Kalbar Canangkan Imunisasi Japanese Encephalitis Serentak: Targetkan Lebih Dari 1 Juta Anak Terimunisasi Dalam 2 Bulan

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar melaksanakan pencanangan Introduksi Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) Tahun 2023. Kegiatan yang dilaksanakan secara serentak se-Kalbar itu, dicanangkan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson dari Aula Garuda, Kantor Gubernur, Selasa (26/9).

Dalam kesempatan itu turut hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Maxi Rein Rondonuwu, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalbar, Pj Ketua TP-PKK Kalbar Windy Prihastari, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Erna Yulianti, dan para kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Kalbar lainnya.

Usai pencanangan Introduksi Imunisasi JE, Pj Gubernur bersama para pejabat yang hadir, secara daring, menyapa satu per satu kabupaten/kota se-Kalbar yang telah melaksanakan kegiatan serupa. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan penyuntikan imunisasi JE kepada para pelajar yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut.

Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari dan Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti meninjau pelaksanaan imunisasi JE yang digelar Dinas Kesehatan Kalbar
Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari dan Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti meninjau pelaksanaan imunisasi JE yang digelar Dinas Kesehatan Kalbar (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Tekankan Faktor Kebersihan Lingkungan

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Kalbar Harisson mengatakan, faktor kebersihan lingkungan berkaitan erat dengan kesehatan manusia di sekitarnya. Lingkungan yang kotor tentu akan mendatangkan berbagai penyakit. Ditambah lagi, pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan masih belum begitu baik.

“Itulah sebenarnya tugas kita bersama bagaimana meningkatkan pendidikan masyarakat terkait perilaku dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Inilah tugas kita bersama,” kata Harisson.

Karena itu dia menekankan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dengan terus menggalakkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

“Kalau lingkungannya bersih itu artinya kalau memang mereka (masyarakat) benar-benar menjaga kebersihan lingkungannya, penyakit-penyakit menular itu otomatis akan bisa kita tekan,” kata dia.

Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari, Dirjen P2P Kemenkes, dan Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti meninjau pelaksanaan imunisasi JE yang digelar Dinas Kesehatan Kalbar
Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari, Dirjen P2P Kemenkes, dan Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti meninjau pelaksanaan imunisasi JE yang digelar Dinas Kesehatan Kalbar (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Terapkan Pola Kerjasama Seperti Kendalikan Covid-19

Meski begitu, lanjut Harisson, tugas tersebut tentunya tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Dinas Kesehatan. Harus melibatkan semua stakeholder. Dia pun mencontohkan, kesuksesan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kalbar berkat kerjasama Pemprov Kalbar dengan TNI-Polri dalam hal ini Polda Kalbar dan Kodam XII/Tanjungpura serta pihak lainnya.

“Itu pengalaman kita pada pengendalian Covid-19 lalu. Kalau kita (Pemprov) tidak bekerjasama dengan TNI-Polri sebagai ujung tombaknya, vaksinasi Covid di Kalbar (tentu) tidak akan bisa tinggi cakupannya. Tapi (karena) teman-teman dari TNI-Polri, Kejaksaan Tinggi (semangat) ikut melaksanakan vaksinasi, sehingga cakupan vaksinasi Covid di Kalbar itu tinggi,” kata Harisson

Harisson meminta agar pola kerjasama yang baik ini dapat terus diterapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. Sebab sejatinya, kata Harisson, untuk menyukseskan suatu program tak bisa bekerja sendiri. Ditambah lagi, TNI-Polri memiliki Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang mampu menjangkau sampai ke desa-desa.

Baca Juga :  Dokkes Polresta Pontianak Bantu Pemeriksaan Kesehatan Warga Lansia Sebatang Kara di Pontianak Barat

“Nah pola ini kita gunakan. Lakukan kerjasama dengan Kodam, Polda, Kejati, dan stakeholder lainnya. Sehingga akan sukses. Tidak bisa kita lakukan sendiri. Begitu juga dengan pelaksanaan imunisasi JE ini,” kata Harisson.

Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari, Dirjen P2P Kemenkes, Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti serta pejabat lainnya foto bersama usai siswa SMP yang mengikuti pelaksanan imunisasi JE
Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari, Dirjen P2P Kemenkes, Kadis Kesehatan Kalbar Erna Yulianti serta pejabat lainnya foto bersama usai siswa SMP yang mengikuti pelaksanan imunisasi JE (Foto: Biro Adpim For KalbarOnline.com)

Galakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Namun demikian, Harisson kembali menegaskan, kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan faktor kebersihan lingkungan. Karena itu dia meminta, selain menggencarkan pelaksanaan imunisasi JE, kesadaran masyarakat terkait kebersihan lingkungan harus terus ditingkatkan.

“Puskesmas-puskesmas harus bisa bekerjasama dengan Koramil, Polsek dan pihak lainnya untuk sama-sama dengan masyarakat bagaimana caranya. Misalnya diadakan terus setiap minggu ada hari khusus untuk melaksanakan kebersihan lingkungan. Memang kebersihan lingkungan ini harus terus digalakkan, sehingga penyakit-penyakit menular itu nanti juga akan turun,” jelasnya.

“Diare turun, kalau sudah diare turun ini tentunya akan mendukung terhadap penurunan stunting kita. Kalau sudah stunting, libatkan lagi TNI-Polri, PKK, Dharma Wanita, libatkan semua agar mereka semua ikut keroyokan dalam melaksanakan program-program kesehatan,” timpalnya.

Harisson pun berpesan agar Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dapat menggandeng semua pihak dan memperkuat kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam rangka mensukseskan pelaksanaan imunisasi JE.

“Sosialisasikan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik, kita dapat melaksanakan imunisasi JE ini dengan baik, sehingga target 1.333.657 anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun di Kalbar mendapat imunisasi JE dapat tercapai pada bulan November nanti,” pungkasnya.

Satu Dari Tiga Provinsi Endemis JE di Indonesia

Sementara Dirjen P2P Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, Kalbar merupakan salah satu dari tiga provinsi endemis JE di Indonesia. Dari data yang ada, kasus JE yang tercatat dan terdeteksi di Indonesia sejak 2014, ada sebanyak 145 kasus. Dan 35 kasus diantaranya berada di Kalbar.

“Itu yang tercatat, karena kebanyakan juga gejala dari encephalitis ini kadang tidak bergejala. Tapi kalau bergejala itu bisa (sampai) infeksi radang selaput otak, menyebabkan kematian. Kematiannya cukup tinggi ada 30 persen kasus ini meninggal,” ungkapnya.

Untuk itu, Maxi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemprov Kalbar yang telah mendukung pencanangan Introduksi Imunisasi JE. Karena sebelumnya juga telah dilaksanakan sosialisasi serta penandatanganan komitmen bersama, yang turut diikuti seluruh kabupaten/kota se-Kalbar.

Baca Juga :  Polda Kalbar Tangkap Delapan Pemalak Pengemudi Speedboat di Kawasan Pelabuhan Pontianak

“Kami harapkan sosiaslisasinya sudah sampai pada tingkat kabupaten/kota, ke bawah sampai ke kecamatan, dan desa. Sehingga pada hari ini (kemarin) kita launching dan Pak Pj Gubernur hadir langsung. Terima kasih Pak Harisson beserta ibu yang langsung menghadiri sekaligus mencanangkan kegiatan ini,” tutupnya.

Targetkan Cakupan Imunisasi JE Capai 95 Persen

Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Erna Yulianti menjelaskan, penyakit JE atau Ensefalitis Jepang merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang sistim saraf pusat dan biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini, kata dia, dapat menyebabkan gejala berat seperti demam tinggi, kejang, kelumpuhan bahkan kematian.

“Di Kalbar sendiri, sampai dengan Agustus 2023, dari 42 sampel yang dikirim, sudah ada empat kasus JE positif, dan satu kasus meninggal dunia. Kasus JE ini tersebar di tujuh kabupaten yaitu Kabupaten Mempawah, Landak, Kubu Raya, Melawi, Sintang, dan Sekadau,” kata Erna.

Erna turut menjelaskan, 85 persen dari kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia kurang dari 15 tahun. Karena itu, tegas Erna, dengan adanya kasus JE di Indonesia khususnya di Kalbar, sesuai kajian serta rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), perlu dilakukan Introduksi Imunisasi JE ke dalam program imunisasi yang diawali dengan imunisasi tambahan secara massal.

“Karena itu kita lakukan pencanangan Introduksi Imunisasi JE di Kalbar. Dengan sasaran 1.333.657 anak usia sembilan bulan, sampai kurang dari 15 tahun. Dilaksanakan mulai dari 26 September 2023, sampai 26 November 2023 serentak di 14 kabupaten/kota se-Kalbar,” kata Erna.

Setelah pelaksanaan imunisasi massal selesai, kata Erna, imunisasi JE akan menjadi bagian dari imunisasi rutin untuk anak usia 10 bulan. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki perlindungan maksimal terhadap penyakit tersebut.

“Selain itu, melalui Introduksi Imunisasi JE juga diharapkan pengendalian penyakit JE di Kalbar bisa tercapai. Sehingga ke depan, angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit JE dapat diminimalisir. Serta target cakupan Introduksi Imunisasi JE sebesar 95 persen dapat diwujudkan,” tutupnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainna di Google News

Comment