Gereja Katolik Stasi Santa Theresa di Tanjung Kelansam Diresmikan

KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang Jarot Winarno, didampingi Uskup Anggung Pontianak yang juga Administrator Apostolik Keuskupan Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr, meresmikan Gereja Katolik Stasi Santa Theresa Paroki Santo Mikael Tanjung Baung Desa Tanjung Kelansam, Kabupaten Sintang, Sabtu (03/12/2016).

Dalam sambutanya Bupati Jarot mengharapkan kehadiran gereja baru ini harus mampu memperkuat keimanan masyarakat untuk terus menerapkan ajaran agama dengan baik.

“jaga terus hubungan baik dengan umat beragama lain, jaga persatuan dan relasi dengan masyarakat lain,” pesannya.

Bupati Jarot menceritakan,  pada tahun 1989 lalu,  dirinya sudah berkunjung ke Tanjung Kelansam. Saat itu dia masih menjadi dokter di Puskesmas Sungai Durian.

“Desa Tanjung Kelansam tidak boleh dilupakan, Saya mohon maaf jika selama ini dianggap dilupakan, kedepan mari kita bangun desa ini supaya lebih maju,” ajak Bupati.

Baca Juga :  Gawai Dayak Kabupaten Sintang Siap Digelar

Administrator Apostolik Keuskupan Sintang Mgr. Agustinus Agus, Pr menyampaikan dirinya sudah dua kali memberkati gereja di Tanjung Kelansam. Gereja yang baru diresmikan ini menandakan adanya perkembangan pertumbuhan umat  dan pembangunan di daerah setempat.

“sebelumnya disini sudah ada gereja, namun sudah tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin bertambah, sehingga dibangunlah gereja baru yang lebih besar,” kata Uskup.

Dia menerangkan Keuskupan Sintang saat ini masih menyelesaikan pembangunan gereja katedral, sehingga  belum bisa membantu pendanaan dalam pembangunan gereja yang ada.

“beginilah kondisinya, tapi yang jelas  umat disini jaga terus perdamaian di wilayah,” pintanya.

Dihadapan umat Katolik Desa Tanjung Kelansam, Uskup juga memuji gaya kepemimpinan Bupati Sintang H. Jarot Winarno yang dekat dan tidak ada jarak dengan masyarakat.

“Bupati kita ini merakyat,” ujarnya.

Baca Juga :  Bupati Sintang Hadiri Perayaan HUT PEPABRI

Sementara Ketua Panitia Pembangunan Gereja menyampaikan bahwa, total dana yang diperlukan untuk pembangunan gereja baru ini sekitar Rp 130 juta, dana tersebut hasil swadaya umat setempat.

“Ada juga bantuan dari pihak lain dalam bentuk material,” bebernya.

Dia menerangkan, Gereja baru  ini berukuran 10 x 21 meter yang dibangun selama 4 tahun dimulai pada tahun 2012 lalu.  Kendati demikian Gereja lama yang berukuran 6 x 12 meter tidak dibongkar.

“Gereja lama diresmikan pada tahun 1997, tidak kami bongkar,” tuturnya

Leonardus Miau, Pr Pastor Paroki Santo Mikael Tanjung Baung menjelaskan bahwa umat Katolik di Stasi Santa Teresa hanya ada 100 jiwa.

“Saya bangga dengan jumlah umat yang tidak banyak, namun mampu menyelesaikan pembangunan gereja ini. Saya juga minta supaya iman umat di sini semakin kuat dan berkembang,” harapnya. (Sg)

Comment