Berdayakan Umat di Daerah 3T, Kemenag Canangkan Kampung Zakat

KalbarOnline.com – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan sejumlah daerah terpencil sebagai percontohan kampung zakat. Terbaru Kemenag menetapkan Desa Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagai Kampung Zakat yang akan mendapat berbagai program pemberdayaan bernilai variatif sesuai kebutuhan setempat.

Kampung zakat menjadi primadona dari banyak jenis dalam program percontohan. Selain itu terdapat beberapa bentuk kegiatan lain, seperti program wakaf produktif, bantuan renovasi dan operasional masjid atau musala, pemberdayaan penyuluh agama Islam, bantuan ormas, dan majelis taklim. Kemudian program pembinaan imam masjid, dan juga pemberian sembako, alat-alat salat, bantuan Al-Qur’an, serta buku-buku keagamaan.

Pilihan lokasi program ini mengacu pada wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015. Program Kampung Zakat sendiri merupakan salah satu program prioritas Ditjen Bimas Islam Kemenag yang bersinergi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2018. Sebelumnya sejumlah daerah telah menikmati program ini, yaitu Sambas (Kalbar), Bantar Gebang Bekasi, Inhil (riau), Donggala (Sulteng), Aceh Singkil (Aceh).

Baca Juga :  Putra Amien Rais Kondisinya Semakin Membaik, Dipindah di RS Bintaro

Dalam keterangan tertulis dari Ditjen Bimas Islam Kemenag, meluncurkan Program Percontohan Desa Santan Tengah dilakukan secara resmi oleh Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin di Desa Santan Tengah Selasa (3/11). Kampung zakat itu merupakan salah satu program Kemenag yang bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dengan program ini, sekelompok masyarakat berpenghasilan rendah akan dibina dan diberdayakan dengan berbasis dana zakat, infak, dan sedekah.

Pemberdayaan yang akan diterima masyarakat meliputi bidang ekonomi, pendidikan, pembinaan keagamaan, kesehatan, dan sosial kemanusiaan. Program ini didesain selama kurun waktu tiga tahun. Yaitu fase perintisan, pelaksanaan, dan selanjutnya adalah kemandirian.

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengungkapkan, program ini merupakan wujud inovasi kebijakan yang lebih berbasis pencapaian output dan outcome. Dengan pemberdayaan masyarakat, maka hasilnya jelas langsung dirasakan oleh penerima. Pendekatan agama diambil karena posisi agama secara inheren menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga :  Pukul Bola Hingga Bikin Hakim Garis Ambruk, Djokovic Menyesal

’’Program ini merupakan wujud kehadiran negara dalam berbagai permasalahan di tengah masyarakat,’’ katanya. Ia menambahkan, Kemenag tidak hanya bertanggung jawab sebagai pembimbing dan penyebar nilai-nilai keagamaan, tetapi ingin berposisi sebagai rujukan dalam pengamalan agama Islam yang konsisten dan bervisi rahmatan lilalamin.

Kamaruddin menambahkan, membangun masyarakat yang mandiri dan kuat menurut agama Islam basisnya adalah saling membantu antar masyarakat. Salah satunya melalui zakat. ’’Saya tegaskan sesuai namanya, program percontohan ini harus betul-betul menjadi contoh. Jangan hanya diresmikan lalu hilang. Ini pertaruhan kita bahwa ini harus berlanjut di masa yang akan datang,’’ tandasnya.

Bagi Kemenag, kegiatan ini memiliki makna yang lebih besar dari sekedar bantuan sosial. Yaitu menjaga dan memelihara esensi ajaran Islam yang hakikatnya peduli pada sesama. Pemerintah juga memberikan muatan moderasi beragama dan memperkuat kesadaran keragaman dan kemajemukan. Kehadiran aparatur pemerintah di daerah binaan tersebut diharapkan dapat mencegahan masuknya paham keagamaan yang menyimpang dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama. (*)

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment