Epidemolog: Masyarakat Tidak Perlu Khawatir Terhadap Keamanan Vaksin

KalbarOnline.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus berupaya melakukan pengadaan vaksin Covid-19. Vaksinasi massal Pemberian vaksin ini diharapkan mampu untuk menekan angka penularan dan penyebaran virus Covid-19.

Erick memastikan, kualitas vaksin yang nantinya akan disediakan oleh pemerintah, dijamin aman dan efektif bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan standar yang diakui organisasi kesehatan dunia (WHO).

Menanggapi hal itu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keamanan dari vaksin, selain itu vaksinasi juga merupakan bagian dari pencegahan penyebaran virus Covid-19.

“Pada saatnya vaksin nanti sudah selesai kajiannya dan sudah bisa, kan nanti akan melalui Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) lagi untuk mendapatkan izin edar dan itu akan direview kembali prosedur-prosedur yang sudah lewat direview,” ujar Hariadi kepada wartawan, Kamis (5/10).

  • Baca Juga: 3M Adalah ‘Vaksin’ Paling Aman Saat Pandemi Covid-19

Hariadi juga menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan mengenai tingkat keamanan dari vaksin, sebab menurut Hariadi pemerintah sudah berpengalaman dalam hal berurusan dengan vaksin.

“Jadi menurut saya, kekhawatiran itu tidak perlu berlebihan, kita berurusan dengan vaksin itu kan, selain vaksin ini kan sudah banyak vaksin yang kurang lebih prosedurnya sama, itu kan ada vaksin Hepatitis B, Vaksin anak-anak, prosedurnya semua sama,” ungkapnya.

Baca Juga :  Ada Potensi Bencana di Selatan Jawa, Siapkan Mitigasi Ancaman Tsunami

Hariadi juga mengatakan, vaksin sebelum dilepas ke masyarakat pastinya sudah teruji tingkat keamanannya, selain itu, setelah digunakan oleh masyarakat tetap akan dipantau, apakah muncul gejala-gejala yang tidak diinginkan, yang mestinya tidak terjadi.

“Jadi setelah vaksin itu telah melewati Badan POM, melalui suatu kajian aman dipake untuk masyarakat dan terus dipantau perkembanganya,” terangnya.

Hariadi menyayangkan jika ada masyarakat yang menolak untuk dilakukan vaksinasi, karena mendapatkan informasi yang salah atau termakan berita-berita hoax mengenai vaksin.

“Vaksin itu adalah bagian dari upaya pencegahan, hasilnya memang masyarakat memiliki hak untuk tidak menggunakan, itu sangat disayangkan kalau tidak menggunakannaya karena informasi yang salah, jadi diharapkan masyarakat paham manfaat dari vaksin itu apa,,” ungkapnya

Sehingga Hariadi menyarankan pemerintah untuk mensosialisasikan pentingnya vaksin bagi pencegahan dan penyebaran virus Covid-19 ke masyarakat secara menyeluruh dan utuh.

“Nomor satu paham manfaatnya sehingga tidak ada pikiran bahwa vaksin itu tidak bermanfaat tidak ada yang berpikiran vaksin itu berbahaya sehingga ada ketakutan-ketakutan yang tidak pada tempatnya,” tuturnya.

Baca Juga :  Desak Presiden Prancis untuk Minta Maaf, PKS Kirim Surat

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan, banyak pandemi berhasil diatasi dengan ditemukannya vaksin. Itulah pentingnya vaksin dan vaksinasi. Selain melindungi diri, juga melindungi lingkungan.

“Pemberian vaksin baik melalui cara disuntikkan ataupun diteteskan ke dalam mulut bertujuan untuk membentuk antibodi dalam tubuh yang akan berperan efektif dalam pencegahan penyakit tertentu guna melindungi diri,” bebernya, Rabu (14/10).

Dia juga menjelaskan, imunisasi, atau proses terbentuknya imun dalam tubuh karena vaksinasi bisa membantu terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok). Reisa menambahkan jika rata-rata atau semua masyarakat telah mendapatkan vaksinasi sehingga ada imun tubuh yang melindungi.

“Penyebaran penyakit berkurang. Imunisasi menjadi salah satu cara yang penting agar keluar dari pandemi,” terangnya.

Pemerintah sudah pasti terus memastikan vaksin aman dan efektif untuk digunakan. Proses pembuatan vaksin selalu dilakukan melalui berbagai tahapan yang panjang dan memenuhi prosedur yang ketat hingga dapat diproduksi. Lalu bisa didistribusikan ke masyarakat‎.

Comment