Sutarmidji Effect Jelang Pilgub Kalbar 2018

“Seringkali Torehkan Penghargaan Nasional”

KalbarOnline, Pontianak – Sejumlah nama besar di Kalimantan Barat yang diisukan bakal mengikuti kontestasi memperebutkan kursi yang kini diduduki Gubernur dua periode, Cornelis. Sutarmidji yang kini menjabat sebagai Wali Kota Pontianak 2 (dua) periode ini, merupakan calon kuat untuk memimpin Kalimantan Barat kedepan.

Bagaimana tidak, selama dua periode memimpin Kota Pontianak, namanya kian menggema. Sutarmidji mulai terkenal dengan prestasinya, Pontianak menjadi bagus, bukan saja kota, tapi pelayanan publik dan keuangan, ditambah penataan dan infrastruktur yang sangat bagus.

Bikin Lawan Politik Kembali Gigit Jari Melalui Penghargaan Nasional

Baru ini, untuk ketiga kalinya, Kota Pontianak kembali menyandang predikat sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik Nasional untuk Kawasan Timur Indonesia. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kepada Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono yang mewakili Kota Pontianak di Jakarta, Kamis (27/7).

Menanggapi hal itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan bahwa Kota Pontianak unggul memimpin Kawasan Timur Indonesia dalam mengendalikan inflasi selama tiga kali. Sejatinya, tahun lalu pihaknya bisa saja kembali meraih penghargaan serupa tetapi tidak diikutsertakan karena sudah dua kali berturut-turut meraih predikat tersebut.

“Tahun ini kita ikut lagi, Alhamdulillah kita masih bertahan sebagai TPID Terbaik Nasional Kawasan Timur Indonesia,” sebutnya.

Pemberian penghargaan berdasarkan tiga kategori wilayah, yakni Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia. Hal yang paling membanggakan, lanjut Sutarmidji, pada acara penganugerahan itu, Wakil Wali Kota Pontianak yang mewakili penerimaan penghargaan, diminta Presiden Jokowi untuk menjelaskan kiat-kiat yang dilakukan Kota Pontianak dalam mengendalikan inflasi daerah.

“Artinya, dalam berbagai sektor tata kelola pemerintahan, Kota Pontianak selalu tampil menjadi yang terdepan. Ini harus dipahami oleh masyarakat Pontianak sebagai suatu kebanggaan karena Pontianak dikenal dengan berbagai prestasi yang diraih,” tuturnya.

Wali Kota dua periode ini menerangkan, dalam setiap penghargaan yang diterima, pihaknya menerapkan teori yang berbeda-beda. Pada penghargaan pertama diterapkan teori kuadran. Kedua dengan menerapkan papa display digital tentang informasi harga pangan di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga :  Bawaslu Jelaskan Penyebab Papua, Kalbar dan Maluku Rawan Konflik di Pilkada

Sedangkan ketiga atau penghargaan yang baru saja diterima ini karena mengintegrasikan informasi harga pangan di seluruh pasar tradisional yang ada di Pontianak dan menginformasikan harga pangan terkini melalui aplikasi Gencil.

“Mungkin daerah lain belum melakukannya tetapi kita sudah lakukan,” ungkapnya.

Dijelaskannya, di pasar-pasar tradisional di Kota Pontianak sudah disediakan display atau billboard digital yang menayangkan informasi terkait harga pangan, informasi itu semua sudah terintegrasi.

Bahkan, pihaknya sudah lebih dulu menggunakan aplikasi bernama Gencil sejak setahun lalu, di mana aplikasi itu diantaranya berisikan informasi harga pangan terbaru dan disertai notifikasi apabila ada kenaikan harga.

“Padahal Bapak Presiden meminta daerah-daerah menggunakan aplikasi sejenis tiga bulan lalu. Jadi kita selangkah lebih maju sehingga kita bisa menjawab permasalahan-permasalahan itu dengan menggunakan IT sebagai media untuk menangani inflasi di daerah masing-masing,” jelasnya.

Sutarmidji berharap, ke depan, TPID Kota Pontianak bisa berkiprah secara nasional dengan memberikan contoh-contoh dalam menangani inflasi. Ia menekankan, penanganan inflasi bukan berarti inflasi harus rendah. Inflasi yang harus dijaga adalah inflasi yang berkaitan dengan pangan sebab bisa menurunkan daya beli masyarakat.

“Tetapi kalau inflasi yang disebabkan faktor harga tiket pesawat tidak perlu dikuatirkan,” pungkasnya.

Menilik Kembali Track Record Sutarmidji Selama Dua Periode

Seperti diketahui selama dua periode Wali Kota Pontianak, Sutarmidji tidak pernah meleset dari apa yang dia janjikan untuk warga Kota Pontianak yaitu akan membangun Kota Pontianak menjadi indah dan asri menghilangkan kekumuhan.

Ia telah membuktikan janjinya untuk membangun perumahan yang layak untuk masyarakat miskin, membangun sarana perhubungan seperti jalan dan jembatan, yang tidak pernah ia janjikan membangun rumah sakit yang megah di Jalan Yos Sudarso Pontianak juga dibangunnya. Sudah lengkaplah segala janjinya di waktu masa kampanyenya beberapa tahun yang lalu.

Kini tak terasa sudah dua periode dia memimpin Kota Pontianak yang dulunya kumuh dan gersang kini menjadi kota yang indah, asri dan lestari.

Baca Juga :  Tahun Terakhir Masa Jabatan, Midji-Norsan Rampungkan Seluruh Aspirasi Masyarakat Kalbar

Rumah-rumah sekolah yang berkualitas, tak heran kepergian Wali Kota H Sutarmidji M.Hum melepaskan tugasnya karena sudah habis masa jabatannya sangat disayangkan oleh masyarakat, namun apa lacur, peraturan tetap peraturan ia hanya diperbolehkan memimpin dua periode saja.

Masyarakat Pontianak merasa kesungguhan Sutarmidji membangun kota Pontianak bukanlah janji pepesan kosong, ia buktikan dengan kenyataan.

Baru ini, Kota Pontianak menjadi salah satu kota yang masuk dalam program pengembangan Kota Baru oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Banyak proyek pembangunan di dalamnya. Hingga 2020 anggaran yang dikucurkan mencapai Rp4,8 triliun.

Kota Baru yang dimaksud yakni menjadikan Pontianak sebagai kota yang modern, smart dan sustainable. Untuk mewujudkannya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menandatangani MoU dengan Kementerian PUPR. Kedua pihak ini sepakat dengan hak dan kewajiban masing-masing.

Dari program tersebut, komitmennya pusat bakal menggelontorkan dana mencapai Rp4 triliun lebih. Syaratnya Pemkot juga harus berkontribusi sesuai dengan kesepakatan dalama pembangunan itu. Di mana di masing-masing proyek pembangunan, Pemkot harus menyiapkan hal-hal pendukung, yang pembiayaannya melalui APBD.

Kota Baru adalah kota yang didesain modern dengan menggali potensi yang ada di daerah. Awalnya banyak kota se-Indonesia yang mengajukan. Ada puluhan, hingga akhirnya disaring menjadi tiga kota. Yaitu Kota Pontianak Kalbar, Tanjung Selor Kaltara dan Sofifi Maluku Utara.

Namun, kabar terkini, Sofifi Maluku Utara dikabarkan malah mundur karena tidak mampu kontribusinya.

Sudah sewajarnya masyarakat Kota Pontianak menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sangat besar atas jasa Sutarmidji yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya. Namun karya nyatanya tetap terpatri dihati sanubari masyarakat Kota Pontianak sehingga ia juga pantas disebut Bapak Pembangunan Pontianak.

Kalimantan Barat perlu pemimpin kolektif kolegial dan berkelas nasional, bukan hanya pemimpin identitas dan lokal, yang tidak memiliki program yang jelas serta hanya mengobral janji-janji. Kenapa demikian?, sebab Kalbar sudah jauh tertinggal oleh provinsi besar lainnya. (Fat)

Comment