Pemerintah Beri Bantuan ABK WNI Berupa Sarana Wirausaha

KalbarOnline.com – Anak buah kapal (ABK) jadi salah satu bidang pekerjaan yang paling terdampak pandemi Covid-19. Setidaknya, lebih dari 25 ribu ABK WNI terpaksa kembali ke tanah air karena pariwisata mandek. Merespon kondisi tersebut, pemerintah menyalurkan bantuan modal usaha.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menuturkan, para ABK dan keluarganya diberikan bantuan sarana usaha berupa program inkubasi bisnis. Sebagai tahap awal, bantuan senilai Rp 10 juta diberikan pada 10 keluarga ABK di Brebes, Jawa Tengah. Bantuan ini diharapkan dapat membantu ABK dan keluarganya untuk berwirausaha maupun mengembangkan wirausaha yang sudah ada.

“Bantuan ini merupakan kepedulian dari pemerintah. Tidak hanya ditujukkan bagi awak kapal migran, tetapi juga kepada anggota keluarganya yang terdampak pandemic,” tuturnya saat berdialog dengan ABK di Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (18/8). Seperti diketahui, Brebes merupakan salah satu lumbung ABK WNI yang kerap berangkat ke luar negeri.

Baca Juga :  Kemenparekraf Yakinkan Traveler Sudah Aman untuk Liburan

Dalam kesempatan tersebut, Menaker turut mensosialisasikan mekanisme penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai ABK di kapal berbendera asing. Dia menekankan mengenai pentingnya memahami perjanjian kerja sebelum ditandatangani. Kemudian, mengetahui kredibilitas dan legalitas perusahaan yang akan memberangkatkan mereka. Info mengenai hal tersebut dapat diakses di Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat atau Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA). Sehingga diharapkan tidak akan banyak masalah yang terjadi ketika mereka sudah melaut.

Menurut Menaker Ida, ada berbagai latar belakang masalah yang kerap mendera pekerja migran, khususnya yang bekerja sebagai ABK. Seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), gaji tidak dibayar, penipuan, kecelakaan kerja, perlakuan tidak manusiawi, hingga meninggal saat bekerja dan di larung di perairan lepas. ”Ini tak terlepas dari kurangnya pemahaman akan prosedur bekerja di luar negeri,” ungkapnya.

Usai berdialog dengan para ABK purna, Ida menyempatkan diri mengunjungi rumah keluarga pekerja migran mendiang Abdul Wakhid yang bekerja sebagai ABK di kapal berbendera Tiongkok (Lu Rong Yuan Yu 326). Mendiang Abdul Wakhid meninggal akibat kecelakaan kerja pada Mei 2020 lalu.

Baca Juga :  KPK Akan Dalami Temuan Mendagri Terkait Anggaran Daerah Rp 252,78 T

Menaker menyampaikan, pemerintah terus berkoordinasi dengan perwakilan di Beijing agar jenazah dapat dipulangkan. Sehingga dapat dimakamkan di tanah kelahirannya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, bahwa pihaknya telah memfasilitasi calon ABK dan calon PMI yang ingin bekerja di luar negeri. Pihaknya menyediakan layanan terpadu satu pintu yang datanya tercatat secara resmi dan terus update. ”Dengan data ini maka kita bisa berkolaborasi antara pemerintah pusat dengan daerah,” katanya.

Selain bantuan pada ABK, bantuan sarana usaha lainnya juga diberikan pada 40 orang nelayan yang tergabung dalam 2 kelompok nelayan di Desa Kaliwlingi. Masing-masing kelompok nelayan mendapat bantuan senilai Rp 40 juta.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment