Diduga Panic Buying, Seorang Pria Tewas Lihat Stok Kebutuhan di Rak Toko Kosong

KalbarOnline.com – Ini peringatan untuk siapapun untuk tidak terjebak ‘panic buying’ corona. Apalagi jika memiliki riwayat penyakit tertentu. Di Inggris, seorang pria berusai 80-an dikabarkan meninggal saat tahu stok kebutuhan yang diperlukanya kosong saat dia mendatangi sebuah toko.

Meski sempat dibawa ke Rumah Sakit universitas Milton Keynes, namun nyawa pria nahas itu tak terselamatkan. Kematian pria ini menambah jumlah kematian akibat virus corona di Inggris menjadi dua orang.

Mengutip Sky News, saat berada di RS, pria tersebut sempat dites corona dan hasil tes mengkonfirmasi ia menderita COVID-19. “Mohon maaf dan dengan sangat menyesal, saya harus melaporkan pasien kedua di Inggris yang dites positif COVID-19 telah meninggal,” kata profesor Chris Whitty.

“Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan teman-temannya, dan meminta agar privasi mereka dihormati,” sambungnya.

Profesor Whitty mengatakan pelacakan kontak sedang dilakukan untuk menemukan siapa saja yang melakukan kontak dengan korban pada hari-hari sebelum kematiannya.

Baca Juga :  PT. J Resources Kirim Bantuan Drump Truck Untuk Korban Banjir di Malaysia

Pihak Rumah Sakit Universitas Milton Keynes, NHS Foundation Trust, mengkonfirmasi, meski ada yang meninggal akibat korona, namun pelayanan tetap “berjalan normal”.

Kasus Terkonfirmasi 24 Jam Terakhir

Empat puluh delapan kasus virus corona baru telah dikonfirmasi di Inggris selama 24 jam terakhir, menjadikan total kasus di negara tersebut menjadi 164.

Pada Kamis, (5/3/2020), seorang wanita berusia 70-an menjadi orang pertama di Inggris yang meninggal setelah didiagnosis dengan coronavirus. Rumah Sakit Royal Berkshire Reading mengatakan wanita itu telah “keluar masuk rumah sakit” karena alasan sakit lain, tetapi dirawat pada Rabu malam dan dinyatakan positif.

Sementara itu, dua staf British Airways, yang diyakini sebagai penanggungjawab bagasi, dinyatakan positif terkena virus corona pada Jumat dan sedang dalam pemulihan di rumah secara terpisah.

Baca Juga :  Tolak UU Cipta Kerja, Mahasiswa dan Buruh Geruduk Istana Hari Ini

Juga, Facebook akan menutup kantornya di London hingga Senin, (9/3/2020) dan menyuruh sejumlah staf untuk bekerja dari rumah setelah seorang karyawan didiagnosis menderita COVID-19.

“Karyawan yang didiagnosis dengan virus itu biasanya berbasis di Singapura,” kata pihak perusahaan itu kepada Sky News, seraya menambahkan, korban sempat mengunjungi kantor-kantor di London antara 24-26 Februari.

Sementara itu, pemerintah setempat juga menggandeng kerjasama dengan sejumlah supermarket. “Itu untuk memastikan persediaan makanan karena jumlah orang yang terisolasi sendiri akibat virus terus meningkat,” kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.

Dia berusaha meyakinkan publik setelah kondisi panic buying di beberapa lokasi. ‘Pemerintah bekerja keras memastikan bahwa jika orang mengisolasi diri sendiri, mereka bisa mendapatkan makanan dan pasokan yang mereka butuhkan,” jelasnya, seraya mengatakan, sama sekali tidak perlu bagi individu untuk berkeliling membeli lebih dari yang mereka butuhkan,”.[asa]

Comment