Eks Pengawal Kim Jong-il: Saya Pasti Mati jika Dideportasi ke Korsel

KalbarOnline.com – Eks pengawal mendiang Kim Jong-il, Lee Young-guk, menyampaikan hal yang menyedihkan terkait kehidupannya. Lee menyebut dirinya pasti mati jika dideportasi ke Korea Selatan oleh pemerintah Kanada. Lee mengatakan hal itu setelah permohonan suakanya ditolak oleh Kanada.

Kim Jong-il merupakan pemimpin Korea Utara sejak 1994 hingga 2011. Dia menggantikan ayahnya, Kim Il-sung. Kim Jong-il meninggal dunia pada 17 Desember 2011 dan tampuk kekuasaan Korut diteruskan oleh putranya, Kim Jong-un.

Lantas, kenapa Lee yang merupakan mantan pengawal Kim Jong-il bakal dideportasi ke Korsel? Saat berbicara dengan Toronto Star, Lee, 57, mengatakan bahwa rezim Korea Utara mencoba menculiknya saat dia tinggal di Korea Selatan usai membelot. Dia kemudian berucap, “Jika Kanada mengembalikan saya ke sana (Korsel), saya akan mati”.

Seperti dilansir The Star, Lee melarikan diri dari Korea Utara atau dengan kata lain membelot ke Korea Utara pada 2000 dan tinggal di Seoul. Enam tahun kemudian, Lee tiba di Toronto, Kanada, bersama dengan istri dan dua anaknya untuk mencari suaka. Namun, Kanada akhirnya menolak untuk memberikan suaka kepada Lee dan keluarganya.

Lee sendiri mulai bekerja sebagai pengawal Kim Jong-il pada 1978, dan dia menjadi penasihat militer dari 1988 hingga 1991, setelah menghabiskan 10 tahun sebagai pelindung Kim. The Star melaporkan bahwa Lee menyatakan telah mencoba melarikan diri sebelumnya dari Korut pada dua kesempatan. Tapi, gagal dan ditangkap, kemudian dikirim ke kamp kerja paksa selama lima tahun.

Baca Juga :  Tangani Korban Ledakan, Rumah Sakit di Ibu Kota Lebanon Kewalahan

“Di kamp konsentrasi Yodok, untuk bertahan hidup, untuk mendapatkan lebih banyak makanan, saya dengan sukarela membawa dan menguburkan narapidana yang meninggal di pegunungan,” kata Lee kepada Star. “Orang-orang akan bertanya satu sama lain, bahwa mereka dimakamkan dengan selembar catatan di botol obat yang berisi detail identitas pribadi mereka. Saya menguburkan lebih dari 300 mayat,” imbuhnya.

Pada akhirnya, Lee berhasil membelot ke Korsel pada 2000. Dia tinggal di Seoul hingga 2006 dan memutuskan pergi ke Kanada dan dengan tujuan bisa menetap di sana. Sebagai pembelot dari Korut, Lee memang seharusnya terus berada di Korsel. Apabila suatu saat meninggalkan Korsel, benar-benar tak kembali lagi. Andai kembali, sudah pasti bakal dicari pemerintah Korsel karena sebelumnya dia adalah warga Korut.

Kendati menerima ancaman saat tinggal di Korea Selatan, Dewan Imigrasi dan Pengungsi Kanada menolak klaim suaka. Lee dinilai tidak memiliki kredibilitas setelah mencoba melepaskan diri dari rezim Korea Utara dan meremehkan hubungannya dengan Kim Jong-il.

Brenda Lloyd, seorang juri suaka yang menolak permintaan Lee, menyatakan bahwa dewan menemukan kurangnya dokumentasi mengingat tuduhannya menjadi sasaran dan karena dua buku yang dia tulis. Salah satunya adalah buku yang berisi dia mengklaim bahwa dia mengadvokasi hak asasi manusia bagi warga Korea Utara selama tinggal di Korea Selatan.

Baca Juga :  Pelancong Asing di Singapura Kini Dapat Asuransi Perlindungan Covid-19

Menurut Star, Lloyd mempertanyakan klaim Lee bahwa dia hampir diculik pada dua kesempatan terpisah saat tinggal di Korea Selatan pada 2004 dan 2007, sejak dia melaporkannya pada 2014, yang melewati batas waktu lima tahun menurut undang-undang untuk penuntutan.

“Menunggu bertahun-tahun setelah insiden untuk mengajukan pengaduan tidak memiliki kredibilitas. Jika dia merasa terancam karena penculikan atau ancaman, tidak kredibel dia akan menunda selama bertahun-tahun,” kata Lloyd dalam keputusannya.

Lee sendiri kecewa dengan keputusan dewan. Dia menyatakan bahwa dalam sistem diktator jika tidak mengikuti apa yang diperintahkan pemerintah maka seluruh keluarga akan dihukum. Lee menambahkan ingin mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Sementara itu, Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch’s Asia Division, seperti dilansir News Week menyatakan bahwa Lee selamat dari kamp penjara politik yang mematikan di Korea Utara sehingga mengherankan Kanada tidak percaya akan keterangan dari Lee.

“Lee memiliki kekhawatiran yang sah tentang bagaimana Seoul akan memperlakukannya saat kembali, terutama jika pemimpin tertinggi Korea Utara saat ini, Kim Jong Un menuntut dia dikembalikan. Kanada seharusnya tidak mempertimbangkan untuk mengirim Lee Young-guk ke mana pun tanpa mendapatkan jaminan konkret di atas kertas dalam keadaan apa pun dia tidak bisa dikirim kembali ke Korea Utara,” ungkap Robertson.

Comment