Kekhawatiran Xi Jinping Terbukti, Petani Tiongkok Keluhkan Stok Pangan

KalbarOnline.com – Ancaman krisis pangan di Tiongkok bisa dibilang cukup nyata. Pandemi Covid-19 dan musibah banjir memukul lumbung-lumbung pangan milik petani. Kondisi tersebut membuat Presiden Tiongkok Xi Jinping sempat membuatnya khawatir.

Seorang petani bernama Wang Wei dari desa Baoshang di provinsi Henan, Tiongkok, kecewa karena kemungkinan sangat sulit panen kacang berlimbah. Sudah terpukul akibat panen gandum musim panas yang buruk menyusul kekeringan, lalu disusul hujan lebat yang mengakibatkan banjir.

  • Baca juga: Cemas Tiongkok Krisis Pangan, Xi Jinping: Jangan Buang-buang Makanan!

“Saya tidak dapat mengingat tahun yang mengalami kekeringan separah ini, produksi gandum saya hampir setengahnya dari tahun lalu. Lalu hujan lebat membuat produksi kacang menyusut sepertiga dan produksi jagung turun sekitar 10 persen,” sebt Wang seperti dilansir dari South China Morning Post.

“Terlalu sedikit hujan pada triwulan pertama, tapi terlalu banyak di triwulan kedua,” imbuhnya.

Baca Juga :  Picu Positif Palsu Tes HIV, Australia Batalkan Program Vaksin Covid-19

Wang khawatir terhadap pasokan biji-bijian Tiongkok tahun ini. Menurut Kementerian Pertanian Tiongkok, antara 2004 dan 2019, panen yang baik tercapai di Tiongkok dengan hasil biji-bijian tahun lalu sebanyak 54 persen lebih tinggi dibanding 2004.

Para pejabat sempat menjamin bahwa pada April ada cukup gandum dan beras di gudang untuk kebutuhan penduduk Tiongkok selama setahun. Namun, Tiongkok tetap meningkatkan upaya untuk pentingnya menjaga swasembada biji-bijian termasuk beras, gandum, dan jagung.

Baca Juga :  Final Piala Dunia 2022, Sujiwo Optimis Prancis Bakal Kubur Mimpi Argentina di Lusail Stadium Qatar Malam Ini

Xi Jinping menekankan pentingnya keamanan pasokan biji-bijian selama kunjungan ke provinsi Jilin pada Juli. Dan, Xi Jinping pada minggu lalu mencetuskan kampanye habiskan makan di piring agar jangan sampai rakyat menyia-nyiakan makanan.

Pesan tentang penghematan makanan itu berubah menjadi kampanye nasional. Restoran berjanji untuk menyajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Dan, anggota parlemen membuat aturan hukum untuk siapa saja yang menyia-nyiakan limbah makanan.

Di Henan, yang menyumbang sekitar 10 persen dari hasil biji-bijian Tiongkok, para petani menjadi enggan menjual gandum karena pasokan terbatas. Banyak petani menimbun hasil pangan dengan harapan harga akan terus naik karena pasokan yang sulit akibat pandemi virus Korona.

Comment