GP Ansor Jateng Dukung Polisi Usut Tuntas Kelompok Penyerang Acara Midodareni di Solo

KalbarOnline.com – Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah mengecam aksi brutal berujung penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang pada acara adat keluarga Midodareni atau kegiatan sebelum acara pernikahan di kawasan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah pada 8 Agustus lalu.

Pernyataan sikap GP Ansor dibacakan di Mapolresta Surakarta sebagai dukungan untuk Polisi agar menuntaskan kasus tersebut. Ketua GP Ansor Surakarta, Arif Sarifudin menyebut peristiwa itu telah mencoreng nama Kota Solo yang dikenal kondusif dan toleran.

“Kami mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri oleh sekelompok orang di Solo,” tegas Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah, Minggu (9/8/2020).

Ia menegaskan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara hukum, mestinya segala persoalan diselesaikan melalui jalur hukum yang ada.

Baca Juga :  Ungkap Kasus Narkoba, BNN Sita 87.415,4 Gram Sabu, 70.227 Butir Ekstasi dan 19 Tersangka

Maka, GP Ansor mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang terlibat dalam aksi brutal tersebut demi menjaga kepercayaan publik pada aparat penegak hukum.

“Kami mendesak kepolisian menindak tegas para perusuh itu. Kami juga mendorong aparat menjamin rasa aman pada siapapun warga Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan adat yang tidak melanggar norma yang berlaku,” tegasnya.

Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin, menambahkan, pihaknya prihatin dengan aksi anarkisme di Pasar Kliwon Solo.

“Kami mengecam tindakan anarkis ini. Kita mendorong aparat kepolisian untuk segera menindak tegas pelakunya,” katanya.

GP Ansor juga mengimbau warga Solo agar tidak terprovokasi dan mempercayakan kasus tersebut kepada Polisi.

Baca Juga :  Walikota Airin Lantik Penjabat Sekda Kota Tangsel

“Saya minta internal kita dan seluruh masyarakat Solo agar terus menjaga kesatuan dan persatuan di Solo,” kata Arif.

Sebelumnya diinformasikan, sekelompok massa membubarkan acara kegiatan midodareni atau doa sebelum pernikahan yang diikuti oleh sekitar 20 orang. Penyerangan ini terjadi di rumah keluarga Umar Assegaf, di Mertodranan, Pasar Kliwon, Surakarta. Sekitar 100 orang menyerah rumah itu karena menduga bahwa acara doa itu adalah ada kegiatan yang berbau syiah.

Saat polisi mencoba mengevakuasi keluarga penyelenggara acara, tiga orang anggota keluarga menjadi korban pemukulan hingga dirawat di Rumah Sakit akibat luka-luka yang diderita. Bahkan Kapolresta Solo Komisaris Besar Andy Rifai turut terkena pukulan kelompok penyerang itu. [rif]

Comment