Penanganan Stunting di Kalbar Terus Tunjukkan Kemajuan Positif, Harisson Minta Semua Pihak Jangan Kendor

KalbarOnline, Pontianak – Penanganan stunting di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mampu menunjukkan progres yang positif. Pada 2024 ini, Kalbar bahkan telah berhasil keluar dari 12 provinsi dengan kategori stunting tertinggi di Indonesia. Dengan penurunan sebesar 3,3 persen, kini stunting Kalbar berada pada angka 24,5 persen.

Hasil tersebut didapat berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis beberapa waktu belakangan. Di mana Kalbar berhasil unggul di atas 16 provinsi lainnya di Indonesia. Bahkan stunting Kalbar berada jauh dari Provinsi Papua Tengah yang kini di angka 39,4 persen.

Penurunan angka stunting Kalbar itu tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar bersama stakeholder terkait. Termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalbar yang getol dan menghadirkan beragam inovasi untuk stunting.

“Berdasarkan data SKI 2023 angka stunting Kalbar turun ke angka 24,5 persen, Kalbar telah keluar dari 12 provinsi stunting tertinggi se Indonesia,” ungkap Pj Gubernur Kalbar, Harisson, Rabu (03/04/2203).

Komitmen keseriusan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting itu pun terus ditunjukkan oleh Pj Gubernur Harisson bersama Pj Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari. Dalam setiap kali kunjungan kerja (kunker) ke kabupaten kota, keduanya selalu menyambangi posyandu-posyandu.

Letak posyandu yang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat sangat strategis untuk berperan dalam peningkatan pengetahuan ibu-ibu. Intervensi langsung ke posyandu menjadi strategi jitu yang dilakukan Pemprov Kalbar bersama sejumlah pihak untuk menekan angka stunting.

Pj Gubernur Harisson menyebutkan, upaya untuk mempersiapkan SDM yang mumpuni harus digencarkan dari sekarang. Terutama dalam mewujudkan tenaga kerja yang handal untuk menduduki posisi berbagai strategis.

Ia menambahkan, persiapan tersebut bisa dilakukan sejak dini, misalnya pengetahuan pola asuh yang baik kepada ibu-ibu. Maka menurutnya upaya untuk turun langsung memberikan edukasi gizi sangat penting.

Baca Juga :  Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar Berganti, Kini Dijabat Anggini Sari

“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” serunya.

Setiap turun ke posyandu, Harisson juga selalu berpesan kepada ibu-ibu untuk mempersiapkan generasi emas dalam menyambut bonus demografi 2024 mendatang. Pada tahun tersebut dikatakan Harisson, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara maju.

“Maka ketika menjadi negara maju Indonesia membutuhkan tenaga kerja, maka tugas kita semua mempersiapkan tenaga kerja yang akan bekerja pada 2045,” pesan Harisson.

“Jangan sampai anak-anak kita pada 2045 nanti tumbuh tidak sesuai kompetensi, jangan sampai tenaga kerja kita menjadi tenaga kasar,” sambungnya.

Harisson mengatakan upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap penurunan angka stunting adalah peningkatan pengetahuan ibu-ibu. Terutama terkait pola asuh, pentingnya imunisasi dan pemberian MPASI tepat gizi.

Maka itu, ia menilai edukasi terkait menu bergizi yang dapat diberikan ibu-ibu kepada baduta balitanya harus terus digalakkan. Para ibu-ibu menurutnya harus menjadi perhatian untuk diberikan pengetahuan akan makanan penuh gizi yang dapat diberikan kepada anak-anak mereka.

“Ajarkan di posyandu itu demo memasak makanan bergizi, kemudian langsung disuapkan ke anak-anak itu makanan yang kita buatkan,” jelasnya.

Di posyandu, Pj Ketua TP-PKK Windy Prihastari juga selalu memberikan edukasi langsung tentang pemberian MPASI tepat gizi. Edukasi langsung ini dinilai Windy sangat penting, agar terjadi interaksi langsing dengan ibu-ibu di setiap posyandu yang dikunjungi.

Bahkan pada saat edukasi, ia pun memberikan contoh secara langsung berbagai menu-menu olahan MPASI yang tepat gizi. Agar anak-anak mendapatkan gizi yang cukup terutama dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Baca Juga :  HUT ke-52 Korpri, Wako Edi: Mantapkan Netralitas, Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu

“Ini bukan hanya gerakan seremonial akan tetapi harus pastikan asupan gizi yang masuk ke baduta dan balita sebagai MPASI itu adalah asupan gizi yang sudah benar,” jelasnya.

Ditekankan Windy, terdapat tiga komponen yang wajib ada dalam MPASI yakni karbohidrat, protein hewani, dan lemak. Untuk karbohidrat bisa didapatkan dari bubur nasi, bubur beras, atau nasi lembut.

“Bukan beras merah, karena banyak serat dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak hingga usia 11 bulan karena akan susah dicerna,” tuturnya.

Lalu protein hewani yang bisa didapatkan dari ikan, ayam, daging atau telur dan lainnya. Terlebih di Kalbar sangat berlimpah ikan maka harus dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi anak. Ikan juga memiliki tekstur yang lebih lembut jika dibandingkan daging sapi atau ayam.

“Ikan apa saja bisa diberikan memang paling bagus di Kalbar ini karena banyak ikan, ikan kita berikan karena teksturnya lebih lembut dan mudah dicerna oleh bayi,” ungkap Windy.

Sedangkan untuk lemak bisa didapatkan dari minyak sayur, minyak makan, margarin, dan santan. Lemak juga bisa didapatkan dari hasil olahan ikan dan ayam. Untuk minyak cukup diambil dua sendok sesuai takaran umur dan diberikan ke bayi.

Windy mengungkapkan ketiga komponen tersebut pun tidak perlu dicampurkan untuk dimasak menjadi satu seperti nasi tim.

Cukup dimasak secara terpisah lalu komposisi dari karbohidrat, protein hewani dan lemak diambil satu persatu lalu diperek, untuk kemudian diberikan kepada balita atau baduta sebagai MPASI.

“Kita harus terus mendorong perubahan mindset serta memberikan informasi dan edukasi kepada ibu-ibu yang mempunyai anak bayi dua tahun untuk MPASI tepat gizi,” tutup Windy. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment