelapa sawit miliknya.

“Para petani plasma ini menggunakan hak mereka dan menjadi bagian penting dalam menyediakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memenuhi permintaan global yang meningkat akan minyak sawit yang berkelanjutan. Kami mendukung petani plasma dengan memberikan pengetahuan mengenai praktik pertanian yang baik sehingga panen dan pendapatan mereka pun dapat meningkat. Selain itu, semakin banyak permintaan kepatuhan terhadap praktik-praktik berkelanjutan, mendorong mereka untuk memenuhi persyaratan-persyaratan sertifikasi,” imbuhnya.

Sebagai bagian dari program keberlanjutan bagi para petani plasma, Cargill mempersiapkan mereka untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dengan berbagai dukungan pelatihan. Cargill juga mengembangkan program formal agar para petani plasma dapat menerima premium minyak sawit dari penjualan produk bersertifikasi RSPO. Petani Plasma Hindoli telah memperoleh premium RSPO pertamanya pada tahun 2011. Hingga Juni 2018 mereka telah menerima premium RSPO dengan total lebih dari 3,6 juta dolar AS (Rp 51.401.027.883).

Hingga saat ini, Cargill telah melakukan pendampingan kepada sekitar 13.500 dari 21.600 petani plasmanya di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat untuk memperoleh sertifikat RSPO. (*/KO)

Comment