Cerita Ibu Si Kembar Pengumpul Sampah di Pontianak, Dianugerahi Penghargaan Hingga Dapat Sepeda dari Wali Kota

KalbarOnline, Pontianak – Dua bocah kembar di Kota Pontianak bernama Faris dan Daris, siswa SDN 34 Pontianak patut menjadi contoh bagi siswa-siswa lainnya.

Kepedulian mereka terhadap lingkungan dengan membawa sampah dari rumah ke bank sampah untuk dikelola merupakan langkah kecil dalam mengatasi persoalan lingkungan.

Atas dedikasinya itu, si kembar Faris dan Daris dianugerahi penghargaan kategori nasabah cilik bank sampah pada puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022.

Tak sampai disitu, keduanya juga mendapat hadiah berupa sepeda lipat dari Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono. Hadiah itu sebagai bentuk apresiasi terhadap kedua anak dari pasangan Samsudin dan Siti Rahmah.

Baca Juga :  11 Pasangan Bukan Suami Istri di Pontianak Terjaring di Empat Hotel, Nihil Anak Bawah Umur

Berdasarkan cerita Siti Rahmah, kebiasaan kedua anaknya itu lebih dari memungut dan membuang sampah ke tempatnya. Faris dan Daris diam-diam sudah sejak tahun 2018 secara berkala mengumpulkan sampah untuk kemudian dijual ke Bank Sampah Rumput Hias yang bertempat di Jalan Petani Gang Berkat Usaha, Kelurahan Sungai Jawi, Kecamatan Pontianak Kota.

Dari ketekunan itu, mereka mendapat pundi-pundi rupiah. Dalam sebulan, kedua siswa SDN 34 Pontianak Kota itu bisa menerima Rp50 ribu.

“Pernah juga sampai Rp100 ribu, terakhir menimbang sampai 33 kilogram,” kata Siti Rahmah, Jumat, 8 April 2022.

Jika dijabarkan, sampah-sampah yang mereka simpan terdiri dari kardus, botol plastik, kertas bekas, besi, bungkus makanan, dan lain-lain. Harganya pun beragam.

Baca Juga :  Gedung Sekolah di Pontianak Ambruk, Kapolresta Pontianak : Kita Tunggu Rekomendasi Tim Ahli

“Kardus itu Rp2.000 per kilogram, botol plastik Rp800 per kilogram, kemudian kertas bekas Rp700 per kilogram,” terang Siti Rahmah.

Siti Rahmah menceritakan awal mula kebiasaan anak-anaknya itu, yang dimotori oleh seorang tetangga yang mendirikan bank sampah di tahun 2018. Diakuinya, setiap hari sejak itu anak-anak di lingkungan sekitar rumahnya mulai mengolah dan memilah sampah.

“Pertama yang aktif itu ibu-ibu, kemudian mengajak anak-anak. Di gang saya banyak anak-anak, di situlah kami membimbing mereka untuk peduli dengan lingkungan, dengan memilah dan mengolah sampah rumah tangga,” pungkasnya.

Comment