Kematian Akibat DBD Kembali Bertambah, Kadiskes Kalbar Imbau Masyarakat Aktif Lakukan Promotif Preventif G1R1J

KalbarOnline, Pontianak – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian serius di sejumlah wilayah Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Barat. Seperti diketahui, DBD sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalbar, Erna Yulianti menjelaskan untuk di wilayah Kalimantan Barat sendiri, berdasarkan laporan yang masuk ke pihaknya, terjadi peningkatan kasus kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh DBD di beberapa kabupaten/kota.

“Pada minggu 39 (kasus DBD) mengalami tren penurunan angka kesakitan, tetapi terjadi peningkatan angka kematian dikarenakan DBD bertambah dua kasus. bertambah dari 37 menjadi 39 kasus, hal ini dikarenakan pasien datang kondisi sudah parah ke fasyankes,” jelas Ema, Senin (09/10/2023).

Untuk saat ini, ia memaparkan, bahwa Kalbar termasuk salah satu daerah yang mengalami perubahan yang cukup ekstrim, El Nino, yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD. Hal itu dilontarkannya, mengingat DBD cenderung meningkat saat musim hujan, seperti yang tengah terjadi di beberapa wilayah di Kalbar, beberapa waktu kebelakang.

Baca Juga :  Kasus DBD Meningkat, 3 Rumah di Ketapang Rawat Pasien hingga ke Lorong

“Maka dari itu, saat ini kita juga tengah mendorong masyarakat untuk aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” tegasnya.

Lebih jauh, Ema turut mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan turut aktif dalam melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD, terutama di daerah-daerah endemik.

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, lanjutnya, bisa dilakukan gerakan “Bersama Kita Cegah dan Basmi DBD”, dengan mengedepankan 3M plus.

“Pertama Menguras, bisa dilakukan di tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Kedua Menutup, yakni menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga, Mendaur ulang, dengan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” terangnya.

Baca Juga :  DBD Mewabah, RSUD dr Agoesdjam Ketapang Over Load

“Sementara ‘plus’ dalam pencegahan DBD ini, yakni melakukan upaya menabur bubuk larvasida, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, serta menanam tanaman pengusir nyamuk,” timpalnya.

Terakhir, Erna juga berpesan kepada masyarakat untuk tak segan melapor ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat, apabila terjadi gejala DBD di lingkungan masyarakat. Upaya ini harus dilakukan, agar pasien bergejala bisa segera mendapatkan tindakan secara cepat oleh tenaga kesehatan. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment