Pengamat: Ketidakhadiran Muhamad Munculkan Spekulasi Liar

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Djaka Badrayana, menilai ketidakhadiran Calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad dalam pengundian nomor urut pasangan calon memunculkan spekulasi.

Menurut Djaka, pengundian nomor urut pasangan calon menjadi salah satu momen penting dalam tahapan pesta demokrasi. Karenanya, ketidakhadiran Muhamad membuat masyarakat bertanya-tanya, termasuk memunculkan spekulasi liar.

“Saya melihat ada kelemahan dalam komunikasi publik yang dimiliki tim pemenangan Muhamad. Tim Muhamad seharusnya memberikan penjelasan secara detail mengenai alasan kenapa Muhamad sampai tidak hadir. Kalau sakit, jelaskan sakit apa, sehingga publik tidak bertanya-tanya,” kata Djaka saat dihubungi, Kamis (24/9).

Baca Juga :  Anang Dorong Pemerintah Buat Terobosan di Sektor Ekonomi Kreatif Imbas Covid-19 

Di sisi lain, Djaka juga menyayangkan lemahnya komunikasi publik yang dimiliki KPU Kota Tangerang Selatan. Menurut Djaka, KPU Tangsel punya tanggung jawab untuk menyampaikan kepada publik mengenai alasan ketidakhadiran Muhamad saat pengundian nomor urut pasangan calon.

Djaka menyatakan, regulasi pilkada memang memberikan ruang untuk kandidat yang berhalangan. Namun, kata Djaka, “KPU Tangsel harus menjelaskan kepada publik alasan Muhamad tidak bisa hadir. Jika sakit, harus dikasih tahu sakit apa. Tapi yang terlihat oleh masyarakat, Rahayu Saraswati justru ditemani Ketua DPC PDI-P Tangsel Wanto Sugito tanpa ada keterangan apa pun. Ini akhirnya memunculkan bola liar. Publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Muhamad.”

Baca Juga :  Jokowi: Tak Perlu Khawatir, Cicilan Kredit Motor-Perahu Dilonggarkan 1 tahun

Seperti diketahui, sebelum prosesi pengundian nomor urut pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel, Rahayu Saraswati tiba di kawasan Intermark BSD seorang diri. Tanpa Muhamad, Saras justru ditemani Wanto Sugito.

Namun, ketika media coba menanyakan mengenai keberadaan Muhamad, Saras tak memberikan penjelasan. Hal serupa juga dilakukan Wanto Sugito. “Doakan saja yang terbaik,” begitu kata Saras ketika ditanya alasan ketidakhadiran Muhamad. (ind)

Comment