Innalillahi, Rais Syuriyah PBNU dan Pengasuh Ponpes Krapyak KHR Najib Abdul Qodir Wafat

KalbarOnline.com – Kabar duka menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (NU), Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KHR Najib Abdul Qodir wafat pada Senin (4/1/2021).

Kabar tersebut dibenarkan Gus Muhammad Nahdi, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, yang masih memiliki hubungan keluarga dengan almarhum.

“Iya betul. Baru saja,” ujarnya dilansir dari NU Online pada Senin (4/1/2021).

Menurut penuturan Gus Nahdi, almarhum sempat hendak dibawa ke rumah sakit. Namun, beliau tidak berkenan. Ia menyebut almarhum wafat dalam usia 67 tahun.

Kiai Najib merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Ia merupakan putra dari KH Abdul Qodir dan cucu dari KH Munawwir, pendiri Pondok Pesantren Krapyak.

Baca Juga :  Rektor UIN Jakarta Dilaporkan ke Polda Metro Atas Dugaan Korupsi Pembangunan Asrama Mahasiswa

R. Abdul Qodir Munawwir, atau Romo Kyai Qodir, dilahirkan pada Sabtu Legi 11 Dzulqo’dah 1338 H bertepatan dengan 24 Juli 1919 M.

Setelah KH. M. Munawwir wafat (1942 M), Romo Kyai Qodir meneruskan estafet tanggung jawab ayahandanya untuk mengasuh pesantren bersama sang kakak (KH. R. Abdullah Afandi Munawwir) dan adik iparnya (KH. Ali Ma’shum) dalam usia yang relatif muda, yakni 18 tahun.

Sebagaimana diketahui bahwa Pondok Pesantren Krapyak memiliki banyak komplek, salah satunya adalah Madrasah Huffadz I Al-Munawwir yang berdiri secara otonom di bawah asuhan KH. R. Muhammad Najib Abdul Qadir dengan melandaskan impian KH. Munawwir untuk membumikan Al-Qur’an.

Berbagai kegiatan pengajian seperti setoran hafalan Al-Qur’an, takror, dan seaman Al-Qur’an pun rutin berjalan dengan baik.

Baca Juga :  Densus 88 Ringkus Lima Terduga Teroris di Jateng, Diduga Jaringan JAD

Pada September lalu, ustaz Yusuf Mansur sempat sowan dan setoran hafalan ke kiai yang dikenal hafal Alqur’an di luar kepala dan ahli qira’ah sab’ah ini.

Romo Kyai Qodir menikah pada usia 25 tahun dengan Ny. Hj. Salimah Nawawi (Jejeran), diakadkan oleh al-maghfur lah KH. Muhammad Manshur (Popongan) yang merupakan mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyyah.

Beliau dikaruniai 8 putra-putri, yakni; Fatimah (wafat waktu kecil), Nur Jihan (wafat waktu kecil), Nur Widodo (wafat waktu kecil), Ny. Hj. Ummi Salamah, KH. R. Muhammad Najib, Ny. Hj. Munawwaroh, KH. R. Abdul Hamid, dan KH. R. Abdul Hafidz. [rif]

Comment