Pemerintah Swiss Desak Pemilih Tolak Larangan Memakai Cadar

KalbarOnline.com – Pemerintah Swiss merekomendasikan para pemilih agar pada referendum 7 Maret mendatang menolak usul larangan penutup wajah seperti burkak dan cadar yang dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim.

“Sangat sedikit orang di Swiss yang memakai penutup wajah penuh,” kata pihak pemerintah dalam sebuah pernyataan resmi, dikutip dari Antara Selasa (19/1) kemarin.

Pemerintah memandang langkah tersebut akan merugikan sektor pariwisata Swiss karena kebanyakan perempuan yang memakai penutup wajah penuh adalah turis dan hanya menghabiskan waktu singkat di negara itu. Montreux dan tujuan lain di sekitar Danau Jenewa serta Interlaken di Swiss tengah telah sekian lama menarik kunjungan cukup banyak turis Muslim, terutama dari negara-negara Teluk Arab yang kaya.

Beberapa daerah atau negara bagian di Swiss, seperti St. Gallen dan Ticino, melalui pemungutan suara regional telah melarang penutup wajah penuh. Tetapi, pemerintah pusat Swiss mengatakan menindaklanjuti langkah itu menjadi larangan konstitusional secara nasional adalah ide yang buruk.

Baca Juga :  Peneliti AS Mulai Ragukan Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Alasannya

“Larangan nasional akan merusak kedaulatan daerah, merusak pariwisata, dan tidak membantu kelompok wanita tertentu,” lanjut pihak pemerintah.

Di bawah sistem demokrasi langsung Swiss, setiap proposal untuk mengubah konstitusi akan mendapatkan suara populer jika pendukungnya mengumpulkan lebih dari 100.000 tanda tangan.

Pada 2009, pemilih Swiss mendukung proposal untuk melarang pembangunan menara-menara baru masjid. Prancis dan Denmark juga melarang penutup wajah, merujuk pada upaya untuk menegakkan nilai-nilai sekuler dan memerangi diskriminasi terhadap perempuan.

Usulan Swiss juga melarang memaksa seseorang memakai penutup wajah berdasarkan jenis kelamin.

Pengelompokan di balik proposal pelarangan burkak, Komitee Egerkinger, yang mencakup anggota sayap kanan Partai Rakyat Swiss (SVP), juga berada di balik langkah tahun 2009 untuk melarang menara masjid. Larangan itu disetujui oleh hampir 60 persen pemilih.

Baca Juga :  Antisipasi Hindari Rem Blong Saat Melakukan Liburan Akhir Tahun

Para pendukung proposal 2009 melihat keberadaan menara merupakan kebiasaan asing bagi tradisi dan nilai-nilai Swiss, khususnya pada saat kegelisahan meningkat atas aktivitas militan Islam di Eropa dan Timur Tengah.

Di Swiss sendiri, persentase jumlah warga Muslim hanya sekitar lima persen dari 8,6 juta warga Swiss.

Pemerintah Swiss telah membuat proposal balasan terhadap larangan menutupi wajah. Larangan tersebut akan mulai berlaku jika pemilih menolak proposal awal pada 7 Maret.

Proposal awal itu akan mengharuskan perempuan yang mengenakan penutup wajah untuk memperlihatkan wajah mereka jika diperlukan guna identifikasi di kantor administrasi atau di transportasi umum.

Comment