Tanggapi Pernyataan Siti Nur Azizah, Tim Benyamin Davnie: Dia Lagi Euforia, Jadi Ngomongnya Asal

KalbarOnline.com — Siti Nur Azizah menyampaikan dalam sebuah media bahwa Tangsel memiliki potensi besar, namun ada kekeliruan dalam pengelolaannya. Menurut politisi Partai Demokrat ini, demografi Kota Tangsel bersifat multietnis-kultural. Pengembangan kota juga dinilai relatif cepat, pertumbuhan ekonomi baik.

“Ada sesuatu yang keliru dalam pengelolaan kota ini hingga masih banyak ditemui sejumlah persoalan di beberapa sektor,” demikian kata Azizah, Senin (3/8/2020) lalu.

Dalam penjelasan di media tersebut, Azizah tidak menjelaskan secara rinci persoalan tata kelola yang dimaksud. Ia hanya mengatakan Tangsel memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Karakternya yang multietnis-kultural, juga menjadi salah satu daya tarik mengapa saya memilih untuk berkontestasi di Kota Tangsel,” jelasnya.

Pengalamannya bertugas di Kementerian Agama RI, kata Azizah terutama soal konflik sosial keagamaan menjadi modal besar baginya untuk memahami keberagaman kultur di Tangsel.

Menanggapi hal tersebut, Dede Qodrat dari tim Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan mempertanyakan dimana letak kelirunya. Diskusi akan menarik jika persoalan diurai secara runtut dan runut, tidak putus-putus.

“Kami tidak menemukan subtansi apapun dari berita itu, padahal kalau Nur Azizah menyampaikan dimana letak kelirunya, tentu akan menjadi bahan menarik untuk sama-sama dikaji oleh semua pihak. Mungkin lagi euforia, jadi ngomongnya asal,” ujarnya, Selasa (4/8).

Menaggapi alasan Siti Nur Azizah memilih untuk berkontestasi di Tangsel karena tertarik dengan karatker Tangsel yang multietnis-kultural, Dede Qodrat menilai ketertarikan itu sebagai hal yang wajar. Hanya saja pengalaman sebagai birokrat di Kementrian Agama pasti berbeda dengan pengalaman sebagai birokrat di pemerintahan. Kementrian yang menangani bidang tertentu akan bekerja di bidang itu saja, sementara menjadi birokrat di pemerintahan akan menangani semua hal.

Baca Juga :  Petinggi KAMI, Ahmad Yani Positif Covid-19

“Dalam konteks itu saya kira Pak Benyamin dan Pak Muhammad itu linier pengalamannya di birokrasi pemerintahan dengan jabatan yang akan dikonteskan. Hanya tentu tak bisa dibantah Pak Benyamin jauh lebih senior dari Pak Muhammad baik dari sisi angkatan maupun jabatan”, ujarnya.

Dede menambahkan, dalam hal dimana Nur Azizah tertarik itu, Airin Rachmi Diany sebagai walikota dan Benyamin Davnie sebagai wakil walikota telah menorehkan banyak prestasi. Kementerian Agama, tempat dimana Siti Nur Azizah pernah bekerja, menilai Pemkot Tangsel telah berkontribusi dan berdedikasi tinggi terhadap program-program Kementerian Agama, Bahkan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany dianugerahi sejumlah penghargaan dari Kementerian Agama. Dede Qodrat menyampaikan, pada Kamis, (20/2/2020), Menteri Agama Fachrul Razi secara simbolis menyerahkan penghargaan kepada kepala daerah yang mendukung program Kementerian Agama, dan Tangsel menjadi salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Dari segi kebudayaan, masih pada bulan yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany juga menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020. Penghargaan itu diterima di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2). Penghargaan itu diperoleh karena Airin dan Benyamin dalam konsep dan pembangunannya senantiasa melibatkan dan menjadikan kebudayaan sebagai pijakan.

Baca Juga :  12 Tahun Tangsel, Kepemimpinan Airin Berbagai Prestasi Ditorehkan

“Tidak hanya itu, sang menteri juga menilai Airin selalu mendukung toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Tingginya kepedulian terhadap kepentingan agama juga membuat daerah Tangsel dianugerahi Moeslim Choice Award 2019 yang diberikan atas komitmen mewujudkan lingkungan yang lebih religius,” ujarnya.

Menurutnya, mengatakan keliru tapi tidak tahu dimana kelirunya adalah kekeliruan yang sesungguhnya. Jangan sampai muncul tagline baru di pilkada Tangsel ini, kekeliruan dalam kekeliruan. Semangat ingin memajukan Tangsel itu bagus, tentu semangat saja tidak cukup. Butuh pengalaman, pengetahuan dan keterampilan memerintah yang lengkap.

“Saya kira Pak Ben adalah tokoh yang pas dan lengkap. Ia mantan birokrat yang cukup senior dan disegani. Pak Ben juga politisi yang ramah, lurus dan pekerja yang ulet. Pak Ben paham bagaimana menjadikan Tangsel sebagai rumah bersama seluruh warganya. Pak Ben mengerti bagaimana melanjutkan penataan Tangsel agar menjadi kota kita, kota yang nyaman untuk tinggal, nyaman untuk sekolah dan kuliah, enak untuk berbisnis atau bekerja, aman damai dan asri,” pungkasnya. (ind)

Comment