Meriah, Pembukaan Gawai Akbar Napak Tilas Diwarnai Drama Kolosal Opera Perang Kedang 

KalbarOnline, Ketapang – Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Ketapang itu tiba. Hari di mana event akbar napak tilas resmi digelar.

Napak Tilas Perjuangan, Pembangunan dan Budaya Kabupaten Ketapang tahun 2023 tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Barat (Kalbar), Muhammad Yusuf bersama Bupati Ketapang, Martin Rantan, disertai oleh jajaran Forkopimda Ketapang dan Provinsi Kalbar, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan Tim Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), di Balai Sungai Kedang Ketapang, pada  Sabtu (21/10/2023) malam.

Opening ceremony ditandai dengan pemukulan senggayung, alat musik tradisional dari bambu khas Kalimantan.

Kajati mengatakan, napak tilas ini merupakan refleksi atas semangat para leluhur kita terdahulu yang rela berjuang demi membela harkat dan martabat bangsa Indonesia, para pejuang telah berikrar dengan tegas bahwa lebih baik mati daripada dijajah.

Menurutnya, semangat para pejuang Perang Kedang Tumbang Titi 1914, Uti Usman, Panglima Tentemak dan Kenduruhan Bajir harus menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat Kabupaten Ketapang.

Baca Juga :  Perusahaan Milik Kacab BNI Ketapang Keruk Pasir di Luar Izin

“Selain sebagai refleksi sejarah perjuangan, saya berharap acara ini juga menjadi wahana untuk memelihara dan melestarikan budaya serta kearifan lokal agar terus lestari, pengembangan pariwisata, UMKM dan ekonomi kreatif di Kabupaten Ketapang.” ujar Yusuf dalam sambutannya.

Senada dengan itu,  Bupati Ketapang mengajak masyarakat Kabupaten Ketapang untuk mengikuti seluruh rangkaian acara ini, mulai dari pembukaan tanggal 21 Oktober hingga 28 Oktober 2023.

Bupati berharap, dengan semangat perjuangan Perang Kedang Tumbang Titi 1914 ini menjadikan momen persatuan, secara bersama-sama membangun dan mengisi pembangunan di Kabupaten Ketapang, lebih maju dan sejahtera.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada tamu undangan, kepada panitia pelaksana dan masyarakat Kabupaten Ketapang yang telah mendukung mulai dari persiapan dan pelaksanaan Napak Tilas,” ujar Martin.

Baca Juga :  PSHT Rajai Perolehan Medali pada Festival Pencak Silat Tradisional Pendekar Wira Utama

“Kita akan mengenang dan menghormati jasa-jasa para pahlawan dan tokoh-tokoh penting yang telah berjuang pada era pra-kemerdekaan tahun 1914,” tutupnya.

Acara dilanjutkan dengan  penandatanganan perubahan nama Pentas Seni Pendopo dengan nama Balai Sungai Kedang, Penandatanganan Prasasti Jembatan Tanjungpura Baru dan Penapakan Kaki sebagai tanda jejak prasasti Napak Tilas.

Pada opening itu, para tamu undangan disambut dengan drama musikal penyambutan 9 etnis yaitu Tari Dayak Ajat Temuai Datai, Tari Selamat Datang Melayu, Tari Yangge Tionghoa, Tari Muang Sangkal Madura, Tari Sungguh Rawuh Jawa, Tari Tor Tor Batak, Tari Padduppa Bugis, Tari Panarimaan Pasundan dan Tari Hedung Flores.

Pasca suguhan tarian, para tamu undangan dijamu dengan pertunjukan Opera Perang Kedang, di mana dalam opera ini ditampilkan bagaimana perjuangan para pahlawan daerah untuk menentang kebijakan Belanda pada saat itu yaitu belasting atau pajak. (Adi LC)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment